Hubungan Antara Kebisingan Lingkungan Sekolah dengan Tekanan Darah pada Remaja

Abstract

Background. The increasing prevalence of primary hypertension nowadays has motivated researchers to identify the influencing factors, one of which is noise. Many studies in adults, school-aged and preschool-aged children have reported association between noise exposure and blood pressure, but none in adolescents. Objective. To assess the influence of environmental noise around school on blood pressure in adolescents. Methods. To identify noisy and quiet schools, mean noise level of 192 senior high schools in Medan were measured using sound level meter. From each category, one school was randomly selected (one noisy school and one quiet school with mean noise level of 70.4 and 52.2 dB, respectively). Blood pressure was measured using mercury sphygmomanometer. Body weight and height were obtained for body-mass-index calculation, along with questionnaire and parents interview regarding history of illnesses. Results. Two-hundred-and-seventy-one adolescents (106 boys and 165 girls) were included. Adolescents from noisy-school (n=136) had higher systolic and diastolic blood pressure (121.6 (SD 13.9) mmHg; P<0.001 and 71.1 (SD 8.1) mmHg; P<0.001 respectively) than those (n=135) from quiet school (111.8 (SD 12.6) mmHg; P<0.001 and 63.8 (SD 8.0) mmHg; P<0.001, respectively). Genders, family history of hypertension, ethnics, height and body mass index were factors that were statistically significant beside noise. After adjusting for other factors, noise had a significant moderate association with systolic and diastolic blood pressure (β=0.452, P=0.001 and β=0.473, P=0.001, respectively). Conclusion. Environmental noise around school is associated with higher systolic and diastolic blood pressure in adolescents.

Latar belakang. Meningkatnya prevalensi hipertensi primer dewasa ini telah mendorong beberapa peneliti untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah kebisingan. Beberapa studi telah melaporkan hubungan antara paparan kebisingan dan tekanan darah pada dewasa, anak usia sekolah dan pra-sekolah, namun studi pada remaja sampai sekarang belum ada. Tujuan. Untuk menilai pengaruh kebisingan lingkungan sekolah terhadap nilai tekanan darah pada remaja. Metode. Untuk mengidentifikasi sekolah bising dan sekolah tenang, tingkat kebisingan rerata 192 SMA di Medan diukur dengan sound level meter. Satu sekolah bising dan satu sekolah tenang dipilih secara acak (tingkat kebisingan rerata 70.4 dB dan 52.2 dB, berturut-turut). Tekanan darah diukur dengan sfigmomanometer air raksa. Berat badan ditimbang, tinggi badan diukur, pengisian kuisioner dan wawancara orang tua dilakukan untuk identifikasi faktor-faktor lain dan riwayat penyakit terdahulu. Hasil. Remaja dari sekolah bising (n=136) memiliki tekanan darah sistolik dan diastolik yang lebih tinggi (121.6 (SD 13.9) mmHg; P<0.001 dan 71.1 (SD 8.1) mmHg; P<0.001, berturut-turut) dibandingkan remaja (n=135) dari sekolah tenang (111.8 (SD 12.6) mmHg; P<0.001 dan 63.8 (SD 8.0) mmHg; P<0.001, berturut-turut). Jenis kelamin, riwayat orang tua hipertensi, suku, tinggi badan dan indeks massa tubuh adalah faktor yang secara statistik bermakna selain kebisingan. Setelah faktor-faktor lain dikontrol, kebisingan memiliki hubungan moderat yang bermakna dengan tekanan darah sistolik dan diastolik (β=0.452, P=0.001 dan β=0.473, P=0.001, berturut-turut). Kesimpulan. Kebisingan lingkungan sekolah berhubungan dengan tekanan darah sistolik dan diastolik pada remaja.