Show simple item record

dc.contributor.advisorEffendy, Elmeida
dc.contributor.authorYusuf, Muhammad
dc.date.accessioned2021-07-02T08:14:54Z
dc.date.available2021-07-02T08:14:54Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/34378
dc.description.abstractLatar Belakang : Kejadian diabetes mellitus lebih tinggi pada pasien dengan skizofrenia dibandingkan pada masyarakat umum. Obat antipsikotik telah terlibat dalam berkembangnya diabetes, tetapi sebagai non-medicated pasien dengan skizofrenia memiliki tingkat diabetes yang tinggi itu kemungkinan bahwa faktor lain dari pada pengobatan. Subramaniam dkk pada tahun 2003 dalam penelitian korort pada pasien skizofrenia yang dirawat dirumah melaporkan angka toleransi diabetes mellitus yang tidak terdiagnosa sebanyak 16% dan angka gangguan resistensi toleransi glukosa lebih dari 30%, tidak ada satupun yang pernah menerima obat neuroleptik atipikal, tetapi angka diabetes pada populasi umum pada usia yang sama lebih dari 22%, hal ini menunjukkan bahwa pasien dengan skizofrenia cenderung kurang didiagnosa sebagai diabetes daripada rekan-rekan mereka dengan tanpa penyakit mental. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian dekriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah pasien skizofrenik. Jumlah sampel ditentukan secara consecutive sampling, kemudian subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dilakukan pemeriksaan kadar gula darah puasanya. Selanjutnya dianalisa terhadap umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan tempat tinggal dengan menggunakan chi-square. Hasil : Dari 60 pasien skizofrenik episode pertama yang belum mengkonsumsi obat anti psikotik yang berobat ke poliklinik psikiatri dan Instalasi Gawat Darurat BLUD RSJ PROVSU dalam periode 1 Nopember 2010 sampai dengan 31 Desember 2010, didapati kadar gula darah puasa hipoglikemi 42%, normoglikemi 44% dan hiperglikemi 14%. Kesimpulan : Dari hasil penelitian terhadap 60 orang kadar gula darah puasa pada pasien skizofrenik episode pertama yang belum mengkonsumsi obat anti psikotik yang datang berobat ke BLUD RSJ PROVSU didapati paling banyak kadar gula darah puasanya dalam keadaan normoglikemi sebanyak 26 orang (44%). Terdapat perbedaan bermakna berdasarkan tingkat pendidikan. Tidak terdapat perbedaan bermakna kadar gula darah puasa berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin pekerjaan dan tempat tinggal.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectPasien skizofrenik Drug-Naiveen_US
dc.subjectKadar Gula Darah Puasaen_US
dc.titleProfil Kadar Gula Darah Puasa pada Pasien Skizofrenik Drug-Naive Episode Pertamaen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM087106004
dc.description.pages60 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record