Pemanfaatan Limbah Pabrik Pengolahan Lateks Pekat sebagai Pupuk untuk Persemaian Gmelina Arborea Linn

Abstract

The sludge is a by-product of the latex manufacturing. As well known that the sludge of the latex is one of several organic substance sourches. The laboratory analysis showed there were soil nitriens valuable for plants contained in the sludge of latex. For the reason, are research is exucuted to find out wheter the sludge of the latex can be used as the fertilizer for a process of raising seedling of Gmelina arborea, and also to know the influence of fertilizer which made of the sludge to the growth of the seedling of Gmelina arborea in the nursery. In the research, the Split-split Plot Design in applied with 3 treatment factor. Data analysis is performed with ANOVA (Analysis of Varians), Duncan Test, and Regression Analysis. First factor (Main Plot), Fertilizer SP36 is given with 3 stages they are PO (0 gr/kg of land); P1 (0,4 gr/kg of land); and P2 (0,8 gr/kg of land). Second factor (Sub Plot), the treatment of the time for application consists of 2 stages, they are : together with the weaning time (WO) and two weeks before the weaning time (W1). The third factor (Sub-sub plot), The sludge of the latexis given 4 stages they are: S0 (0 gr/kg of land); S1 (1,3 gr/kg of land); S2 (2,6 gr/kg of land); and S3 (3,9 gr/kg of land). The result of the research showed that the treatment of Fertilezer SP36 given a significan effect to the height of seed but not to the both diameter of seed stalk and dry weight og the tip of leaf. The treatment of time application gave a significan effect to the size of the seed stalk but not to the both height of seed and dry weight of the tip of leaf. The treatment against the sludge of the latex on the seed has given a real influence to the seed stalk, height of seed and dry weight of tip of leaf. The three treatment above (SP36, Time Application, and the Sludge of Latex) did not show a real interaction against the of seed stalk, height and dry weight of tip of leaf Based on the research, can be suggested that the sludge of latex should not be neglected because it can be used as the new sourche of fertilizer for plants. Further research to the sludge of latex with wider range of dosage and longer time application to find out optimal.

Sludge merupakan limbah sebagai hasil sampingan dari pabrik pengolahan lateks. Sebagaimana diketahui sludge lateks merupakan salah satu sumber bahan organik. Berdasarkan hasil analisa laboratorium ternyata terdapar unsur-unsur hara yang sangat berguna bagi tanaman di dalam sludge lateks. Untuk itulah dilaksanakan penelitian ini yang bertujuan mengetahui dapatkah limbah pabrik pengolahan lateks pekat dimanfaatkan menjadi pupuk untuk persemaian Gmefina arborea, serta mengetahui pengaruh pemberian pupuk dari limbah padat tersebut terhadap pertumbuhan anakan Gmefina arborea di persemaian. Dalam penelitian ini digunakan Rancangan Petak Terpisah-pisah (Split-split Plot Design) dengan tiga faktor perlakuan. Analisis data dilakukan dengan ANOVA (analisis varians), Uji Duncan dan Analisa Regresi. Faktor pertama (Petak Utama) pemberian pupuk SP36 dengan tiga tarat yaitu P0 (0 gr/kg tanah); P1 (0,4 gr/kg tanah); dan P2 (0,8gr/kg tanah). Faktor kedua (Anak Petak) perlakuan waktu aplikasi terdiri dari dua taraf yaitu bersamaan dengan waktu penyapihan (W0) dan dua minggu sebelum waktu penyapihan (W1). Faktor ketiga (Anak Anak Petak) pemberian limbah sludge lateks dengan empat taraf yaitu , S0 (0 gr/kg tanah) ; S, (1,30 gr/kg tanah); S2(2,60 gr/kg tanah) dan S3 (3,90 gr/kg tanah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk SP36 berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap diameter batang bibit dan terhadap berat kering pucuk bibit. Perlakuan waktu aplikasi berpengaruh nyata terhadap diameter batang bibit tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit dan terhadap berat kering pucuk bibit. Perlakuan pemberian limbah sludge lateks berpengaruh nyata terhadap diameter batang bibit , terhadap tinggi bibit dan terhadap berat kering pucuk bibit. Ketiga perlakuan tersebut (SP36, waktu aplikasi, dan sludge lateks) tidak menunjUkkan interaksi yang nyata terhadap diameter batang bibit, tinggi bibit dan terhadap berat kering pucuk bibit. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar sludge pengolahan lateks jangan dibuang atau ditimbun begitu saja karena ternyata dapat dimanfaatkan sebagai sumber hara yang sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman. Agar terlihat taraf optimal pemanfaatan limbah sludge lateks terhadap pertumbuhan tanaman perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan kisaran dosis sludge yang lebih lebar dan waktu aplikasi yang lebih lama. Disarankan juga mengaplikasikan sludge lateks terhadap komoditi pertanian untuk mengetahui pengaruh terhadap pertumbuhan generatif tanaman.