Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Angsana (Pterocarpus indicus wild) Secara In Vitro dan Efek Penyembuhan Sediaan Salap Terhadap Luka Buatan Kulit Marmut yang Diinfeksi
View/ Open
Date
2004Author
Fatimah, Cut
Advisor(s)
Harahap, Urip
Saodah
Masfria
Metadata
Show full item recordAbstract
A research has been conducted on the antibacterial activity of the Pterocarpus indicus Wild. Leaves extract and its hydrophilic and hydrophobic ointment preparations against Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, Escherichia coli, and Pseudomonas aeruginosa on the wound recovery of the artificially made wound of skin of guinea pigs previously infected with Staphylococcus aureus. The leaves extracts were prepared by percolation using ethanol as solvent and the ethanol extract was then fractionated with chloroform and n-hexane. Hydrophilic and hydrophobic bases were used in the formulation of ointment preparations. The in vitro antibacterial activity was determined by measuring the diameter of inhibition zones in Mueller-Hinton agar medium by Kirby Bauer method. A decrease in the wound diameter was used as a measure of the healing effectiveness. The data was analyzed statistically by multivariate analysis of variance and repeated measures method. The results showed that the ethanol extract of Angsana leaves (EEDA) exhibited a strong inhibition against the growth of Staphylococcus aureus, but only weak against Streptococcus pyogenes. The chloroform (EKDA) and n-hexane (EHDA) extracts of Angsana leaves and EHDA did not inhibit the growth of all bacteria used in testing. The EEDA ointment had a better healing capability against Staphylococcus aureus compared to that of EEDA extract only (P< 0,05). Telah dilakukan penelitian uji aktivitas antibakteri Ekstrak Daun Angsana (Pterocarpus indicus Wild.) pada bakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa, dan uji sediaan salap bentuk hidrofil dan hidrofob pada luka buatan kulit marmut yang diinfeksikan dengan Staphylococcus aureus. Ekstrak daun angsana dibuat secara perkolasi dengan etanol, lalu difraksinasi dengan kloroform dan n-heksana. Sedangkan sediaan salapnya dibuat dalam bentuk salap hidrofil dan hidrofob. Uji aktivitas antibakteri Ekstrak Daun Angsana seeara in vitro diukur berdasarkan luas daerah hambatan pertumbuhan bakteri dengan metode Kirby Bauer menggunakan media Mueller-Hinton agar. Penyembuhan luka buatan kulit marmut diukur dengan melihat penurunan diameter luka. Hasil pengamatan diuji seeara statistik menggunakan metode pengukuran berulang (Multivariate Analysis of Variance and Repeated Measures). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ekstrak Etanol Daun Angsana (EEDA) mempunyai aktivitas penghambatan pertumbuhan yang baik pada Staphylococcus aureus, dan kurang baik pada Streptococcus pyogenes, sedangkan Ekstrak Kloroform Daun Angsana (EKDA), dan Ekstrak Heksana Daun Angsana (EHDA) tidak menunjukkan penghambatan pertumbuhan seluruh bakteri yang diuji. Sediaan salap EEDA yang diuji pada penyembuhan luka buatan kulit marmut yang diinfeksikan dengan Staphylococcus aureus memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan EFDA yang tidak dalam bentuk sediaan (P<0,05). Salap EEDA hidrofil mempunyai efek penyembuhan luka kulit marmut buatan yang lcbih baik dibandingkan dengan salap EEDA hidrofob dan salap gentamisin yang beredar dipasaran (P< 0,05).
Collections
- Magister Theses [371]
