Show simple item record

dc.contributor.advisorPandia, Pandiaman S.
dc.contributor.advisorTarigan, Amira Permatasari
dc.contributor.advisorSiagian, Albiner
dc.contributor.authorGultom, Yanti Evi Arlini
dc.date.accessioned2021-06-24T09:50:07Z
dc.date.available2021-06-24T09:50:07Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/33293
dc.description.abstractPENDAHULUAN Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit yang dapat dicegah dan diobati, yang ditandai dengan hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel dan biasanya bersifat progresif, berhubungan dengan respons inflamasi kronis pada saluran napas dan paru-paru akibat partikel maupun gas berbahaya. C-Reactive Protein (CRP) merupakan salah satu dari protein fase akut yang meningkat pada penderita PPOK sebagai bagian dari respon inflamasi adaptif yang berperan menginformasikan proses inflamasi yang terjadi pada paru-paru penderita PPOK. Penyebab peningkatan nilai CRP salah satunya adalah PPOK, kemudian PPOK itu sendiri di pengaruhi oleh berbagai faktor resiko salah satunya adalah kebiasaan merokok. Penelitian ini mau melihat adanya perbandingan kadar CRP pada penderita PPOK eksaserbasi dan stabil sehingga dapat sebagai peringatan awal tentang kondisi inflamasi sistemik penderita PPOK. METODE Penelitian ini dilakukan secara observasional dengan pendekatan studi potong lintang di RSUP H.Adam Malik medan dalam bulan April – Juni 2013 sebanyak 60 sampel yang terdiri dari 30 penderita PPOK eksaserbasi dan 30 penderita PPOK stabil. Dilakukan spirometri dan pemeriksaan kadar CRP dengan flow cytometry. HASIL Dalam penelitian ini, distribusi kelompok umur terbanyak penderita PPOK eksaserbasi dan stabil adalah > 70 tahun masing-masing sebanyak 13 orang (43,3%) dan 10 orang (33,3%). Distribusi kelompok indeks brinkman terbanyak penderita PPOK eksaserbasi dan stabil adalah dengan kelompok > 600 masing -masing sebanyak 21 orang (70,0%) dan sebanyak 23 orang (76.7%). Distribusi kelompok indeks brinkman terbanyak penderita PPOK eksaserbasi dan stabil adalah dengan kelompok > 600 masing -masing sebanyak 21 orang (70,0%) dan sebanyak 23 orang (76.7%). Distribusi BMI terbanyak penderita PPOK eksaserbasi dan stabil adalah dengan kelompok 18.5 - 24.99 (normal) masing masing sebanyak 26 orang (86,7 %) dan sebanyak 19 orang (63,3 %). Distribusi kelompok VEP1 terbanyak penderita PPOK eksaserbasi dan stabil adalah dengan kelompok 30% < VEP1 < 50% prediksi (berat) masing masing sebanyak 16 orang (53,3%) dan sebanyak 14 orang (46,7%). Penderita PPOK eksaserbasi memiliki kadar hsCRP terbanyak pada kelompok kadar > 10 mg/l sebanyak 27 orang (90,0%) dan seluruh penderita PPOK stabil adalah dengan kadar < 10 mg/l. Perbedaan kadar hsCRP antara penderita PPOK eksaserbasi dan stabil.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectPPOK stabilen_US
dc.subjectPPOK eksaserbasien_US
dc.subjectCRPen_US
dc.subjectInflamasien_US
dc.titlePerbandingan Kadar C-Reactive Protein Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Stabil dengan Ekserbasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medanen_US
dc.typeThesisen_US
dc.description.pages87 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record