Analisis Sosiologi Tokoh Utama dalam Anime “Irozuku Sekai No Ashita Kara” Karya Natsuka Yashio
View/ Open
Date
2021Author
Zulkarisya, Putri Nazla
Advisor(s)
Muliadi, Yuddi
Metadata
Show full item recordAbstract
Anime ini bertemakan tentang tokoh mencari arti makna warna dunia yang di
lihat dari sudut pandang penonton. Anime ini meningkatkan kesadaran untuk
melihat kehidupan yang di jalani lebih bermakna. Anime ini berlatar belakangi
kehidupan masyarakat Jepang di kehidupan sehari-hari. Anime ini menceritakan
tentang Tsukishiro Hitomi yang menyihir dirinya sendiri secara tidak sadar
sehingga ia kehilangan warna dunia nya. Dia adalah gadis yang muram, pendiam,
serta tidak ingin bergaul, tetapi kepedulian sang nenek terhadap masa depan
Hitomi pun menyihir Hitomi kembali ke masa lalu ketika ia masih muda guna
untuk membantu Hitomi mencari arti makna warna dunia yang selama ini di
lupakannya.
Tsukishiro Hitomi merupakan cucu dari Tsukishiro Kohaku. Ketika Hitomi
masih balita ia di tinggalkan oleh sang ibu dikarenakan sang ibu merupakan
keturunan keluarga Tsukishiro yang pertama kali yang tidak memiliki
kemampuan sihir sementara ia melahirkan Hitomi dan Hitomi memiliki
kemampuan sihir yang besar, sehingga membuatnya sakit hati dan meninggalkan
Hitomi saat ia masih balita. Ditinggalkan sang ibu membuat Hitomi menutup
dirinya dengan dunia luar dan membuatnya tidak ingin bergaul dengan siapapun,
sehingga ia kehilangan warna dunia nya, membenci sihir, dan membuatnya tidak
dapat melihat warna lagi.
Tsukishiro Kohaku yang melihat kondisi cucu nya pun turut prihatin. Ia pun
menciptakan sihir waktu agar Hitomi kembali ke masa lalu saat Kohaku masih sebaya dengan Hitomi, kehidupan sehari-hari Hitomi pun berubah setibanya ia di
tahun 2018. Dimulai saat ia tersesat tidak mengerti peta pada tahun 2018 berawal
enggan meminta tolong kepada warga sekitar tetiba 3 orang siswa
menghampirinya dan menanyakan apa ia tersesat, hitomi pun tidak berani
mengatakan apapun karena mereka adalah orang asing bagi Hitomi, tapi salah satu
siswi yang bernama Kawai Kurumi menjelaskan bahwasannya mereka bukan
orang jahat, dari situ adalah awal mula interaksi sosial Hitomi dengan teman
seusianya.
Setibanya waktu kepulangan Hitomi kembali ke masa depan membuat temantemannya
merasa sedih, dan ingin membantu Hitomi agar tidak terjebak di celah
waktu. Hitomi tidak ingin kembali ke masa depan ia ingin tetap merada di tahun
2018 tetapi kalau ia melakukan itu ia akan terserap ke dalam celah waktu dan
tidak dapat kembali ke masa lalu atau pun masa depan, sehingga ia pun mau
kembali ke masa depan. Pada saat pemulangan Hitomi sihir waktu yang di
gunakan Kohaku mendadak mengalami gangguan dan membuat Hitomi terserap
kedalam sihir, Yuito yang melihat itu pun masuk ke dalam sihir di mana sihir itu
adalah alam bawah sadarnya Hitomi. Sebelum mereka keluar dari alam bawah
sadarnya Hitomi Yuito mengatakan semua perasaannya kepada Hitomi dan
membuat Hitomi membuka matanya dan membuatnya tidak menutup dirinya
sendiri sehingga sihir yang terpasang pada dirinya sendiri menghilang, dan
membuat Hitomi dapat melihat warna nya kembali.
Hasil dari penelitian ini adalah nilai interaksi sosial yang terkandung di dalam
anime Irozuku Sekai no Ashita Kara” karya Natsuka Yashio, pertama berubahnya
sikap Hitomi dalam pergaulan, memunculkan nilai kepedulian di dalam dirinya, menciptakan interaksi yang selama ini belum pernah di alami nya, dapat bekerja
sama dalam kepentingan bersama untuk mencapai tujuan, mengalami konflik
yang belum pernah terjadi dalam hidupnya dengan teman seusianya. Dan
menciptakan hubungan yang erat dengan teman-teman nya dalam kehidupan
sosial.
Nilai sosial yang terkandung adalah nilai kekeluargaan dimana saat
ditinggalkan sang ibu Hitomi pun tidak memiliki apa arti nilai kekeluargaan,
tetapi saat di tahun 2018 ia mengerti apa yang di maksud nilai kekeluargaan
dimana ada ibu ayah serta nenek dan saudara di dalam lingkungan rumah, ia pun
menjadi sering bercerita kepada anggota keluarganya dan menjadi kepribadian
yang terbuka. Ada pula nilai tolong-menolong, dimana Hitomi bisanya selalu
sendiri dan ia pun merubah kepribadiannya dan memunculkan nilai tolongmenolong
kepada teman-temannya.
Nilai dari tokoh utama Tsukishiro Hitomi adalah memiliki sikap yang mau
berubah menjadi kepribadian yang lebih baik lagi,mencoba melakukan hal yang di
benci menjadi tidak di benci lagi. Memiliki pemikiran solidaritas tinggi terhadap
teman dan kepada keluarga. Menghargai satu sama lain. Walau terjadinya konflik
beberapa kali tetapi ia berfikir bahwa dari konflik tersebut pasti akan tercipta
ikatan yang kuat antar teman dan menjadikan ikatan itu menjadi ikatan
persahabatan.
Collections
- Undergraduate Theses [525]