Show simple item record

dc.contributor.advisorSiregar, M. Fidel Ganis
dc.contributor.advisorMunthe, Indra G
dc.contributor.authorMarosa, Liza
dc.date.accessioned2021-07-12T05:08:08Z
dc.date.available2021-07-12T05:08:08Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/35482
dc.description.abstractBackground: Health of postmenopausal women need to be considered as increasing this aged population. Early diagnosis of menopause is needed in order to anticipate hypoestrogen symptoms and maintan their quality of life. Salivary estradiol methods appear as a new examination in early diagnosis of menopause. Aim: To know the difference and the relationship of salivary 17β estradiol levels in postmenopausal women. Methods: This is an analytical study with case control design, conducted in Obstetics and Gynecology Departement at Adam Malik and its networking hospital by June 2014. All respondents were asked to fill Menopause Rating Scale (MRS) questionnaire. Saliva samples were taken in the morning to be examined in biochemistry laboratory in University of Sumatera Utara. Results: Mean salivary 17 β estradiol levels showed highest level in postmenopausal women with no symptoms (8.50 pg/ml) and lowest in the group with menopausal symptoms (5.32 pg/ml). Unpaired t-test showed a significant difference between salivary 17 β estradiol levels in postmenopausal women with and without symptoms (p<0.05). Discussion: The decline in estrogen levels during menopause are thought to affect the maturation process of oral epithelium.thin and atrophy. Previous studies have shown that estradiol is the predominant estrogen receptor in human oral epithelium and salivary glands. Conclusion: This study showed no significant correlation between 17 beta-estradiol saliva levels with symptoms of menopausal women (P <0.05).en_US
dc.description.abstractLatarBelakang: Seiring meningkatnya jumlah wanita menopause, perlu diperhatikan mengenai kesehatannya. Diagnosis dini menopause penting untuk mengantisipasi agar gejala hipoestrogen tidak berdampak buruk pada kualitas hidup wanita tersebut. Pemeriksaan estradiol saliva tampil sebagai metoe pemeriksaan baru dalam diagnosis dini menopause dengan non invasif. Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan dan hubungan kadar saliva 17β estradiol pada wanita menopause. Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain case control yang bertempat di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP H.Adam Malik dan RS Jejaring Medan, bulan Juni 2014. Setelah informed consent, baik pada sampel kasus mau pun kontrol, dipersilahkan mengisi kuesioner Menopause Rating Scale (MRS) kemudian diambil sampel saliva pagi hari untuk diperiksakan ke laboratorium biokimia FK USU. Hasil: Kadar 17 β estradiol saliva rata-rata paling tinggi pada kelompokwanita menopause dengan tidak ada keluhan yaitu 8,50 pg/ml sedangkan rata-rata terendah 5,32 pg/ml terdapat pada kelompok yang memiliki keluhan menopause. Uji t-test tidak berpasangan menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara kadar 17 β estradiol saliva pada wanita menopause dengan dan tanpa keluhan (p =0.000). Diskusi:Penurunan kadar estrogen selama menopause diperkirakan mempengaruhi proses pematangan epiteloral, menyebabkan tipis dan epitel menjadi atrofi. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa estradiol adalah reseptor estrogen dominan subtipe dalam epitel mulut manusia dan kelenjar ludah Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kadar saliva 17 beta estradiol dengan keluhan wanita menopause (p<0.05).en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectBeta Estradiolen_US
dc.subjectMenopauseen_US
dc.titlePerbandingan Kadar Saliva 17 Beta Estradiol pada Wanita Menopause dengan Keluhan dan Tanpa Keluhan di Rsup H. Adam Malik dan Rs. Jejaring Fk Usu Medanen_US
dc.description.pages115 Halamanen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record