Prototipe Model Teknik Penerjemahan Istilah dan Ungkapan Budaya dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia
View/ Open
Date
2018Author
Rajagukguk, Rosdiana
Advisor(s)
Saragih, Amrin
Nababan, M.R.
Lubis, Syahron
Metadata
Show full item recordAbstract
This study aims at (1) describing the techniques used by translators in translating
the novel "The Old Man and The Sea" into Bahasa Indonesia, (2) analyzing the
impact of the translation technique on the quality of cultural expression
translation based on accuracy, acceptability and readability, 3) analyzing the
differences and similarities of the translators’ techniques in 3 versions of
translated novel “The Old Man and the Sea” with the translation techniques
found in the previous 4 studies, and (4) prototyping the technique of translating
English contextual cultural expressions into Bahasa Indonesia.
This research used a descriptive-qualitative method employing a case study
design. The data sources were documents, informants, and raters selected based
on the criteria (purposive sampling techniques). The document is a novel entitled
“The Oldman and The Sea” and its translation in Bahasa Indonesia by three
translators. The informant is composed of 6 raters who assessed the quality of the
translation based on the level of accuracy, acceptability, and readability. The
data were (1) words, phrases and contextual clauses in the novel “The Old Man
and The Sea” and its translation in 3 versions, (2) experts or informants’
statements regarding the level of accuracy, acceptability, and readability. The
data were collected by document analysis techniques, questionnaires, and indepth
interviews.
The research findings were as follows. First, the three translators used different
translation techniques. Translator A used 10 translation techniques, translator B
used 11 translation techniques, and C translator used 12 translation techniques.
Based on the frequency of its uses, the borrowing technique was the technique
most frequently used by the three translators, then the second frequent technique
was established equivalent, and the third and fourth frequent techniques were
generalization and explicit. Furthermore, in terms of the application of couplet
translation techniques, it was found that translator A did it 3 times, translator B 6
times, and translator C 12 times. The variants of couplet are: Established
Equivalent + Addition, Deleting + Pure Borrowing, Established Equivalent +
Pure Borrowing, Explicit + Pure Borrowing, Established Equivalent + Deletion,
Generalization + Pure Borrowing, Established Equivalent + Pure Borrowing,
Established Equivalent + Pure Borrowing, Additions + Pure Borrowing,
Established Equivalent + Explicit, Established Equivalent + Pure Borrowing,
Explicit + Reduction, Addition + Pure Borrowing, and Additions + Borrowing.
Secondly, in terms of the quality, translator A was rated 2.85, translator B was
rated 2.80, and the lowest was translator C was rated 2.71.
There were 79 data (85.86%), 73 data (82.02%), and 79 data (79.59%) were
accurately translated by Translator B, A, and C. Meanwhile, 18 data (18.36 %),
13 data (14.61%), 11 data (11.88%) were translated less accurately by translator
C, A, and B. While 3 data (3.36%), 2 data (2,16 %), and 2 data (2.04%) were
translated inaccurately by translator A, B, and C. The high accuracy level was influenced by borrowing techniques, established equivalent, while less accurate
translation was influenced by generalization, paraphrase, particularization, and
inaccurate translation was influenced by the reduction technique and deleting
technique. From the aspect of acceptability, the average score of translator A was
2.60, the score of translator B was 2.44 and the lowest score was addressed to
translator C was 2.31. The technique that most influenced acceaptability of
translation was pure borrowing technique . Third, the similarities found in these
three translators included (i) borrowing technique was the technique most
frequently used; and (ii) the quality of translations of all three translators was
good, high acceptable, high readable. While the differences found in these three
translators included (i) the translation reduction technique was the only technique
applied by translator C; (Ii) translator A and translator B more frequently applied
generalization techniques; and (iii) translator C more frequently used addition
and deletion techniques. Fourth, the prototype of translating contextual cultural
expressions was offered but further research was required to further reveal the
most appropriate translation technique in translating contextual cultural
expressions for more accurate translation results. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan teknik yang digunakan
penerjemah dalam menerjemahkan novel “The Old Man and The Sea” ke dalam
bahasa Indonesia, (2) menganalisis dampak penerapan teknik penerjemahan
tersebut terhadap kualitas terjemahan ungkapan budaya berdasarkn keakuratan,
keberterimaan dan keterbacaan, (3) menganalisis perbedaan dan persamaan teknik
penerjemah dalam 3 versi terjemahan novel The Old Man and The Sea dengan
teknik penerjemahan yang ditemukan dalam 4 penelitian sebelumnya, dan (4)
memolakan prototipe teknik penerjemahan ungkapan berkonteks budaya bahasa
Inggris ke dalam bahasa Indonesia.
