Aktivitas Antibakteri Hasil Hidrolisis Enzimatik Minyak Kelapa Murni dan Minyak Inti Sawit terhadap Staphylococcus Aureus dan Salmonella Thypi Serta Escherichia Coli

Abstract

Triglycerides and diglycerides showed no antibacterial activity, but free fatty acids and monoglycerides, especially lauric acid and monolaurin is antibacterial. The purpose of this study was to determine the antibacterial activity of the enzymatic hydrolysis of Virgin Coconut Oil (VCO) and Palm Kernel Oil (PKO), which produces a combination of lauric acid and monolaurin. The VCO used in this study was from PT. Siti Nurbaya, West Sumatera and the PKO was given from PT. Wimar, Medan. Hydrolysis process is done by the enzyme lipase (Lipozym TL IM) which were active at 1.3 position for 18 hours. The oil that was the most optimum enzymatic hydrolysis then tested for antibacterial activity against Staphylococcus aureus (ATCC 29737), Salmonella thypi(ATCC 786) and Escherichia coli (ATCC 10536) using agar diffusion method with paper disc diameter of 6 mm (Oxoid, England). Antibacterial activity test carried out on VCO and PKO, hydrolysed VCO (VCOH) and PKO (PKOH) each with 25% levels, 50%, 100% and 75%. Antibacterial activity of the test material compared with tetracycline (30 μg) and chloramphenicol (30 μg). The results showed that the optimum hydrolysis time is 14 hours. There is no difference in the antibacterial activity of VCO and PKO. There is a significant increase of antibacterial activity by increased levels of VCOH and PKOH. Antibacterial activity against Staphylococcus aureus (Gram positive) was higher than the Salmonella thypi and Escherichia coli (Gram negative), but the antibacterial activity of the test material is lower than the standard tetracycline and chloramphenicol.

Trigliserida dan digliserida tidak menunjukkan aktivitas antibakteri, tetapi asam lemak bebas dan monogliserida, terutama asam laurat dan monolaurin bersifat antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari hasil hidrolisis enzimatik Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil, VCO) dan Minyak Inti Sawit (Palm Kernel Oil, PKO), yang menghasilkan kombinasi asam laurat dan monolaurin. VCO yang digunakan berasal dari PT. Siti Nurbaya, Sumatera Barat dan PKO merupakan pemberian dari PT. Wimar, Medan. Proses hidrolisis dilakukan menggunakan enzim lipase (Lipozym TL IM). Masa inkubasi dilakukan selama 18 jam dengan pengamatan kenaikan jumlah bilangan asam setiap 2 jam. Minyak hasil hidrolisis enzimatik yang paling optimum kemudian diuji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus (ATCC 29737), Salmonella thypi (ATCC 786) dan Escherichia coli (ATCC 10536) menggunakan metode difusi agar dengan pencadang kertas berdiameter 6 mm (Oxoid, England). Uji aktivitas antibakteri dilakukan terhadap VCO dan PKO, hasil hidrolisis VCO (VCOH) dan PKO (PKOH) masing-masing dengan kadar 25%, 50%, 75% dan 100%, baku tetrasiklin (30 μg) dan baku kloramfenikol (30 μg). Data kemudian dianalisa menggunakan metode ANAVA dengan α 0,05. Hasilnya menunjukkan bahwa hidrolisis enzimatis terjadi secara optimum selama 14 jam, di mana tingkat hidrolisis VCO lebih tinggi dari PKO. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara aktivitas antibakteri VCO dan PKO. Terjadi peningkatan aktivitas antibakteri yang signifikan sesuai dengan peningkatan kadar dari VCOH dan PKOH. Aktivitas antibakteri terhadap Staphyloccocus aureus (gram positif) lebih tinggi dibandingkan terhadap Salmonella thypi dan Escherichia coli (gram negatif), tetapi tidak ada yang memiliki aktivitas antibakteri yang setara dengan baku tetrasiklin dan kloramfenikol.