engaruh Perambahan Hutan terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo

Abstract

Deforestation occurring in regency of Barusjahe District of Karo started with a desire to open a road connecting village of Serdang to Pertumbuken three kilometers of distance through fallow land of community. But the managers diverted it to forest grown by trees, and therefore the length of road is 9 km. The opening of road created the wide access for the managers to practice the deforestation along the road, i.e., 500 meters at left-side of road, and allow the peoples to take forest humus of 30 cm thickness for sale to businessman. This situation has impact on water rate underground, and therefore volume of underground water and volume of river Lau Biang decreases. This situation also has impact on supply of water needed by human and crops belonging to people and then resistance occur. The method the used in this research is survey by method distributing questionnaires and interview as instrument of research and location of research is regency of Barusjahe district of Karo North Sumatera, and total sample is 98 respondents. The result research indicated that deforestation has adverse impact on socioeconomic life of community in regency of Barusjahe and surroundings.

Perambahan hutan yang terjadi di Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo diawali dengan adanya keinginan untuk membuka jalan yang akan menghubungkan Desa Serdang dengan Desa Pertumbuken yang berjarak 3 (tiga) km melalui lahan tidur masyarakat. Namun oleh pengusaha yang me1aksanakannya dibelokkan melalui hutan yang ditumbuhi pohon-pohon kayu, sehingga jalan tersebut memanjang menjadi sepanjang 9 (sembilan ) km. Pembukaan jalan tersebut memberikan akses yang luas bagi pengusaha melakukan penebangan liar di sepanjang jalan tersebut, yaitu sejauh 500 meter di kiri kanan jalan, serta memudahkan masyarakat mengambil humus hutan setebal 30 cm untuk dijual kepada para pengusaha. Keadaan ini berpengaruh terhadap tata alir air di dalam tanah, sehingga volume air tanah dan volume air Sungai Lau Biang juga menyusut. Keadaan ini berpengaruh terhadap ketersediaan jumlah air yang dibutuhkan manusia dan tanaman-tanaman milik masyarakat dan akhirnya menimbulkan perlawanan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey dengan alat bantu kuesioner dan wawancara sebagai instrumen penelilian, dengan lokasi penelitian eli Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Sumatera Utara, serta jumlah sample 98 responden. Sebagai hasil penelitian Ini adalah diperolehnya temuan bahwa pengaruh perambahan hutan memberikan pengaruh yang tidak baik bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Barusjahe dan sekitarnya.