dc.contributor.advisor | Yamin, Muhammad | |
dc.contributor.advisor | Runtung | |
dc.contributor.advisor | A, T. Keizerina Devi | |
dc.contributor.author | Posan | |
dc.date.accessioned | 2021-07-15T01:44:11Z | |
dc.date.available | 2021-07-15T01:44:11Z | |
dc.date.issued | 2014 | |
dc.identifier.uri | http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/36118 | |
dc.description.abstract | Child adoption can be considered as a legal act which assigns a child from
biological parents to the other parents who will be responsible for his care and
education and will bring him up based on the District Court’s Ruling. The legal
consequence on a child adoption is that the adopted child will have civil law
relationship with his adopting parents. In this case, he will have the same right as his
adopting parents’ biological children, particularly in inheritance. Another legal
consequence is that the relationship with his biological parents will be broken off.
The type of the research was judicial normative with descriptive analytical
approach in which the problems of the research were studied by analyzing the
prevailing legal provisions on adopting a child, inheritance given to an adopted child,
and the guardianship for an adopted child if his adopting parents die.
The problem of the research was about the control and the taking care of an
under-aged child, according to the civil law on the Chinese ethnic group.
The result of the research showed that guardianship for an under-aged
adopted child whose parents had died according to Article 359 of the Civil Code was
the person who was appointed by the Court. It was found that a legitimate ‘wali’
(guardian) who was appointed by the Court in having control over and taking care of
the property of an under-aged adopted child was Amininurdin under the Decree No.
371/Pdt.P/2005/PN.Mdn on October 20, 2005. It was also found that the legitimate
guardian appointed by the Court was Amininurdin who filed a complaint to the
defendant I, Lim Agek alias Agek and the defendant II, Lim Asiong alias Asiong
because both defendants still have control over the under-aged adopted child’s
property which consisted of three ingots of pure gold. The Rulings of Pakanbaru
District Court and of Pakanbaru Appellate Court dismissed the lawsuit of
Amininurdin by the grounds of a law suit that the object of the suit was vague. The
Supreme Court of the Republic of Indonesia vacated the Rulings of Pakanbaru
District Court and of Pakanbaru Appellate Court and stated that the defendant I, Lim
Agek alias Agek and the Defendant II, Lim Asiong alias Asiong had performed breach
of contract or default and required both of them to return the three ingots of pure
gold owned by the three under-aged adopted children to their legitimate guardian,
Amininurdin, based of the Court’s Ruling. | en_US |
dc.description.abstract | Pengangkatan anak dapat di artikan sebagai perbuatan hukum yang
mengalihkan seorang anak dari lingkungan kekuasaan keluarga orang tua yang
sah/walinya yang sah, pada orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan,
pendidikan dan membesarkan anak tersebut, kedalam lingkungan kekuasaan keluarga
orang tua angkat berdasarkan putusan/penetapan Pengadilan Negeri. Akibat hukum
pengangkatan anak terhadap orangtua angkatnya adalah bahwa anak angkat tersebut
memiliki hubungan keperdataan terhadap orangtua angkatnya, dalam arti anak angkat
tersebut memiliki hak yang sama dengan anak kandung dari orangtua yang
mengangkatnya dalam hal pembagian harta warisan orangtua angkatnya. Akibat
hukum pengangkatan anak tersebut adalah memutuskan hubungan keperdataan
dengan orangtua kandungnya.
Jenis penelitian tesis ini menggunakan penelitian yuridis normatif, yang
bersifat deskriptif analitis, dimana pendekatan terhadap permasalahan dilakukan
dengan mengkaji ketentuan perundang-undangan yang berlaku mengenai hukum
pengangkatan anak (adopsi), ketentuan hak pewarisan terhadap anak angkat, dan
ketentuan tentang perwalian terhadap anak angkat tersebut apabila kedua orang tua
angkatnya telah meninggal dunia.
Penelitian ini mengangkat permasalahan mengenai penguasaan dan
pengurusan harta kekayaan milik anak angkat di bawah umur menurut ketentuan yang
terdapat di dalam KUH Perdata, dan penerapan hak terhadap pengurusan harta
kekayaan anak angkat di bawah umur sesuai ketentuan peraturan perundangundangan
Perdata yang berlaku untuk golongan Timur Asing Tionghoa
Dari hasil penelitian diketahui bahwa perwalian terhadap anak angkat di
bawah umur yang kedua orangtuanya telah meninggal dunia menurut Pasal 359 KUH
Perdata adalah wali yang ditunjuk oleh pengadilan. Bahwa hak kepengurusan harta
kekayaan di bawah umur atas anak-anak bernama Viviani, Vincent dan Vernia
Everlim diberikan kepada wali yang sah yakni Nyonya Amini Nurdin sesuai dengan
penetapan pengadilan sebagaimana tersebut di atas, dan hal ini dikuatkan dengan
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia yang memerintahkan, mengembalikan
3 (tiga) batang emas murni milik anak-anak tersebut kepada wali yang sah.
Mahkamah Agung juga membatalkan putusan Pengadilan Negeri dan Pengadilan
Tinggi Pekanbaru dan menyatakan tergugat I Lim Agek alias Agek dan tergugat II
Lim Asiong alias Asiong telah melakukan perbuatan ingkar janji atau wanprestasi. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
dc.subject | Pengurusan Harta | en_US |
dc.subject | Anak Angkat Dibawah Umur | en_US |
dc.subject | Perwalian bagi Golongan Tionghoa | en_US |
dc.title | Analisis Yuridis Pengurusan Harta Kekayaan Anak Angkat Dibawah Umur pada WNI Keturunan Tionghoa (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2161 K/PDT/2011) | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.identifier.nim | NIM117011148 | |
dc.description.pages | 130 Halaman | en_US |
dc.description.type | Tesis Magister | en_US |