Lapo Tuak Sebagai Arena Interaksi Sosial pada Masyarakat Batak Toba (Studi Deskriptif Lapo Tuak di Desa Belang Malum, Kota Sidikalang)
View/ Open
Date
2021Author
Angkat, Lolo Romianna
Advisor(s)
Simanihuruk, Muba
Metadata
Show full item recordAbstract
The title raised in this study is Lapo Tuak as an arena for social interaction in the Batak Toba community, in Belang Malum village, sidikalang district. Through this research, the researcher wanted to see how the forms of social interaction that took place in the tuak lapo and how the behavior of the lapo tuak visitors in the village of Belang Malum.
The method used in this research is descriptive with a qualitative approach. This method aims to reveal events or facts, phenomena, and circumstances that occur by interpreting and describing the data related to the current situation in the community. This research was conducted in Belang Malum village, Sidikalang sub-district, by interviewing 12 informants.
Lapo tuak is a place used for social interaction and gathering. Lapo tuak is synonymous with the Batak community, especially the Toba Batak community. Every lapo tuak is always associated with the Toba Batak community and in fact, in the tuak lapo there must be Btak Toba people. The Toba Batak ethnic community likes to gather while eating together, and in the end it becomes an event for discussion. For most Toba Batak people, lapo tuak is really a place to communicate, let go of longing, a place to make appointments, and it can also be a place to solve problems regardless of social status.
The result of this research is that lapo tuak is a public space that can be used as a place for social interaction. This thesis also describes the forms of social interaction that occur in lapo tuak including cooperation, competition, conflict and accommodation that can occur at certain times and each form of interaction can be in the form of interactions between individuals and individuals, individuals with groups, and groups with the group. Judul yang diangkat pada penelitian ini adalah Lapo Tuak sebagai arena interaksi sosial pada masyarakat batak toba, di desa Belang Malum kecamatan sidikalang. Lewat penelitian ini peneliti ingin melihat bagaimana bentuk bentuk interaksi sosial yang terjadi di lapo tuak dan bagaimana perilaku para pengunjung lapo tuak yang ada di desa Belang Malum.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif dengan pendekatan kualitatif. Metode ini bertujuan untuk mengungkapkan kejadian atau fakta, fenomena, dan keadaan yang terjadi dengan menafsirkan dan menguraikan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi dalam masyarakat.penelitian ini dilakukan di desa Belang Malum kecamatan Sidikalang, dengan mewawancarai 12 informan.
Lapo tuak menjadi tempat yang digunakan untuk berkumpul dan melakukan interaksi sosial. Lapo tuak identik dengan masyarakat Batak, khususnya masyarakat Batak Toba. Setiap lapo tuak selalu dikaitkan dengan masyarakat Batak Toba dan memang kenyataanya di dalam lapo tuak pasti ada orang Btak Toba. Masyarakat etnis Batak Toba senang berkumpul sambil makan bersama, dan pada akhirnya menjadi acara untuk diskusi. Bagi kebanyakan masyarakat Batak Toba, lapo tuak benar-benar merupakan tempat ber komunikasi, melepaskan rindu, tempat membuat janji, serta bisa juga untuk menyelesaikan masalah tanpa memandang status sosial.
Hasil dari penelitian ini adalah lapo tuak merupakan salah satu ruang publik yang dapat digunakan sebagai tempat untuk melakukan interaksi sosial masyarakat. Skripsi ini juga menggambarkan bentuk-bentuk interaksi sosial yang terjadi di lapo tuak diantaranya adalah Kerjasama, persaingan, konflik dan akomodasi yang dapat terjadi pada waktu tertentu serta masing-masing bentuk interaksi tersebut dapat berupa interaksi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok
Collections
- Undergraduate Theses [1027]
