Perbandingan Insidensi Post Dural Puncture Headache setelah Anestesia Spinal dengan Jarum 27g Quincke dan 27g Whitacre
View/ Open
Date
2010Author
Edlin
Advisor(s)
Lubis, Asmin
Hanafie, Achsanuddin
Metadata
Show full item recordAbstract
Background, Post Dural Puncture Headache (PDPH) is an iatrogenic
complication after spinal anesthesia that caused by CSF leakage due to a tear or
hole in the duramater. PDPH is an unpleasant complaint to patient and could
cause fatal problems. One of the most important factors that contribute the
incidence and severity of PDPH is the size of the dural perforation that depends
on the size and type of spinal needle. The aim of the study is to compare the best
needle type between 27G Quincke and 27G Whitacre to decrease the incidency
and severity of PDPH.
Methode, The study is a randomized, double blind clinical trial. After getting the
approval of the ethic committee of medical faculty in USU, 100 study samples
were collected, men and women, age 18-65 yrs old, physical status ASA 1-2 that
underwent elective surgery with spinal anesthesia. The sample was then divided
randomly into two groups with 50 subjects each, where group A applied 27G
Whitcare (Pencan) and group B 27G Quincke (Spinocan) needle. Incidency and
severity of PDPH was then observed periodically in 6, 24, 48 and 72 hours post
spinal. T independent and Chi square test was used to analyze the results.
Result, Only 1 (2%) patient in Whitacre group had PDPH, where as 5 (10%)
patient in Quincke group had PDPH. Statistically there is no significant difference
in the incidence of PDPH between the two groups with p=0.204. From the six
patients that had PDPH the severity varies form mild to medium. Statistically
there is no significant difference in the severity of PDPH that occurred with
p=0.170.
Conclusion, Theres is no significant difference statistically in the incidency and
severity of PDPH between 27G Whitacre and 27G Quincke needle. Latar Belakang, Post Dural Puncture Headache (PDPH) adalah komplikasi
iatrogenik dari anestesi spinal yang diakibatkan dari tusukan atau robekan pada
dura mater yang menyebabkan kebocoran CSF. PDPH merupakan keluhan yang
tidak menyenangkan untuk pasien dan bisa berakibat fatal. Faktor terpenting yang
mempengaruhi frekwensi dan keparahan dari PDPH adalah besar dari perforasi
dura. Besar perforasi dura sangat ditentukan oleh besar jarum dan tipe jarum
spinal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan tipe jarum yang terbaik
antara 27G Quincke dan 27G Whitacre dalam menurunkan insidensi dan
keparahan PDPH setelah tindakan anestesi spinal pada pasien-pasien yang
dilakukan operasi elektif.
Metode, Penelitian ini dilakukan dengan uji klinis acak, tersamar ganda. Setelah
mendapat persetujuan dari komite etik FK USU Medan, dikumpulkan sebanyak
100 sampel penelitian, laki-laki dan perempuan, umur 18-60 tahun, status fisik
ASA 1-2 yang menjalani operasi elektif dengan spinal anesestesi. Sampel dibagi
menjadi dua kelompok secara randomisasi masing-masing 50 subjek, dimana
kelompok A menggunakan jarum Whitacre (Pencan) 27G dan kelompok B
menggunakan jarum Quincke (Spinocan) 27G. Kemudian dipantau insidensi dan
keparahan PDPH pada 6 jam, 24 jam, 48 jam dan 72 jam paska operasi. Data hasil
penelitian diuji dengan uji-t, dan uji Chi-kuadrat.
Hasil, Pada penelitian ini hanya 1 (2%) pasien pada kelompok Whitacre yang
mengalami PDPH, sementara pada kelompok Quincke terdapat 5 (10%) pasien
mengalami PDPH. Dengan analisa tes Chi square didapat hasil p=0.204, berarti
tidak ada perbedaan bermakna insidensi PDPH antara kedua kelompok ini. Dari
keenam pasien yang mengalami PDPH, derajat keparahan yang terjadi berkisar
ringan dan sedang. Dari hasil analisa tingkat keparahan terhadap waktu-waktu
pengamatan dengan tes Chi square didapat p=0.170, tidak ada perbedaan yang
bermakna terhadap tingkat derajat PDPH antara kedua jarum.
Kesimpulan, Tidak ada perbedaan bermakna secara statistik terhadap insidensi
PDPH dan keparahan PDPH antara jarum spinal 27G Whitacre dan 27G Quincke.
Collections
- Master Theses [163]