Studi Eksperimental Flexure Bata ringan CLC Menggunakan Variasi Penambahan Limbah Styrofoam
View/ Open
Date
2021Author
Napitupulu, Anggreny Angelia
Advisor(s)
Karolina, Rahmi
Metadata
Show full item recordAbstract
Meningkatnya penggunaan styrofoam telah memicu substansial masalah lingkungan. Sampah styrofoam merupakan sampah yang tidak dapat terurai (non-biodegradeable) dan secara signifikan cenderung semakin meningkat penggunaannya. Salah satu cara dalam mengatasi hal tersebut yaitu dengan menggunakan kembali sampah styrofoam seperti pengaplikasian pada bidang konstruksi yaitu pada bata ringan Celullar Lightweight Concrete (CLC). Penambahan styrofoam dalam campuran bata ringan akan membentuk rongga sehingga mengurangi berat bata ringan secara keseluruhan dan terbentuk bata ringan dengan berat volume ≤ 1900 kg/m3.
Berkaitan dengan hal tersebut, diadakan penelitian yang menggunakan cacahan styrofoam sebagai bahan pengisi pada campuran bata ringan sebesar 10%, 20%, dan 30% terhadap volume beton. Bata ringan styrofoam dicetak dalam cetakan bata ringan dengan ukuran 60 x 15 x 15 cm dan jumlah benda uji masing-masing 3 buah setiap variasi. Pengujian kuat lentur (flexure) bata ringan dilakukan pada umur 28 hari.
Bata ringan dari hasil penelitian ini memiliki bidang permukaan yang tidak cacat, sudut dan rusuk yang siku, serta penyimpangan ukuran yang tidak melebihi batas toleransi dari persyaratan SNI 03-0349-1989. Selain itu, jika ditinjau dari berat isi semakin banyak Styrofoam yang digunakan maka berat jenisnya akan semakin rendah dengan berat jenis rata- rata 500- 800 kg/m3. Hasil pengujian absorpsi menunjukkan bata ringan kedap air dengan daya serap air ≤ 25% dan kuat lentur bata ringan pada variasi Styrofoam 0%, 10%, 20%, dan 30% secara berturut-turut memiliki kuat lentur rata-rata sebesar 1.014 MPa, 0.931 MPa, 0.893 MPa, dan 0.815 MPa, sehingga dapat disimpulkan semakin banyak Styrofoam yang digunakan maka kuat lenturnya akan semakin rendah.
Collections
- Undergraduate Theses [1480]