dc.contributor.advisor | Simanjuntak, S. B. | |
dc.contributor.advisor | Tofri, Yomin | |
dc.contributor.advisor | Damanik, Kamrol L. | |
dc.contributor.author | Chalil, Diana | |
dc.date.accessioned | 2021-07-08T03:05:53Z | |
dc.date.available | 2021-07-08T03:05:53Z | |
dc.date.issued | 2000 | |
dc.identifier.uri | http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/35072 | |
dc.description.abstract | The objective of this study is to investigate the direct and indirect impact of marquisa agribusiness on North Sumatra economic sectors, its income effect, its backward and forward linkages to other sectors and its contribution to the Gross Regional Domestic Product (GRDP) of North Sumatra. The reason to choose it as the topic of this study is that the marquisa agribusiness has been decided as one of the prime commodities of North Sumatra; however there has been no research that shows its role to North Sumatra regional development. The sample of data for this study were taken from marquisa farmers, marquisa syrup industries and marquisa traders involved. Then the data was processed by using the excel program, based on the 1995 North Sumatra Input-Output table. From the analysis, it is found that - seen from the Bruto Added Value (BAV) which is created by the marquisa agribusiness - marquisa sector gives profits to the involved economic agents, especially to the capital owners, either to the farmers of marquisa fruits or to the businessmen of marquisa syrup industries (>50% from the total input value). However, there is still quite a big gap between the profits accepted by the upstream sector (marquisa fruit agriculture) and the downstream sector (marquisa syrup agro industry): 1453.13% more for the downstream one. It is caused, among others, by the fact that marquisa has not been managed intensively and efficiently (either from the cultivation or economic perspective). It has not been managed yet in an integrated agribusiness system (the backward and forward linkages is still low. | en_US |
dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak langsung maupun dampak tidak langsung yang ditimbulkan agribisnis markisa terhadap sektor-sektor perekonomian di Sumatera Utara, efek pendapatan yang ditimbulkannya, keterkaitan ke belakang dan ke depan terhadap sektor-sektor perekonomian yang lain serta kontribusinya terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumatera Utara. Hal tersebut diangkat sebagai bahan penelitian karena agribisnis markisa telah ditetapkan sebagai komoditi unggulan dari daerah Sumatera Utara namun belum ditemukan suatu kajian yang menunjukkan peranan agribisnis markisa tersebut terhadap pengembangan wilayah Sumatera Utara. Penelitian dilakukan dengan mengambil data sampel petani markisa, industri pengolahan sirop markisa serta pedagang yang terlibat. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan program excel dengan berpedoman pada table Input-Output Sumatera Utara tahun 1995. Dari hasil analisa diperoleh kesimpulan bahwa ternyata dilihat dari proporsi nilai tambah bruto (NTB) yang diciptakan oleh agribisnis markisa, sebenarnya dapat dikatakan bahwa sektor markisa memberikan keuntungan bagi pelaku-pelaku ekonomi yang terkait, terutama bagi pemilik modal baik bagi petani pada sektor buah markisa maupun bagi penqusaha pada sektor industri sirop markisa (>50% dari total nilai input). Tetapi masih terdapat kesenjangan yang cukup besar antara surplus usaha yang diterima di sektor hulu (pertanian buah markisa) dengan sektor hilir (agroindustri sirop markisa) dengan jumlah 1453,13% lebih besar bagi sektor hilir. Hal tersebut timbul antara lain karena sektor markisa belum diusahakan secara intensif dan efisien (baik dari segi budidaya maupun ekonomi) dan dalam kesatuan agribisnis yang baik (keterkaitan ke depan dan ke belakang masih rendah; dengan nilai keterkaitan <1). Dengan demikian dampak yang ditimbulkan baik secara langsung maupun secara tidak langsung oleh produksi buah markisa dan industri sirop markisa masih belum optimal. Demikian juga kontribusinya keseluruhan agribisnis rnarkisa terhadap PDRB SUMUT belum optimal (0,3891% dari total nilai PDRB). Dari kesimpulan-kesimpulan di atas maka penulis menyarankan agar dilakukan peningkatan usaha agar lebih intensif dan efisien dari segi ekonomi (skala usaha, perencanaan dan pelaksanaan struktur biaya) maupun budidaya (cara penanaman, pemeliharaan dan penanggulangan hama dan penyakit tanaman). Disarankan juga agar dilakukan peningkatan kerjasama antar pelaku ekonomi antar subsistem agribisnis, khususnya antara pemilik industri pengolahan dan petani dengan cara menaikkan harga jual buah markisa ke industri pengolahan sirop markisa dan meningkatkan kandungan sari buah markisa dalam komposisi sirop markisa. Dengan demikian petani dapat meningkatkan pendapatannya sehingga bagian (share) petani dari seluruh nilai tambah yang diperoleh dari sistem agribisnis markisa meningkat. Pada akhirnya diharapkan kondisi tersebut akan meningkatkan insentif petani untuk berproduksi sehingga peluang-peluang pasar yang masih cukup besar untuk sirop markisa dan hasil lain dapat dimanfaatkan dengan lebih baik, baik pada pasar domestik maupun pasar ekspor. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
dc.subject | Agribisnis Markisa | en_US |
dc.subject | Pengembangan Wilayah | en_US |
dc.subject | Dampak Langsung | en_US |
dc.subject | Dampak Tidak Langsung | en_US |
dc.subject | Efek Pendapatan | en_US |
dc.subject | Keterkaitan Ke Depan | en_US |
dc.subject | Kontribusi terhadap PDRB | en_US |
dc.subject | Keterkaitan Ke Belakang | en_US |
dc.title | Agribisnis Markisa sebagai Pendorong Pengembangan Wilayah Propinsi Sumatera Utara | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.identifier.nim | NIM973103007 | |
dc.description.pages | 135 Halaman | en_US |
dc.description.type | Tesis Magister | en_US |