Efektivitas Group Cognitive Behavioral Therapy dalam Meningkatkan Abstinence Self Efficacy Pecandu Pada Masa Pemulihan Di Pusat Rehabilitasi X Kota Medan2
View/ Open
Date
2015Author
Sinaga, Yustian
Advisor(s)
Irmawati
Saragih, Juliana I,
Metadata
Show full item recordAbstract
pattern of continued pathological use of a medication, which results
significant clinical consequences related to drug use (APA, 2004). Wade (2007)
explain about rehabilitation as a way for handling substance use disorder. Real
fact show that is not easy for make them rehabilitated, there are relapse comes as
a consequences of low efficacy for rejecting drugs. Low efficacy for rejecting use
of drugs is a form of low abstinence self efficacy. Marlat and Gordon
(Handershot, 2011) explain about method for increasing abstinence self efficacy
by identify coping skill, and then Chiang (2006) says that is important for
restructuring drug abuser thought from irrational thought becomes rational
thought.
Cognitive restructuring and coping skill are tecnique in cognitive
behavioral therapy (CBT) which can be done individually or in a group. Bieling
(2006) explain that group therapy give client a good chance for explaining freely
about their thought, feeling, trust each other, give attention each other,
understanding, and helping each other. Morrison (Bieling, 2006) also explain that
group CBT is more efficient at time, cost, and energy. This experiement research has
pretest-posttest control group design. Twenty research subject choose by using
purposive sampling and then devided in four group. First experiment group get
cognitive restructuring tecnique, second experiment group get coping skill
tecnique, third experiment group get both coping skill & cognitive restructuring
tecnique and control group do not get group CBT.
Qualitative research data are gained from rational thought and coping
skill, and then subject are given brief situational confidence questionaire (BSCQ)
for gaining quantitative data. Quantitative data are analized by using ANOVA
Mixed Design. Results of this research show that restructuring tecnique either
coping skill are effective for improving abstinence self efficacy, but giving
cognitive restructuring and coping skill technique as one cluster is more effective
for improving abstinense self efficacy than giving them separately. Penyalahgunaan narkoba merupakan pola penggunaan zat secara
maladaptif yang dapat menyebabkan gangguan klinis signifikan (APA, 2004).
Wade (2007) menjelaskan bahwa salah satu cara menanganinya adalah dengan
membantu pecandu melalui program rehabilitasi. Pada kenyatannya, rehabilitasi
pecandu narkoba bukan hal yang mudah karena dapat terjadi relapse ketika
pecandu ragu akan kemampuannya untuk dapat menjauhkan diri dari penggunaan
narkoba. Keraguan akan kemampuan ini merupakan wujud dari abstinence self
efficacy yang rendah sehingga perlu dibenahi. Marlat dan Gordon (dalam
Handershot, 2011) menjelaskan bahwa cara untuk meningkatkan abstinence self
efficacy adalah dengan melakukan identifikasi coping skill, kemudian Chiang
(2006) menambahkan bahwa pecandu perlu untuk merestrukturisasi pikirannya
yang irasional.
Restrukturisasi kognitif dan coping skill merupakan teknik dalam terapi
cognitive behavioral (CBT) yang dapat dilaksanakan secara berkelompok. Bieling
(2006) mengungkapkan, melalui terapi secara berkelompok maka setiap peserta
memiliki kesempatan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan secara leluasa,
saling percaya, saling perhatian, saling memahami dan saling membantu.
Morrison (dalam Bieling, 2006) juga menyebutkan bahwa CBT secara
berkelompok lebih efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga dibandingkan dengan
pendekatan secara individual. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen
dengan desain pretest-posttest control group. Subjek penelitian dipilih
menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 20 orang yang dibagi dalam
empat kelompok yaitu kelompok eksperimen pertama yang mendapatkan teknik
restrukturisasi kognitif, kelompok eksperimen kedua mendapatkan teknik coping
skill, kelompok eksperimen ketiga mendapatkan gabungan teknik coping skill &
restrukturisasi kognitif dan kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak
mendapatkan teknik restrukturisasi kognitif maupun coping skill.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif mengenai
pikiran rasional dan coping skill. Pada saat subjek sudah memiliki pikiran yang
rasional dan mampu untuk menerapkan coping skill maka diberikan skala brief
situational confidence questionaire (BSCQ) untuk memperoleh data kuantitatif
mengenai abstinence self efficacy. Data kuantitatif ini diolah menggunakan
ANOVA Mixed Design. Hasil penelitian membuktikan bahwa teknik
restrukturisasi kognitif maupun coping skill efektif untuk meningkatkan
abstinence self efficacy, namun gabungan teknik restrukturisasi kognitif dan
coping skill lebih efektif untuk meningkatkan abstinense self efficacy
dibandingkan dengan pemberian terapi tersebut secara terpisah.