Show simple item record

dc.contributor.advisorSihombing, Tunggul
dc.contributor.authorPurwanto, Harry Cahya Pratama
dc.date.accessioned2021-04-09T07:31:22Z
dc.date.available2021-04-09T07:31:22Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/31853
dc.description.abstractDalam proses adaptasi program aplikasi e-Perizinan menyebabkan perubahan besar pada pihak implementor, yaitu berubahnya Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai menjadi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai. Selain itu, dalam proses implementasinya e-Perizinan yang seharusnya sudah online namun hanya sebatas untuk antrian saja. Seharusnya online diterapkan sampai pada proses penerbitan izin. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif yang menjelaskan fenomena secara mendalam melalui pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan teori yang disampaikan oleh Stephen P. Robbins dengan kategori adaptasi yang meliputi perubahan struktur, teknologi, penataan fisik dan sumber daya manusia. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai dalam pelaksanaannya masih memiliki kendala diantaranya kuantitas sumber daya manusia yang minim per seksinya, sehingga seksi yang permintaan pembuatan izin yang banyak seperti izin kesehatan dan izin mendirikan bangunan cukup kewalahan. Proses verifikasi data yang masih manual sehingga belum bisa menjadi online yang sepenuhnya hanya sebatas online untuk pengantrian. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai perlu memaksimalkan berjalannya aplikasi e-Perizinan dengan melakukan perubahan teknologi sampai proses pembuatan hingga penerbitan izin sudah online secara keseluruhan.en_US
dc.description.abstractIn the process of adaptation of the e-Perizinan application program, it caused a big change on the implementor, namely the change of the Binjai City One-Stop Integrated Service Office to the Binjai City One-Stop Investment and Integrated Service Office. In addition, in the process of implementing e-Perizinan that should have been online but only limited to queuing. Online should be applied until the permit issuance process. The research method used in this research is descriptive qualitative which explains the phenomenon in depth through data collection. This study uses the theory presented by Stephen P. Robbins with the category of adaptation which includes changes in structure, technology, physical arrangement and human resources. The Office of Investment and Integrated Licensing Services at the One Door of Binjai City in its implementation still has constraints including a minimal quantity of human resources per section, so that the section that requests for making numerous permits such as health permits and building construction permits is quite overwhelmed. The data verification process is still manual so that it cannot be online which is entirely limited to online queuing. The Binjai City One-Stop Integrated Investment and Licensing Service Office needs to maximize the running of the e-Perizinan application by making technological changes until the process of making the permit issuance is entirely online.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectAdaptasien_US
dc.subjectSmart Cityen_US
dc.subjectAplikasi e-Perizinanen_US
dc.titleAdaptasi Aplikasi Elektronik Perizinan (e-Perizinan) Izin Penyelenggaraan Praktek Bidan dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Kota Binjaien_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM140903133
dc.description.pages99 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record