Kajian Perubahan Penutupan Lahan pada Ekosistem Mangrove di Wilayah DAS Besitang Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008-2018
Abstract
The purpose of this study was to analyze land cover, spatial distribution of land cover types and changes in mangrove land cover that occurred in the Besitang Watershed (DAS) in 2008, 2013 and 2018. Mangrove cover in the Besitang Watershed at the study site was divided into eight types. Land cover, mangrove is the most dominant type. Based on Landsat Image analysis, in the span of 10 years, there was a decrease in mangrove cover from 57.05% (2008) to 40.56% (2018). Plantation is the type of land cover that experienced the largest increase from 3.44% (2013) to 14.05% (2018). Changes in mangrove land cover to open land indicate the conversion of mangrove land to oil palm plantations, which society considers more profitable economically. The change in land cover was triggered by a change in the function of the forest area to become an area for other uses (APL), and the plan to create rice fields in Kampai Island Village. The results of the analysis of mangrove vegetation in the besitang watershed, Rizhopora apiculata is the most dominant type of mangrove with an Importance Value Index (IVI) of 72.99% seedlings, 86.16% saplings and 162.44% trees. One of the efforts to conserve mangroves is to provide access to management for the community through social forestry activities. Forest Management Units (KPH) as forest area managers at the site level can provide facilitation / assistance for mangrove utilization through permits (HTR, HKm, HD), or carry out forestry partnerships / forest utilization collaborations in KPH. Sustainable mangrove management with community involvement is expected to prevent land conversion, increase community income while preserving the existing mangrove ecosystem. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tutupan lahan, sebaran spasial jenis tutupan lahan dan perubahan tutupan lahan mangrove yang terjadi di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Besitang tahun 2008, 2013 dan 2018. Tutupan mangrove di DAS Besitang pada lokasi penelitian dibagi menjadi delapan tipe tutupan lahan, mangrove merupakan jenis yang paling dominan. Berdasarkan analisis Citra Landsat, pada rentang tahun 10 tahun, terjadi penurunan tutupan mangrove dari 57,05% (2008) menjadi 40,56% (2018). Perkebunan merupakan tipe tutupan lahan yang mengalami peningkatan terbesar dari 3,44% (2013) menjadi 14,05% (2018). Perubahan tutupan lahan mangrove menjadi lahan terbuka menunjukkan terjadinya konversi lahan mangrove menjadi perkebunan kelapa sawit, yang dianggap masyarakat secara ekonomi saat ini lebih menguntungkan. Perubahan tutupan lahan dipicu oleh perubahan fungsi kawasan hutan mejadi Areal Penggunaan Lain (APL), dan rencana pencetakan sawah di Desa Pulau Kampai. Hasil analisis vegetasi mangrove pada DAS besitang, Rizhopora apiculata merupakan jenis mangrove yang paling dominan dengan Indeks Nilai Penting (INP) tingkat semai 72,99%, pancang 86,16% dan pohon 162,44%. Salah satu upaya pelestarian mangrove adalah memberikan akses kelola kepada masyarakat melalui kegiatan Perhutanan Sosial. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) sebagai pengelola kawasan hutan di tingkat tapak dapat melakukan memberikan fasilitasi/pendampingan pemanfaatan mangrove melalui izin (HTR, HKm, HD), atau melakukan kemitraan kehutanan/kerjasama pemanfaatan hutan pada KPH. Pengelolaan mangrove secara lestari dengan pelibatan masyarakat diharapkan dapat mencegah konversi lahan, meningkatkan pendapatan masyarakat sekaligus melestarikan ekosistem mangrove yang ada.