Keberadaan Hutan Mangrove Kuala Langsa terhadap Komunitas Zooplankton
View/ Open
Date
2000Author
Huda, Ismul
Advisor(s)
Marpaung, Harlem
Yusuf, Syamsinar
Barus, Ternala A.
Metadata
Show full item recordAbstract
Hutan Mangrove merupakan ekosistem transisi yang menghubungkan ekosistem darat dengan laut dan memegang peranan penting dalam mendukung produktivitas laut yang berdekatan. Sekalipun kawasan ini hanya 10% bagian laut tetapi menampung hampir 90% kehidupan laut oleh karena itu ekologi daerah ini harus dipelajari secara mendalam dan secepat mungkin, karena memasuki PJP II banyak kegiatan pembangunan yang dilaksanakan di sepanjang kawasan ini. Hampir semua jenis tumbuhan yang membentuk hutan bakau di Indonesia sudah diketahui, tetapi segi-segi lainnya seperti produktivitas, dinamika ekosistem, variasi komposisi jenis khususnya Zooplankton belum diketahui. Kabupaten Aceh Timur memiliki areal hutan Mangrove terluas di propinsi D.I. Aceh, yakni sekitar 46.718 ha. Akan tetapi penelitian-penelitian secara mendalam khususnya tentang Zooplankton di ekosistem Mangrove belum dilakukan. Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat keanekaragaman vegetasi, tingkat keanekaragaman Zooplankton dan hubungan keduanya, serta kondisi faktor fisik-kimiawi air kawasan Hutan Mangrove Kuala Langsa. Penelitian ini dapat dijadikan informasi mengenai kajian ekologi lapangan khususnya tentang keanekaragaman Zooplankton pada suatu ekosistem hutan mangrove dan sebagai suatu masukan bagi upaya pengelolaan dan konservasi suber daya alam wilayah pesisir khususnya mengenai keanekaragaman dan kekayaan Zooplankton penyusun ekosistem mangrove. Penelitian dilakukan di kawasan hutan Mangrove Kuala Langsa kabupaten Aceh Timur dengan luas 20,8 hektar pada bulan Juli s.d November 1999. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah kerapatan, kehadiran dominansi vegetasi, kepadatan zooplankton, suhu air, salinitas, kecerahan, kedalaman, pH air, dan kadar oksigen terlarut dalam air (DO). Hubungan antara keanekaragaman vegetasi terhadap keanekaragaman Zooplankton dianalisis dengan metode regresi sederhana, dan untuk menganalisis faktor fisik-kimiawi air yang paling berpengaruh terhadap keanekaragaman Zooplankton dipergunakan analisis regresi ganda bertahap. Data diolah dengan komputer menggunakan SPSS for Windows 3.1 Versi 6.0. Hasil pengamatan terhadap vegetasi hutan Mangrove Kuala Langsa di 3 lokasi (12 stasiun) ditemukan 15 jenis tumbuhan, mencakup 2 kelas yaitu Magnoliopsida dan Liliopsida. Hasil analisis vegetasi menunjukkan indek keananekaragaman vegetasi berada pada tingkat sedang (H'=3,024). Jenis Nipah (Nipa fructicans Thunb.) memiliki nilai kepentingan paling besar yaitu97,42, diikuti oleh jenis Bakau Minyak (Rhizophora conjugata L.) sebesar 65,17, dan Lenggadai (Bruguiera parviflora RaxG.) sebesar 29,125. Pengamatan terhadap sampel air kawasan hutan Mangrove Kuala Langsa pada 12 stasiun dijumpai 25 jenis zooplankton. Semua jenis tersebut dapat digolongkan ke dalam 3 filum yaitu Protozoa, Insekta dan Coelentrata. Hasil analisis kenanekaragaman zooplankton menunjukkan indeks keanekaragamannya pada tingkat sedang (H'=4,6424). Jenis Phyllomitus amilophagus memiliki nilai kepentingan paling besar yaitu 0,046, kemudian diikuti oleh jenis Acanthocytis turfacea dan Centropyxis stellate sebesar 0,044. Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan 83,76% variasi dari keanekaragaman zooplankton dapat ditentukan oleh variabel keanekaragaman vegetasi (R square = 0,8376). Hasil sidik ragam regresi menunjukkan F-hitung =51,59309, dan pada tingkat kepercayaan 95% dengan dk1 = 1 dan dk2 = 10 diperoleh F-tabel(1,10;0,05) = 4,96. Oleh karena itu keanekaragaman vegetasi berperan dalam memprediksi nilai variabel keanekaragaman zooplankton di kawasan hutan Manrove Kuala Langsa. Hasil analisis data dengan regresi ganda bertahap antara masing-masing faktor fisik-kirniawi dengan indek keanekaragaman zooplankton, menunjukkan bahwa hanya kedelaman. kecepatan erus, kecerehan, nitrat dan salinitas berpengaruh secara nyata terhadap keanekaragaman zooplankton dengan taraf kepercayaan 95% apabila berdiri sendiri-sendiri, sedangkan 4 faktor lain, yaitu suhu, pH, DO dan nitrit tidak berpengaruh secara nyata. Selanjutnya apabila semua faktor fisik-kimiawi disatukan dan dihubungkan dengan keanekaragaman zooplankton, ternyata hanya salinitas saja yang berpengaruh secara nyata terhadap keanekaragaman zooplankton dengan taraf kepercayaan 95%. Beberapa aspek penting yang muncul untuk diteliti lebih lanjut adalah penelitian lebih lanjut tentang komunitas phytoplankton, populasi kelompok vertebrata yang mendiami kawasan hutan mangrove kabupaten Dati II Aceh Timur, dan parameter lingkungan lain (suplai air tawar, pasokan nutrien dan stabilitas subtrat), serta penelitian tentang permodelan dalam rangka pengelolaan dan manajemen kawasan pesisir dan lautan.