dc.description.abstract | Untuk mengetahui dampak lingkungan hutan rakyat terhadap erosi tanah, sosial, ekonomi, budaya masyarakat di desa Rumah Gerat, telah dilakukan evaluasi setelah 3 tahun pelaksanaan kegiatan. Evaluasi dilaksanakan melalui penelitian secara diskriptif, dimana penulis hanya melukiskan, memaparkan, menuliskan dan melaporkan dampak lingkungan hutan rakyat dari aspek teknis, aspek ekonomi, aspek sosial, aspek budaya dan aspek fisik. Penilaian dan pengukuran dilakukan terhadap parameter-parameter setiap indikator dari aspek teknis, aspek ekonomi, aspek sosial, aspek budaya, dan aspek fisik. Dari hasil penilaian setiap masing-masing aspek, diperoleh nilai keseluruhan dengan cara menjumlahkan ke lima aspek tersebut. Penilaian aspek teknis diperoleh nilai 16,72, nilai aspek ekonomi 22,79, nilai aspek sosial 15,42, nilai aspek budaya 7,28, nilai aspek fisik 6,23 dari hasil penjumlahan tersebut diperoleh nilai sebesar 68,44. Perolehan nilai tersebut masuk dalam kriteria bermanfaat cukup. Pada umumnya masyarakat sudah mengenal cara-cara budidaya tanaman keras pada lahan miliknya dan kegiatan berladang telah dilaksanakan secara turun menurun. Cara-cara penanaman, pemeliharaan dalam kegiatan hutan rakyat tidak berbeda jauh dengan cara-cara berladang, dengan demikian hutan rakyat tidak memberikan perubahan peningkatan teknis kepada masyarakat sehingga tidak menimbulkan dampak positip. Hasil uji koreksi Yates menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang berarti antara dampak lingkungan dengan aspek teknis kegiatan hutan rakyat. Dari aspek ekonomi, diperoleh peningkatan pendapatan sebesar 13,20%, hasil tersebut masih berupa hasil sampingan dari kegiatan hutan rakyat yang berupa tanaman semusim (kacang tanah, jagung, ubi jalar) sedangkan dari tanaman pokok berupa jenis kayu-kayuan yaitu sengon, mahoni belum waktunya untuk dipanen. Walaupun demikian adanya hutan rakyat telah memberikan dampak positip yang dirasakan oleh masyarakat yaitu adanya peningkatan pendapatan dari hasil sampingan tanaman sela. Kondisi tersebut terlihat dari hasil uji koreksi Yates, bahwa tidak ada hubungan yang berarti antara aspek ekonomi dengan dampak lingkungan hutan rakyat. Berkaitan dengan aspek budaya, kegiatan hutan rakyat memberikan pengaruh adanya perubahan kebiasaan dalam mengelola lahannya yaitu dengan menerapkan teknik-teknik konservasi tanah diantaranya dengan pembuatan terasering. Melalui penerapan teknik konservasi tanah masyarakat mengetahui kegunaannya yaitu untuk mencegah bahaya erosi guna mempertahankan kesuburan tanah atau memperbaiki kesuburan tanah. Perubahan lain yang terlihat adalah dalam pengelolaan tanaman yaitu dengan memadukan tanaman jenis kayu-kayuan (sengon, mahoni) dengan tanaman semusim antara lain kacang tanah, jagung , ubi jalar. Perubahan kebiasaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: adanya kontak antar petani yang tergabung dalam kelompok tani, dimana terjadi tukar-menukar pengalaman serta kemampuan petani menerapkan cara-cara baru (inovasi) dalam kegialan hutan rakyat. Adanya pembahan kebiasaan dalam mengelola lahannya menunjukkan adanya dampak positip dan melalui uji koreksi Yates menggambarkan adanya hubungan yang nyata antara aspek budaya dengan dampak lingkungan hutan rakyat. Kegiatan hutan rakyat dari aspek fisik memberikan dampak lingkungan pada penurunan yaitu besamya erosi (A), bahaya erosi (BE) dan tingkat bahaya erosi (TBE). Kondisi sebelum adanya kegiatan hutan rakyat besarnya erosi (A) dari 58,62 ton/ha/tahun, bahaya erosi (BE) kelas II, tingkat bahaya erosi (TBE) ringan, dengan adanya kegiatan hutan rakyat besarnya erosi menjadi A=5,45 ton/ha/tahun, BE kelas I, dan TBE sangat ringan. Dengan adanya penurunan besarnya erosi tersebut maka besarnya erosi 5,45 ton/ha/tahun dapat diperkenankan untuk wilayah Indonesia, hal ini menunjukkan adanya dampak positip. Keadaan tersebut disebabkan karena adanya perubahan dalam mengelola lahannya untuk kegiatan hutan rakyat dengan menerapkan teknik konservasi tanah. Konservasi tanah adalah upaya untuk mempertahankan atau memperbaiki kesuburan tanah untuk meningkatkan produktivitas lahan, mencegah erosi dalam rangka perbaikan lingkungan hidup. Hasil uji koreksi Yates dimana nilai P=0,03524 (P<0,05), menunjukkan adanya hubungan yang berarti antara aspek fisik dengan dampak lingkungan yang ditimbulkan dengan adanya kegiatan hutan rakyat. | en_US |