Pengaruh Penggunaan Obat Kumur Chlorhexidine, Fluoride, dan Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn) Terhadap Pelepasan Ion Nikel Braket Stainless Steel
View/ Open
Date
2016Author
Deriaty, Tanti
Advisor(s)
Nazruddin, Sulistyawari
Erna
Metadata
Show full item recordAbstract
Introduction: Orthodontist prescribe mouthwash for their patients especially since most of patients do not follow a satisfactory oral hygiene and have high risk dental caries. Stainless steel brackets that exposed by mouthwash can release nickel. Corrosion and nickel release can induced body allergic reaction and make more friction during orthodontic treatment. This study aims to measure nickel release of stainless steel bracket that immersed in mouthwash. Methods: Fourty-eight stainless steel bracket immersed in artifisial saliva, chlorhexidine, fluoride, and Piper betle Linn mouthwash. All brackets stored in inkubator for 1, 3, 5, and 7 weeks. Nickel release measured by Atomic absorption Spectrophotometry (AAS). Results: The results showed a significant differences of nickel release in all groups (p>0.05). Nickel release increased over time during the immersion in all groups. Chlorhexidine mouthwash cause highest nickel release, followed by fluoride mouthwash, Piper betle Linn mouthwash, and artifisial saliva. Conclusions: This study show that fluoride and Piper betle Linn mouthwash are save for orthodontic patient. Ortodontist prescribe chlorhexidine mouthwash only if there’ve been medical concern and it might be recommended to avoid prolonged aplication especially in patients with allergy. Pendahuluan: Ortodontis umumnya meresepkan obat kumur pada pasien dengan alat ortodonti cekat terutama pada pasien yang tidak dapat menjaga oral hygiene dengan baik atau pada pasien yang memiliki insiden karies yang tinggi. Braket stainless steel yang terpapar obat kumur dapat melepaskan ion nikel. Korosi dan pelepasan ion nikel dapat menyebabkan reaksi alergi bagi tubuh dan dapat menyebabkan terjadinya friksi alat ortodonti cekat sehingga perawatan yang optimal tidak tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pelepasan ion nikel dari braket stainless steel yang direndam dalam 3 jenis obat kumur. Metode: Empat puluh delapan sampel braket stainless steel direndam dalam artificial saliva, obat kumur chlorhexidine, fluoride, dan ekstrak daun sirih hijau (Piper betle Linn). Seluruh sampel disimpan dalam inkubator (37oC) dan diukur pelepasan ion nikel setelah perendaman selama 1, 3, 5, dan 7 minggu. Pengukuran pelepasan ion nikel dilakukan dengan alat Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan pada pelepasan ion nikel braket stainless steel yang direndam dalam artifisial saliva, obat kumur chlorhexidine, fluoride, dan ekstrak daun sirih hijau (Piper betle Linn) pada minggu 1, 3, 5, dan 7 (p<0.05). Pelepasan ion nikel semakin meningkat seiring dengan lamanya waktu perendaman. Pelepasan ion nikel paling besar terjadi pada perendaman dengan obat kumur chlorhexidine, diikuti dengan obat kumur fluoride, ekstrak daun sirih hijau dan paling sedikit pada artifisial saliva. Kesimpulan: Obat kumur yang aman digunakan pasien ortodonti cekat adalah obat kumur fluoride dan ekstrak daun sirih hijau. Obat kumur chlorhexidine diresepkan jika hanya ada indikasi medis, dan sebaiknya tidak dberikan dalam jangka waktu yang lama.
Collections
- Master Theses [84]