Studi Ekologi Kijing (Glauconome Virens Linnaeus, 1767) di Ekosistem Mangrove Belawan
View/ Open
Date
2014Author
Machrizal, Rusdi
Advisor(s)
Wahyuningsih, Hesti
Jumilawaty, Erni
Metadata
Show full item recordAbstract
Kijing, Glauconome virens of the family Glauconomidae are found in mangrove area. The clams burrow themselves to the dept 13-30 cm in the muddy bottom and can survive on the anoxic condition. Kijing is a kind of export commudity. In Belawan, Kijing has used as a protein source.
The objectives of this research were : to study biological aspect of kijing, like abundance, mofomometric, growth pattern. Ecological aspect like distribution pattern, hole characteristic, and connetion between water physical chemistry factor with the abundance of kijing. The research was carried out in 3 months( from January 2014 to March 2014) in mangrove ecosystem Belawan. The site was divided into three station sampling, and three repeating. The analyses covered community structure of the mangrove, density of kijing, environmental characteristics of the waters (temperature, salinity, pH, DO, phosphate and nitrate), distribution patterns of the kijing, lengthweight relationship, morfometric, and Pearson correlation analysis. The results showed that Sandy Clay Loam sediment with higher density of kijing (2,93 Ind/m2) in station III. The lowest density showed that Clay Loam sediment in station II (1,16 Ind/m2). Growth pattern of kijing indicated a negative allometric growth (b<3). Distribution pattern of kijing in station I and II indicated uniform, and clumped in station III.
The results showed that temperature 27,8-28,5oC, salinity 5-20‰, water pH 6,2-6,8, sediment pH 6-6,5, DO 3-3,4, Nitrate 4-13,7 mg/L, Posphate 0,03-0,44 mg/L. heavy metal concentration in sediment showed Pb 0,009-0,012 ppm, Cu 0,042-0,122 ppm, and Cd 0,016-0,093 ppm. Texture sediment analysis showed, station I Loam, station II Clay Loam, and station III Sandy Clay Loam. The results showed that mangrove area was dominated by Excoecaria allagocha with Importance Value Index 122,77%, - 151,72%. Observations related to the characteristic of kijing hole indicates that the depth of hole ranged from 13-30,2 cm, with size kijing from 2,4 – 6,8 cm. The hole surface shape similar with the syfon like number 8 (eight). Correlation analysis showed positive correlation between density and sandy fraction sediment, with a correlation coefficient of 0,964, and negative correlation between density and clay fraction sediment, with a correlation coefficient of -0,996. Kijing, Glauconome virens dari famili glauconomidae, hidup pada kawasan ekosistem mangrove. Spesies ini membenamkan diri pada dasar berlumpur (muddy bottoms) pada kedalaman 13-30 cm dan dapat hidup pada kondisi rendah oksigen. Kijing merupakan salah satu komoditas eksport. Masyarakat Belawan memanfaatkan kijing sebagai salah satu sumber protein.
Tujuan penelitian ini adalah: mengkaji aspek biologi kijing, seperti kepadatan, morfometrik, dan pola pertumbuhan. Mengkaji aspek ekologi yang meliputi pola penyebaran, karakteristik sarang, serta hubungan antara faktor fisik kimia perairan dengan kepadatan kijing. Penelitian dilakukan selama 3 bulan (dari Januari 2014 sampai Maret 2014) di ekosistem mangrove Belawan dimana dibagi atas 3 stasiun pengamatan, dengan tiga kali pengulangan. Analisis data meliputi kepadatan kijing, struktur komunitas mangrove, karakteristik lingkungan perairan (suhu, salinitas, pH, oksigen terlarut, fosfat, nitrat, tekstur sedimen), pola penyebaran kijing, hubungan panjang berat, morfometrik dan analisis korelasi Parson.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan tertinggi berada stasiun III dengan jenis substrat lempung liat berpasir, dengan nilai kepadatan 2,93 Ind/m2. Kepadatan terendah terdapat pada stasiun II sebesar 1,16 Ind/m2, dengan substrat lempung berliat. Pola pertumbuhan kijing adalah alometrik negatif dengan nilai konstanta b<3. Distribusi kijing berbeda pada setiap stasiunnya, stasiun I dan II memiliki pola distribusi seragam, dan stasiun III memiliki pola distribusi mengelompok.
Hasil pengamatan faktor fisik kimia perairan menunjukkan bahwa suhu berada pada kisaran 27,8-28,5oC, salinitas 5-20‰, pH air 6,2-6,8, pH sedimen 6-6,5, DO 3-3,4 ppm, Nitrat berkisar 4-13,7 mg/L, Fosfat 0,03-0,44 mg/l. Hasil pengukuran logam berat pada sampel sedimen menunjukkan kadar Pb sebesar 0,009-0,012 ppm, Cu sebesar 0,042-0,122 ppm, dan Cd sebesar 0,016-0,093 ppm. Analisis substrat menunjukkan, stasiun I memiliki substrat lempung, stasiun II memiliki substrat lempung berliat, dan stasiun III memiliki substrat lempung liat berpasir. Analisis vegetasi mangrove menunjukkan jenis buta-buta (Excoecaria allagocha) memiliki nilai INP tertinggi pada kategori pohon dan anakan, masing-masing sebesar 122,77%, dan 151,72%. Hasil pengamatan terkait karakteristik sarang kijing menunjukkan bahwa kedalaman sarang berkisar 13-30,2 cm, dengan ukuran panjang kijing berkisar 2,4-6,8 cm. Bentuk permukaan sarang menyerupai angka delapan, sama dengan bentuk sifon kijing. Analisis korelasi menunjukkan ada hubungan korelasi searah antara fraksi pasir sedimen dengan kelimpahan dengan koefisien korelasi sebesar 0,964, dan korelasi berlawanan arah terhadap fraksi liat sedimen dengan koefisien korelasi -0,996.
Collections
- Master Theses [249]