Fabrikasi Lignin/Peo dengan Metode Elektrospinning sebagai Bahan Penyaring Emisi Gas Karbon Monoksida

Abstract

Carbon monoxide (CO) is the main pollutant from motor vehicle emissions. The impact of CO gas on human health is to bind blood hemoglobin thus reducing the capacity of the blood to bind oxygen. Therefore it is necessary to strive to control gas from motorized vehicles. One alternative that can be done is the use of lignin as an air filter fabricated by the electrospinning method. The fabricated air filter acts as an adsorbent because the resulting fiber is an absorbent and porous medium. Lignin / PEO solutions were characterized by viscosity and conductivity, while for Lignin / PEO nanoservers were characterized by FTIR, TGA, SEM, and CO gas emission tests. The results of the fiber morphological analysis obtained show that the conclusion from the higher lignin weight ratio (6:15) has a higher CO gas adsorption activity as well, because the resulting nanoseric diameter is smaller around 50-300 nm, so that the resulting filtration power is equal to 88.8% of the total gas emission of 2.43% CO gas. The diameter of the lignin fiber adsorbent affects the absorption of CO gas because it is closely related to the surface area that will affect the rate of absorption that will occur, the data occurs with higher conductivity values (45,5-61.2 mS / cm) and viscosity values from 1790-621 mPas.

Karbon monoksida (CO) merupakan polutan utama dari emisi kendaraan bermotor. Dampak gas CO bagi kesehatan manusia adalah kemampuannya mengikat haemoglobin darah sehingga menurunkan kapasitas darah untuk mengikat oksigen. Maka dari itu perlu diupayakan pengendalian emisi gas CO dari kendaraan bermotor. Salah satu alternative yang dapat dilakukan yaitu pemanfaatan lignin sebagai penyaring udara yang difabrikasi dengan metode elektrospinning. Penyaring udara yang difabrikasi bersifat sebagai adsorben karena serat yang dihasilkan merupakan media penyerap dan berpori. Larutan Lignin/PEO dikarakterisasi viskositas dan konduktivitas, sedangkan untuk nanoserat Lignin/PEO dikarakterisasi FTIR, TGA, SEM dan uji emisi gas CO. Hasil analisa morfologi serat yang diperoleh menunjukkan bahwa konsentrasi perbandingan berat lignin yang semakin tinggi (6:15) mempunyai efisiensi adsorpsi gas CO yang lebih tinggi juga, disebabkan diameter nanoserat yang dihasilkan lebih kecil yakni berkisar 50-300 nm, sehingga daya filtrasi yang dihasilkan sebesar 88,8% dari total emisi gas sebesar 2,43% gas CO. Diameter adsorben serat lignin mempengaruhi penyerapan gas CO karena berkaitan erat dengan luas permukaan yang akan mempengaruhi tingkat penyerapan yang akan terjadi, data diperkuat dengan nilai konduktivitas yang semakin tinggi (45,5-61,2 mS/cm) dan nilai viskositas dari 1790-621 mPas.