Mean Platelet Volume pada Anak Sindrom Nefrotik Relaps Sering

Abstract

Introduction Frequent relapse of nephrotic syndrome have the risk of thromboembolism significantly increased morbidity and mortality. Increased mean platelet volume (MPV) may be associated with poor prognosis and the size of larger platelets significantly predicted thromboembolic complications Objective To determine the difference between MPV at the start of therapy and after alternate dose therapy in childhood frequent relapses of nephrotic syndrome Methodology Longitudinal cohort study was conducted at Haji Adam Malik Hospital, Medan from April to August 2016. Subject were children aged 2-17 years old with frequent relapses of nephrotic syndrome who did not receive antithrombotic therapy and a previous history of bleeding disorder. Complete blood count at start of therapy and after alternate dose therapy were examined. Statistical analysis using t dependent test and pearson correlation test. P value < 0.05 considered as significant Result Of nine subjects who met the inclusion criteria, there were no significant difference in the platelets, PDW and MPV at start of therapy and after alternate dose therapy (P=0.816, P=0.281 dan P=0.147). There were no significant relationship between the platelets and MPV at start of therapy (P=0.445) and after alternate dose therapy (P=0.076), but there was a significant relationship between PDW and MPV at start of therapy and after alternate dose therapy (P=0.000). Conclusions There were no significant difference between MPV at start of therapy and after alternate dose therapy

Latar belakang Sindrom nefrotik relaps sering memiliki risiko tromboemboli dan secara signifikan meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Peningkatan Mean platelet volume (MPV) mungkin berhubungan dengan prognosis yang kurang baik dan ukuran trombosit yang lebih besar secara signifikan diprediksi sebagai komplikasi tromboemboli Tujuan Mengetahui perbedaan nilai MPV awal terapi dan setelah pemberian terapi alternate dose pada anak SN relaps sering Metode Penelitian ini merupakan uji cohort longitudinal pada bulan April sampai Agustus 2016 di Poliklinik Nefrologi anak RSUP H. Adam Malik Medan. Subjek penelitian adalah SN relaps sering usia 2 sampai 17 tahun, yang tidak mendapat terapi antitrombotik dan mempunyai riwayat gangguan perdarahan sebelumnya. Dilakukan pemeriksaan darah lengkap awal terapi dan setelah pemberian terapi alternate dose. Analisis statistik menggunakan uji t dependent dan uji korelasi pearson. Nilai p<0.05 dianggap bermakna secara statistik Hasil Dari 9 subjek yang memenuhi kriteria inklusi, tidak dijumpai perbedaan yang signifikan pada nilai trombosit, PDW dan MPV awal terapi dan setelah pemberian terapi alternate dose (P=0.816, P=0.281 dan P=0.147). Tidak dijumpai hubungan yang signifikan pada nilai trombosit dan MPV awal terapi (P=0.445) dan setelah pemberian terapi alternate dose (P=0.076), namun terdapat hubungan yang signifikan pada nilai PDW dan MPV awal terapi dan setelah pemberian terapi alternate dose (P=0.000) Kesimpulan Tidak ditemukan perbedaan yang signifikan pada nilai MPV awal terapi dan setelah