dc.description.abstract | Program jalan Ladia Galaska merupakan issu yang sangat kontraversial. Disatu sisi, pihak Pemprov (Pemerintah Provinsi) Nangroe Aceh Darussalam bersikeras untuk melaksanakan proyek itu sementara dikalangan akademisi lingkungan maupun LSM amat menentang karena dikhawatirkan akan dapat menimbulkan dampak terhadap kawasan ekosistem tersebut. Kegiatan pembangunan jalan Ladia Galaska dalam Kawasan Ekosistem Leuser telah menjadi bahan perdebatan sejak lama. Masalahnya adalah apakah keberadaan jalan yang akan dibangun dapat membuka akses kedunia luar bagi masyarakat yang terisolir atau akan membuka jalan bagi para pendatang untuk mengeksploitasi kawasan alami yang sebelumnya tidak tersentuh. Untuk itulah peneliti tertarik untuk melihat pengaruh pengembangan jalan sebahagian Ladia Galaska Blangkejeren - Kuta Cane terhadap sosial ekonomi masyarakat yang berada di Kawasan Ekosistem Leuser. Berdasarkan penjelasan diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Apakah pengembangan jalan sebahagian Blangkejeren-Kuta Cane akan berpengaruh terhadap sosial ekonomi masyarakat yang berada di Kawasan Ekosistem Leuser, (2) Pengaruh apa yang akan ditimbulkan dari pengembangan jalan sebahagian Blangkejeren - Kuta Cane terhadap kawasan hutan, lahan pertanian/perkebunan yang berada di sepanjang jaJan pengembangan di sekitar Kawasan Ekosistem Leuser. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui pengaruh pengembangan jalan sebahagian Blangkejeren-Kuta Cane terhadap sosial ekonomi masyarakat yang berada di Kawasan Ekosistem Leuser (2) Untuk mengetahui pengaruh dari pada pelebaran jalan sebahagian Blangkejeren-Kuta Cane terhadap kawasan hutan, laban pertanian/perkebunan yang berada disepanjang jalan pengembangan disekitar Kawasan Ekosistem Leuser. Berdasarkan hasil perhitungan, analisis terhadap kuesioner dan wawancara dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Pengaruh sosial ekonomi masyarakat dari pengembangan jalan sebahagian Blangkejeren -Kuta Cane: Pengaruh pelebaran jalan terhadap tingkat pendidikan, pelayanan kesehatan, mata pencaharian, sarana air minum diperoleh t hitung lebih kecil dari t tabel pada tingkat kepercayaan 99%, maka dapat disimpulkan terima Ho yang artinya menerima anggapan tidak adanya hubungan antara pendidikan pelayanan kesehatan, mata pencaharian, sarana air minum dengan pengembangan jalan, dan pengaruh pelebaran jalan terhadap sarana transportasi diperoleh t hitung =26,78 sedangkan t tabel pada tingkat kepercayaan 99% adalah 6,63, maka dapat disimpulkan terima H1 yang artinya menerima anggapan adanya hubungan antara sarana transportasi dengan pengembangan jalan. (2) Pengaruh pelebaran jalan sebahgian Blangkejern- Kuta Cane terhadap lahan pemukiman, kawasan kehutanan laban pertanian/perkebunan, diperoleh t hitung Iebih besar dari t tabel pada tingkat kepercayaan 99%, maka dapat disimpulkan terima H1 yang artinya menerima anggapan adanya hubungan antara perubahan lahan pemukiman kawasan kehutanan lahan pertanianlperkebunan dengan pengembangan jalan. Panjang jalan 104 km dikali lebar jalan 3,5 meter adalah 364 km2 Luas hutan yang dirambah 3.640.000 hektar, jika satu hektar terdapat 200 pohon, rnaka pohon yang dirambah adalah 7,28 juta pohon. Harga satu batang pohon kayu adalah Rp. 300.000 maka diperoleh sebanyak Rp. 2,864 triliun, disini terlihat bahwa kerugian secara materi sangat besar belum termasuk kerusakan flora dan fauna yang ada didalamnya. Untuk itu maka pengembangan jalan itu periu ditinjau kembali. Pengembangan jalan dapat mempercepat kerusakan hutan, hendaknya pemerintah daerah dapat mengawasi kegiatan masyarakat, terutarna pengusaha kayu agar dapat ditertibkan, sebab sejak pengembangan jalan, pengusaha kayu juga semakin banyak. Masyarakat secara umum mengetahui akan pentingnya memelihara lingkungan dan ini dapat dibuktikan dengan kearifan tradisional selama ini yang dapat melindungi hutan. Kearifan tradisional ini perlu dipelihara. | en_US |