Pemanfaatan Amilum Batang Kelapa Sawit sebagai Ekstender Perekat Kayu
View/ Open
Date
2001Author
Sinaga, Jawaris
Advisor(s)
Wirjosentono, Basuki
Guritno, Purboyo
Sitepu, Mimpin
Metadata
Show full item recordAbstract
Optimization of glue firmness from the binder produced using the starch as extender material has been successfully made. Before using the starch of palm oil stem, the sago starch obtained from market is implemented as the orientation. The optimum glue firmness is obtained at 10% of extender weight toward primary binder of fluid urea formaldehyde resin, namely 49,30 Kgf/cm2, Its ratio is 40 gr urea formaldehyde resin 4 gr. sago flour, 0,025 gr. ammonium chloryde crystal 99,8% and 1 ml. formaldehyde 40%. Orientation result using sago flour is used as reference in the application of the starch palm oil stem as extender. The starch of palm oil stem is obtained with mechanical extraction way toward middle of palm oil stem taken from top-tree or with the distance half-meter downward from base leaves. The direct use of starch flour from mechanical extraction result as extender, in fact gives bad glue firmness. It's use is firstly implemented by dissolving it's starch in water by heating, then filtered and the filtrate obtained is used as extender. It's result produces better glue firmness with it's optimum for 39,60% Kgf/cm2 below the optimum glue firmness with sago flour extender. Optimalisasi keteguhan rekat dari perekat yang dihasilkan dengan menggunakan pati sebagai bahan ekstender telah berhasil dibuat. Sebelum menggunakan pati batang kelapa sawit, maka sebagai orientasi dilakukan dengan menggunakan pati sagu yang diperoleh dari pasar. Keteguhan rekat optimum diperoleh pada 10% berat ekstender terhadap perekat utama (primary binder) urea formaldehida resin cair yaitu sebesar 49,30 Kgf/cm2. Adapun perbandingan tersebut adalah 40 gr. urea formaldehida resin,4 gr. tepung sagu, 0,025 gr. amonium klorida kristal 99,8% dan 1 ml formaldehida 40%. Hasil orientasi menggunakan tepung sagu ini digunakan sebagai acuan dalam pemakaian pati batang kelapa sawit sebagai ekstender. Patibatang kelapa sawit diperoleh dengan cara ekstraksi mekanis terhadap bagian tengah batang kelapa sawit yang diambil dari bagian puncak pohon atau berjarak setengah meter ke bawah dari pangkal pelepah daun. Pemakaian secara langsung tepung pati hasil ekstraksi mekanis ini sebagai ekstender, ternyata memberikan keteguhan rekat yang tidak baik. Karena itu penggunaan dilakukan dengan cara terlebih dahulu melarutkan patinya dalam air dengan pemanasan, kemudian disaring dan filtrat yang diperoleh digunakan sebagai ekstender. Ternyata hasil memberikan keteguhan rekat yang lebih baik, optimumnya adalah 39,60% Kgf/cm2, dibawah keteguhanrekat optimum dengan ekstender tepung sagu.
Collections
- Master Theses [374]