dc.contributor.advisor | Sihotang, Aslim D | |
dc.contributor.advisor | Lelo, Azman | |
dc.date.accessioned | 2021-07-07T05:48:46Z | |
dc.date.available | 2021-07-07T05:48:46Z | |
dc.date.issued | 2012 | |
dc.identifier.uri | http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/34901 | |
dc.description.abstract | Di Indonesia, sampai saat ini penyebab kebutaan yang utama adalah akibat katarak, yaitu sebesar 0,78 %. Satu-satunya pilihan dalam penanggulangan kebutaan akibat katarak adalah tindakan operasi.(1) Katarak termasuk salah satu penyakit degeneratif pada usia lanjut, namun 10% - 20% buta katarak telah dialami oleh penduduk Indonesia usia 40 – 54 tahun, yang termasuk dalam kelompok usia produktif. Menurut Sirlan. F dalam penelitiannya di daerah pantai Sumatera Barat dan Nusa Tenggara Barat mendapatkan penderita buta katarak usia produktif 14% dari seluruh buta katarak.(2) Buta katarak pada usia produktif ini seharusnya tidak terjadi bila diketahui faktor yang menyebabkannya, sehingga upaya penundaan dapat dilakukan sedini mungkin. Buta katarak usia produktif sangat mengkhawatirkan karena dapat mengancam sumber daya manusia produktif.(2,3) | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
dc.subject | Perbandingan Efektifitas Tetes Mata | en_US |
dc.subject | Natrium Diklofenak 0,1% | en_US |
dc.subject | Deksametason 0,1% | en_US |
dc.subject | Inflamasi Pasca Bedah Katarak | en_US |
dc.title | Perbandingan Efektifitas Tetes Mata Natrium Diklofenak 0,1% dan Deksametason 0,1% dalam Menekan Inflamasi Pasca Bedah Katarak | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.description.pages | 59 Halaman | en_US |
dc.description.type | Tesis Magister | en_US |