dc.description.abstract | Salah satu rnasalah pembangunan yang di hadapi oleh negara sedang berkembang adalah kemiskinan. Jumlah penduduk miskin ini sebagian besar bertempat tinggal di desa. Indonesia sebagai salah satu negara sedang berkembang juga menghadapi hal yang sama, berbagai pengentasan kemiskinan telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia, namun penduduk miskin di Indonesia masih cukup tinggi, khusus bagi penduduk yang t inggal di desa. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kemiskinan penduduk yang tinggal di desa, perlu dilakukan penelitian agar diketahui faktor penyebab yang sebenarnya agar upaya yang dilakukan memiliki dasar pemikiran yang jelas sehingga dapat di susun secara sistimatiis, terencana dan terarah terhadap faktor yang sebenarnya menyebabkan mereka miskin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran potensi fisik wilayah dan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh faktor tingkat pendidikan dan luas lahan terhadap kemiskinan di desa Bulu Cina, Tarutung Sihoda-hoda dan Desa Gonting Jae kecamatan aarumun tengah, kabupaten Tapanuli Selatan. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling dengan mengambil 35% dari jumlah populasi masing-masing desa penelitian.
Metode analisa data yang digambarkan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif analisis untuk menggambarkan potensi fisik wilayah dan metode regresi t inier berganda untuk menganalisis sejauhmana besarnya pengaruh faktor tingkat pendidikan dan luas lahan terhadap kemiskinan berdasarkan data yang di peroleh dari penyebaran angket penelitian dan kemudian di i n t e r p r e t a s i k a n
sesuai kebutuhan untuk menjawab permasalahan yang telah di rumuskan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan di tiga desa tersebut termasuk dalam katagori kemiskinan absolut. Adapun faktor penyebab kemiskinan dilihat dari faktor potensi fisik d i mana kondisi geografis dan curah hujan yang tidak mendukung turut mempengaruhi terjadinya kemiskinan di desa Bulu Cina, Tarutung di Desa Sihoda-hoda dan Gonting Jae. Kemudian rata-rata tingkat pendidikan kepala keluarga tergolong rendah yakni 5,5 tahun (tidak tamat SD), tetapi di dalam pengujian secara parsial (t-test) pada tingkat pengujian 5% ternyata pengaruh tingkat pendidikan yang rendah ini tidak memiliki pengaruh yang, signifikan terhadap pendapatan masyarakat yang menvebabkan mereka miskin di tiga desa tersebut. Kemudian rata-rata pemilikan ivas lahan tiap rumah tangga tergolong sempit yakni 0,32 hektar dan rendahnya tingkat pemilikan luas lahan ini ternyata memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pendapatan masyarakat pada tingkat pengujian 5%. Hal disebabkan mata pencaharian masyarakat adalah sektor pertanian yang berarti harus tergantung pada ketersediaan lahan. Tetapi dalam pengujian secara serempak (F-test) kedua variabel tersebut (tingkat pendidikan dan luas lahan) ternyata memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pendapatan masyarakat pada tingkat pengujian 5%. Oleh karena itu hipotesis penelitian dapat diterima di tiga desa tersebut | en_US |