Optimalitas Pengalokasian Tenaga Kerja Unit Galangan Kapal (UGK) dengan Human Factor Engineering di PT. Pelabuhan Indonesia I (PT. Pelindo I)
View/ Open
Date
2016Author
Yusnawati
Advisor(s)
Matondang, A. Rahim
Huda, Listiani Nurul Huda
Sinulingga, Sukaria
Nazaruddin
Hidayati, Juliza
Metadata
Show full item recordAbstract
PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) or PT. Pelindo I is one of BUMNs
(State’s Owned Enterprises) which manages port service in the western part of
Indonesia. UGK (Dockyard Business Unit) is one of the subsidiaries of PT. Pelindo I
in maritime affairs in docking, floating repair, workshop, and managing feasibility
certification of ship’s papers. The problem which arises in the UGK is when more
than two ships are in repair at the same time so that the management makes
overlapping schedule. Here, overlapping means that when a ship is in repair,
suddenly another ship has to be repaired, too; the repairing activity has to be stopped
and the workers are focused on preparing for docking the ship which comes later
according to the order of the docking division.
Human factor is a science which studies human limitation, capacity, and
behavior and their interaction with product, environment, equipment, and the
establishment of assignment and activity. According to Salvendy (2012), one of
human factors is human factor in system design which can be conceptualized as the
process of problem solving which includes problem, solution generator for the
problem, alternative analysis, and the most effective alternative choice. In order to
increase system effectiveness, human factor should be involved in every phase of
design process in the system design so that work method and the optimal number of
workers can be determined. Human factor engineering is the application of science
which uses researches on human factor and basic knowledge to design, improve, and
install system.
The result of the research showed that the factors which influenced the
lateness of finishing ship reparation were the limitation of UGK workers so that their
allocation became overlapping. The allocation of workers could be solved by
determining work element of every reparation process and determining the optimal
standard time and the number of workers by using work sampling. The allocation of
workers always increases to 12.23%. PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau PT. Pelindo I adalah salah satu
Badan Usaha Milik Negara(BUMN) yang mengelola jasa kepelabuhanan di Indonesia
bagian barat. Unit Usaha Galangan Kapal (UGK) adalah salah satu cabang usaha
milik PT. Pelindo I yang merupakan salah satu unit usaha di bidang maritim yang
mempunyai usaha docking, floating repair, pekerjaan perbengkelan, pengurusan
sertifikasi kelaikan surat-surat kapal. Permasalahan yang muncul di UGK adalah pada
saat jumlah kapal dikapal yang direparasi lebih dari 2 unit, dimana UGK melakukan
penjadwalan yang overlapping. Overlapping yang dimaksud adalah jika sedang
berlangsung pengerjaan reparasi kapal, tiba-tiba akan datang kapal lain untuk
direparasi maka kegiatan reparasi akan dihentikan dan tenaga kerja fokus melakukan
persiapan docking kapal yang akan datang tersebut sesuai dengan perintah divisi
galangan.
Human factor adalah ilmu yang mempelajari tentang keterbatasan,
kemampuan, dan perilaku manusia, serta interaksinya terhadap produk, lingkungan,
peralatan dan pembentukan tugas dan aktivitas. Menurut Salvendy (2012) salah satu
bagian human factor adalah human factor in system design. Sistem desain dapat
dikonseptualisasikan sebagai proses pemecahan masalah yang melibatkan perumusan
masalah, pembangkitan solusi untuk masalah, analisis altenatif, dan pemilihan
alternatif yang paling efektif. Adapun untuk meningkatkan efektivitas sistem, human
factor harus dilibatkan dalam setiap fase proses desain yang ada dalam sistem desain,
yang meliputi sejumlah kegiatan untuk mendapatkan spesifikasi input pekerjaan,
sehingga metode kerja dan jumlah tenaga kerja optimal dapat ditentukan. Human
factor engineering adalah aplikasi ilmu pengetahuan yang memanfaatkan penelitian
tentang human factor dan menggunakan pengetahuan dasar untuk mendesain,
memperbaiki dan menginstalasi sistem.
Hasil penelitian diperoleh bahwa faktor yang mempengaruhi keterlambatan
penyelesaian reparasi kapal adalah keterbatasan jumlah tenaga kerja yang dimiliki
oleh UGK sehingga pengalokasian tenaga kerja menjadi overlapping. Pengalokasian
tenaga kerja diselesaikan dengan menentukan elemen kerja setiap proses reparasi,
kemudian menentukan waktu baku dan jumlah tenaga kerja optimal yang diperlukan
dengan menggunakan work sampling. Pengalokasian tenaga kerja tetap mengalami
kenaikan sebesar 12,23%
Collections
- Master Theses [177]