Penelitian ini menggunakan deskriptif-kualitatif dengan desain studi kasus
terpancang. Sumber data adalah dokumen, informan, dan rater yang dipilih
berdasarkan kriteria (purposive sampling techniques). Dokumen berupa novel The
Oldman and The Sea dan hasil terjemahannya dalam bahasa Indonesia oleh tiga
penerjemah. Informan terdiri dari 6 orang rater yang menilai kualitas terjemahan
atau tingkat keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan. Data terdiri dari (1) kata,
frasa, dan klausa berkonteks budaya dalam novel The Old Man and The Sea dan
terjemahannya dalam 3 versi, (2) pernyataan informan ahli atau rater mengenai
tingkat kakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan. Data penelitian dikumpulkan
dengan teknik analisis dokumen, kuesioner, dan wawancara mendalam.
Temuan penelitian adalah sebagai berikut. Pertama, ketiga penerjemah
menggunakan jumlah teknik penerjemahan yang berbeda. Penerjemah A
menggunakan 10 teknik penerjemahan, penerjemah B 11 teknik penerjemahan,
dan penerjemah C sebanyak 12 belas teknik penerjemahan. Berdasarkan frekuensi
penggunaannya, peminjaman menjadi urutan pertama oleh ketiga penerjemah,
selanjutnya urutan kedua adalah adalah padanan mapan, urutan ketiga dan
keempat adalah generalisasi dan eksplisitasi. Selanjutnya, dari segi penerapan teknik
penerjemahan kuplet, ditemukan bahwa penerjemah A melakukannya sebanyak 3
kali, penerjemah B 6 kali, dan penerjemah C 12 kali. Varian kuplet yang ditemukan
adalah: Padanan Mapan + Penambahan, Penghilangan + Peminjaman Alamiah,
Padanan Mapan + Peminjaman Murni, Eksplisitasi + Peminjaman Murni, Padanan
Mapan + Penghilangan, Generalisa + Peminjaman Alamiah, Padanan Mapan +
Peminjaman Murni, Padanan Mapan + Peminjaman Alamiah, Penambahan +
Peminjaman Murni, Padanan Mapan + Eksplisitasi, Padanan Mapan +
Peminjaman Murni, Eksplisitasi + Reduksi, Penambahan + Peminjaman Murni,
dan Penambahan + Peminjaman. Kedua, dalam hal kualitas terjemahan untuk rerata
Penerjemah A yaitu angka 2,85 disusul oleh Penerjemah B yaitu angka 2, 80 dan
terendah adalah Penerjemah C yaitu 2,71. Terdapat 79 data (85,86%), 73 data
(82,02%), dan 79 data (79,59%), paling akurat oleh penerjemah B, A, dan C.
Tingkat kurang akurat sebanyak 18 data (18,36%), 13 data (14,61%), dan 11 data (11,88%) data oleh penerjemah C, A, dan B. Tingkat tidak akurat sebanyak 3 data
(3,36%), 2 data (2,16%), dan 2 data (2,04%) oleh penerjemah A, B, dan C. Untuk
tingkat keakuratan tinnggi dipengaruhi oleh teknik peminjaman, padanan mapan,
sementara kurang akurat oleh generalisasi, parafrasa, partikularisasi, dan tidak
akurat dipengaruhi oleh teknik reduksi dan penghilangan. Dari aspek
keberterimaannya adalah terjemahan Penerjemah B yaitu angka rata-rata 2,60
disusul oleh Penerjemah A yaitu 2,44 dan terendah adalah Penerjemah C yaitu
pada angka rata-rata 2,31. Persentase data tersebut yakni 59 data (66,29%), 64
data (69,56%), dan 65 data (66,32%) oleh penerjemah A, B, dan C. Teknik yang
paling mempengaruhi keberterimaan ini adalah teknik peminjaman murni. Ketiga,
persamaan yang ditemukan dari ketiga penerjemah ini adalah (i) teknik
peminjaman merupakan teknik penerjemahan yang paling dominan digunakan;
dan (ii) kualitas hasil terjemahan ketiga penerjemah adalah baik semuanya,
berterima tinggi dan memiliki keterbacaan tinggi atau mudah dibaca. Sedangkan
perbedaan yang ditemukan dari ketiga penerjemah ini adalah (i) teknik
penerjemahan reduksi hanya diterapkan oleh penerjemah C; (ii) penerjemah A dan
penerjemah B lebih sering menerapkan teknik generalisasi; dan (iii) penerjemah C
lebih sering menggunakan teknik penambahan dan penghilangan. Keempat,
prototipe penerjemahan ungkapan berkonteks budaya sudah ditawarkan namun
perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk lebih mengungkapkan teknik
penerjemahan yang paling tepat dalam menerjemahkan ungkapan berkonteks
budaya demi hasil terjemahan yang lebih akurat.