Peran Petani Bawang dalam Mengatasi Degradasi Lahan dengan Pembuatan Benteng Batu di Daerah Tkt. II Kabupaten Simalungun
View/ Open
Date
2000Author
Girsang, Masdin
Advisor(s)
Anwar, Jazanul
Nasution, H.
Darus, Mozart
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mengetahui sejauh mana peran petani bawang merah dalam mengatasi degradasi lahan di daerah Tkt. II Kabupaten Simalungun. 2) Untuk mengetahui sejauh mana manfaat yang diperoleh petani bawang rnerah dati perannya mengatasi degradasi lahan di daerah Tkt. II Kabupaten Simalungun. 3) Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang berarti antara jumlah tanah lapisan atas (top soil) dengan manfaat yang diperoleh petani dari perannya mengatasi degradasi lahan dengan pembuatan benteng-benteng batu. 4) Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang berarti antara manfaat yang diperoleh petani bawang merah dengan pembuatan benteng-benteng batu dan tanpa pembuatan benteng-benteng batu di daerah penelitian, Penelitian ini menggunakan 28 petani bawang sebagai sampel dari populasi petani bawang merah yang berperan rnengatasi degradasi lahan dengan pembuatan benteng-benteng batu dan 26 petani bawang sebagai sampel dari populasi petani bawang merah yang tidak berperan mengatasi degradasi dengan pembuatan benteng-benteng batu. Penentuan sampel dilakukan secara acak berlapis (Stratified Random Sampling) yang didasarkan pada stratifikasi tingkat kemiringan laban usaha tani, mengingat kondisi kemiringan laban pertanaman bawang merah yang terdapat di daerah penelitian (Desa Tigaras Kecamatan Dolok Pardamean) tidak homogen akan tetapi bervariasi dengan tingkat kemiringan ringan (5 - 15%), kemiringan sedang (525%) dan kemiringan berat (25 - 40%). Analisis data dilakukan dengan 2 cara yaitu deskriptif dan statistika dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah ; 1) Peran petani bawang dalam mengatasi degradasi lahan yaitu dengan membuat teras bangku dengan benteng-benteng batu, menggunakan batu-batu besar sebagai bahan baku yang tersedia cukup didaerah penelitian. Dengan terlebih dahulu diberi perlakuan panas dan dingin, melalui pembakaran dan penyiraman air guna memudahkan pecahnya batu-batu besar menjadi batu-batu kecil yang sesuai untuk pembuatan benteng batu. 2) Manfaat tertinggi yang diperoleh petani bawang merah dari perannya mengatasi degradasi lahan adalah rata-rata Rp. 550.620,46/Rante/Musim Tanam, diperoleh pada lahan pertanaman bawang merah dengan pembuatan benteng batu sedang manfaat terendah adalah rata-rata Rp.441.809,27/Rante/Musim Tanam, diperoleh pada laban tanpa pembuatan benteng batu melainkan dengan teras biasa dari tanah. 3) Terdapat hubungan yang berarti antara jumlah tanah lapisan atas (top soil) dengan manfaat yang diperoleh dari perannya mengatasi degradasi lahan dengan pembuatan benteng batu (r = 0,85 dengan Fhitung 65,97075 lebih besar dari Ftabel 4,22 pada taraf ? = 0,05). Dengan persamaan regresi linier sederahana Y1 = -481.828 + 19094,16 X dan R2 = 0,72 berarti hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat cukup kuat secara regresi linier. Implikasinya adalah jika variabel bebas yaitu jumlah tanah lapisan atas berubah 1unit, maka akan diikuti oleh perubahan variabel terikat yaitu manfaat yang diperoleh petani bawang sebesar 19.094,16 unit sesuai dengan ukurannya masing-masing, 4) Terdapat perbedaan yang berartidan manfaatyang diperoleh petani bawang merah antara petani yang berperan mengatasi degradasi lahan dengan pembuatan benteng-benteng batu dan tanpa pembuatan benteng batu (t-hitung 3,12766 lebih besardari t-tabel l,708 pada taraf ? = 0,05). Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menentukan kebijakan penggunaan lahan pertanaman bawang .merah yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan di Kabupaten Simalungun.