Show simple item record

dc.contributor.advisorSitepu, Makmur
dc.contributor.advisorPasaribu, Hotma Partogi
dc.contributor.authorKuswani, Lili
dc.date.accessioned2021-07-05T09:23:22Z
dc.date.available2021-07-05T09:23:22Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/34546
dc.description.abstractPada kehamilan dapat terjadi berbagai komplikasi dari tali pusat. Gangguan sirkulasi tali pusat dicurigai menyebabkan 20% kematian janin, dimana gangguan mekanis dari tali pusat dapat berupa lilitan tali pusat dan prolaps tali pusat atau mungkin timbul dari anatomi tali pusat yang abnormal seperti tali pusat yang tersimpul (true knot), koil abnormal (hypocoiling dan hypercoiling), panjang tali pusat dan insersi tali pusat yang abnormal.1,2 Gangguan aliran tali pusat 50 % secara signifikan menyebabkan asfiksia pada janin, yang menimbulkan efek terhadap organ dan metabolisme janin baik akut maupun kronis, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi luaran bayi lahir yang dapat mempengaruhi berat badan bayi lahir.3 Tali pusat merupakan salah satu struktur dalam amnion yang memfiksasi antara salah satu sisi plasenta dan tali pusat bayi sebagai penghubung, dengan panjang normal 50 – 60 cm terdiri dari tiga pembuluh darah : dua arteri dan satu vena. Sebuah tali pusat normal memiliki rata – rata 11 koil pembuluh darah tali pusat.3 Strong et al, 1994, dalam penelitiannya menunjukkan koil tali pusat yang tidak normal (hypocoiling dan hypercoiling) berpengaruh terhadap terjadinya pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion, anomali janin, deselerasi denyut jantung janin selama persalinan, intervensi tindakan terhadap kesulitan proses persalinan, mekonium dalam air ketuban, persalinan prematur, skor APGAR yang rendah, pH arteri tali pusat yang rendah, diabetes mellitus dalam kehamilan dan berhubungan dengan berat badan lahir bayi.1 Sejak tahun 1900 banyak dilakukan penilaian terhadap koil pembuluh darah tali pusat. Dari penelitian sebelumnya, Machin et al, 2000, didapati angka kejadian hypercoiling (21%) dan hypocoiling (13%). Pada hypercoiling didapati gangguan janin (37%), gangguan toleransi dalam persalinan (14%), pertumbuhan janin terhambat (10%) dan korioamnionitis (10%). Pada indeks koil tali pusat hypocoiling masing – masing 29%, 21%, 15% dan 29%.4en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectPerbandingan Indeksen_US
dc.subjectKoil Tali Pusaten_US
dc.subjectLuaran Berat Badan Bayi Lahiren_US
dc.titlePerbandingan Indeks Koil Tali Pusat terhadap Luaran Berat Badan Bayi Lahiren_US
dc.typeThesisen_US
dc.description.pages56 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record