Analisa Kontrol Otonom Jantung Remaja Laki-Laki Selama Latihan Aerobik 3 Minggu ditinjau dari Denyut Jantung pada “Dynamic Exercise Test”
View/ Open
Date
2002Author
Nuraltha, Suci
Advisor(s)
Yazir, Yasmeini
Naiborhu, Ambrocius
Majid, Abdul
Metadata
Show full item recordAbstract
Background : The obscurity of when adaptation autonomic control of heart rate (HR) dynamic exercise is done Objective : To analyzed the effect of three first week’s aerobic training on the efferent autonomic control (sympathetic and parasympathetic adaptation) of heart rate dynamic exercise. Design : Experimental study with design before and after. Methods : Eleven sedentary young boys ( ± 16 years) participated in training, program, jogging three 1-hour sessions/week on a field track at 70 - ! 85 % HR maximum (kept constant during training period). The contribution of parasympathetic and sympathetic exercise tachycardia was obtained using a discontinue protocol (the first 10 s test at 50 watts and the first 1-4 min test at 100 watts on cycle ergo meter) and monitored HR by the electrocardiogram. Observation done before and after 1, 2 and 3 first weeks training program. Results : (1) The smaller (10%) resting HR when compared before and after three weeks aerobic training ( 67.9 ± 9.8 beats/min vs 61.3 ± 4.5 beats/min, p = 0.025) and The V02 maximum increased ( 33.3% ) when compared before and after three weeks aerobic training (49.45 ± 5.3 ml/min/kg vs 74.18 ± 8.4 ml/min/kg , p Latar belakang : Ketidak jelasan mengenai kapan adaptasi kontrol otonom jantung remaja laki-laki terjadi. Tujuan : Menganalisa efek tiga minggu pertama latihan aerobik terhadap efferen kontrol otonom (simpatis dan parasimpans ) ditinjau dari denyut jantung "Dynamic ExerciseTest". Rancangan : Eksperimental, dimana subjek menjadi kontrol untuk dirinya sendiri. Metode : Sebelas remaja laki -laki (±) 16 tahun berpartisipasi dalam program latihan aerobik yaitu jogging 1 jam 3 kali/minggu di lapangan terbuka pada 70 - 85% denyut jantung maksimumnya ( yang dijaga konstan selama periode latihan). Kontribusi parasimpatis dan simpatis terhadap denyut jantung "exercise" di periksa dengan metoda “Dynamic Exercise Test” ( 10 detik pertama pada intensitas 50 watt 1 dan 1-4 menit pertama pada intensitas 50 watt menggunakan sepeda ergometer ) dan denyut jantung dimonitor dari elektrokardiogram. Pengambilan data dilakukan sebelum dan sesudah 1,2 dan 3 minggu latihan. Hasil : (1) Terjadi penurunan (10%) denyutjantung istirahatjika dibandingkan sebelum dan sesudah 3 minggu latihan aerobik ( 67,9 ± 98 denyut/menit menjadi 61,3 ± 4,5 denyut /menit, p=0,025) dan peningkatan V02 maksimum sebanyak 33,3% (49,45 ± 5'31 ml/mnt/kg menjadi 74,18 ± 8,4 mllmnllkg, p< 0,005) (2) Peningkatan I denyut jantung yang cepat ( 10 detik pertama"Dynamic Exrcise Test") sehubungan dengan menurunnya kontrol parasimpatis signifikan hanya setelah 3 minggu latihan aerobik (p=0,01) dan juga (3) Peningkatan denyut jantung yang lambat ( 2-4 menit pertama "Dynamic Exercise Test") sehubungan dengan penurunan kontrol simpatis signifikan setelah latihan aerobik 3 minggu. Kesimpulan : Adaptasi kontrol otonom jantung remaja laki - laki signifikan terjadi setelah latihan aerobik 3 minggu, ditandaidengan peningkatan denyut jantung yang cepat diawal atau 10 detik pertama "exercise ( adaptasi parasimpatis) dan peningkatan denyut jantung yang lambat selama "exercise berlanjut yaitu 1-4 menit pertama "exercise" ( adaptasi : simpatis