Model dan Strategi Pengelolaan Agrowisata yang Terintegrasi dengan Wisata Rohani Kawasan Hutan Salib Kasih
View/ Open
Date
2020Author
Simanungkalit, Dharma Putera
Advisor(s)
Purwoko, Agus
Aththorick, Alief
Metadata
Show full item recordAbstract
Salib Kasih is a religius icon of Tarutung, North Tapanuli. This spot Pine forest always visited by tourits dan visitors from local and another areas. As geografic this area has a beautiful landscape likes with the use of fresh pine forest and agricultur cultivation land. It is a great potential tourism management to explore this existing potential and could added Original Local Government Revenue (PAD). But until now this potential has not yet been exploited as an agrotourism management to integrated with spiritual tourism. The purpose of this research were to perform an agrotourism management models, to analyze facilities and infrastructures, and to formulate the progressive strategies that are integrated with spiritual tourism. This research was conducted for 9 (nine) months from March 2019 to December 2019. The data used this research are primary dan secundary data. Primary data are data taken through direct observation on site, interview with respondents who selected 100 people too fill out the research questionnaire as follow: local society (60 person), the visitor (20 person), businessmen (10 person), government and non government organization (10 person). Secondary data is obtained from the relevant office and agencies by tabulation or descriptive data. The analytical method used qualitative descriptive method and SWOT Analysis. Based on the results of the research and discussion, it can be concluded namely: (1) There are some alternative agrotourism management models that are integrated with spiritual tourism of Salib Kasih by paying attention to the local wisdom, cultivation product, cattle farm and apiculture; (2) To maintain facilities and infrastructures as to the principal of benefit; (3) Utilizing the progressive strategies by focussing on community empowerment. Salib Kasih, telah dijadikan ikon kota Tarutung sebagai kota wisata rohani. Kawasan ini adalah kawasan hutan Pinus yang selalu mendapat banyak kunjungan wisatawan.Secara geografis, kawasan ini memiliki bentang alam dengan panorama alam khas hutan pinus yang segar dan lahan budidaya pertanian. Ini merupakan potensi besar dalam pengelolaan agrowisata yang lestari dan bisa menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan menggali potensi yang ada di sana. Namun hingga sekarang potensi ini belum dimanfaatkan sebagai salah satu model pengelolaan agrowisata yang terintegrasi dengan wisata sejarah rohani Salib Kasih. Tujuan penelitian adalah menyusun model pengelolaan agrowisata, menganalisa kebutuhan sarana dan prasarana dan merumuskan strategi yang tepat dalam pengelolaan agrowisata yang terintegrasi dengan wisata rohani pada kawasan hutan Salib Kasih. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2019 sampai dengan Desember 2019. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diambil langsung dari lokasi penelitian melalui pengamatan langsung di lokasi, melakukan wawancara dengan masyarakat, pengunjung, pelaku usaha, lembaga pemerintah dan LSM serta pengisian kuisioner. Responden yang dipilih sebanyak 100 orang untuk mengisi kuisioner, yaitu 60 orang masyarakat, 20 orang pengunjung, 10 orang pelaku usaha, 10 orang lembaga pemerintahan dan LSM. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi terkait penelitian baik secara tabulasi maupun deskriptif. Metode analisis yang digunakan adalah deskriktif kualitatif dengan Analisa SWOT. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa model pengelolaan Kawasan Hutan Salib Kasih adalah wisata rohani yang terintegrasi pada sosial budaya masyarakat yang kuat melalui pengelolaan pertanian masyarakat berupa kebun jeruk/holtikultura, peternakan sapi dan ternak lebah madu dalam bentuk paket-paket alternatif dengan memperhatikan asas manfaat dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang tersedia serta strategi progresif dengan menitikberatkan pemberdayaan masyarakat sekitar.