Pengaruh Tingkat Resiko Pencemaran terhadap Kualitas Air Sumur Gali Dilihat dari Segi Bakteriologis
View/ Open
Date
2001Author
Suherman
Advisor(s)
Anwar, Jazanul
Ritonga, Djamil
Nasution, Zulkifli
Metadata
Show full item recordAbstract
Pengaruh Tingkat Resiko Pencemaran Terhadap Kualitas Air Sumur Gali Dilihat Dari Segi Bakteriologis. Penelitian ini dilakukan karena penyediaan air bersih sampai saat ini masih menjadi masalah bagi masyarakat, dan sebagian besar (lebih 50%) penduduk terutama daerah pedesaan masih menggunakan sumur gali sebagai sarana air bersih. Sumur gali adalah sarana air bersih yang sangat rentan dengan pencemaran baik disebabkan oleh kondisi alam maupun oleh perilaku manusia. Salah satu pencemar yang berbahaya adalah bakteri yang dapat diukur dengan angka total coliform. Dilain pihak pengawasan kualitas air yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan, diarahkan pada sarana, pemakai dan kualitas airnya. Untuk sumur gali dilakukan dengan inspeksi sanitasi menggunakan kuesioner dengan 10 variabel pokok yang dipertanyakan tanpa memperhitungkan bobot masing-masing variabel untuk menentukan tingkat resiko pencemaran, sebagai dasar penentuan untuk pengambilan sampel air secara bakteriologis. Penelitian ini ingin melihat pengaruh 10 veriabel yang ada dalam inspeksi sanitasi terhadap kualitas air bila dilihat dari segi bakteriologis dengan mengabil sampel 40 unit sumur gali di Desa Pantai Gemi dan Desa Sidomulyo Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat, yang dilaksanakan pada bulan Juli 1999. Hasil penelitian ternyata bahwa tidak semua variabel menunjukan adanya pengaruh yang bermakna secara statistik yang dapat dilihat dari nilai "P" yang didapat. Di antara 10 variabel hanya 8 variabel yang berpengaruh secara bermakna. Selanjutnya delapan variabel ini dianalisis lagi secara analisis regresi berganda dan didapat bahwa tidak satupun di antara 8 variabel yang mempunyai pengaruh yang bermakna secara statistik. Hal ini dapat saja terjadi karena pada pengujian ke dua kita melakukannya secara bersama-sama sehingga variabel-variabel tersebut saling mempengaruhi. Dari hasil penelitian ini ternyata tidak dapat menunjukan variabel mana yang paling berpengaruh untuk menentukan bobot pengaruh masing-masing variabel, oleh karena itu disarankan agar penelitian ini dilanjutkan untuk skala yang lebih luas dan pada berbagai kondisi tempat yang berbeda, sehingga dapat dibanding antara satu daerah dengan daerah lainnya.