Show simple item record

dc.contributor.advisorTambunan, Rytha
dc.contributor.authorAnjelika, Nia
dc.date.accessioned2018-05-28T06:30:03Z
dc.date.available2018-05-28T06:30:03Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/3316
dc.description.abstractKearney mendefinisikan menolak sekolah sebagai penolakan terhadap sekolah apapun alasanya. Menurutnya, anak usia sekolah dapat disebut mengalami penolakan sekolah jika: (1) ia sama sekali meninggalkan sekolah (absen terus menerus) (2) ia masuk sekolah tetapi kemudian meninggalkan sekolah sebelum jam sekolah usai (3) ia mengalami perilaku bermasalah yang berat setiap pagi menjelang pergi ke sekolah, misalnya mengamuk (4) ia pergi ke sekolah dengan kecemasan yang luar biasa dan di sekolah berulang kali mengalami masalah. Penelitian ini dilakukan di lingkungan V, Kelurahan Asam Kumbang, Kecamatan Medan Selayang, Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dua anak sekolah dasar yang menolak sekolah atau mengalami school refusal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan observasi. Penelitian ini juga menggunakan data kepustakaan guna melengkapi informasi yang berkaitan dengan penelitian. Data-data kepustakaan berupa sumber-sumber tertulis seperti buku-buku, artikel, jurnal, dan sumber elektronik seperti internet. Dalam penelitian ini hanya terdapat dua informan dan hasil penelitian menunjukkan perilaku menolak sekolah yang dilakukan kedua informan didasari oleh pengalaman negatif di sekolah. Kedua anak menolak sekolah karena mendapat ejekan teman-temannya, merasa malu dan takut gagal, mendapat nilai buruk serta mata pelajaran yang tidak disukai, disleksia, pasif, dan masalah orangtua yang bersikap keras dan pemarah. Hal-hal lain yang menjadi pemicu menolak sekolah adalah kepribadian kedua anak yang kurang percaya diri dan pemalu membuat mereka tidak mampu menyesuaikan diri dan bersosialisasi dengan baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah. Oleh karena itu, kedua informan sulit untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Menolak sekolah yang dilakukan anak tersebut termasuk dalam tingkat kategori chronic school refusal behavior, yaitu menolak sekolah yang berlangsung lebih dari satu tahun. Menolak sekolah yang dilakukan kedua anak tersebut berdampak terhadap kegagalan akademik yang menyebabkan penurunan nilai dan prestasi hingga akhirnya harus dikeluarkan dari sekolah (dropout).en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectAnaken_US
dc.subjectPengalaman Tidak Menyenangkanen_US
dc.subjectSchool Refusalen_US
dc.titleMenolak Sekolah (Studi Kasus Pada Anak Usia Sekolah Dasar di Lingkungan V, Kelurahan Asam Kumbang, Kecamatan Medan Selayang, Medan)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM130905051en_US
dc.identifier.submitterNurhusnah Siregar
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record