Pengaruh Latihan Senam Hamil terhadap Ventilasi Paru pada Primigravida
View/ Open
Date
2004Author
Sary, Nirwana Lazuardi
Advisor(s)
Yazir, Yasmeini
Metadata
Show full item recordAbstract
Manfaat latihan olah raga secara teratur pada wanita yang tidak hamil pada umumnya telah diakui. Namun perhatian teoritikus mengenai pengaruh yang ditimbulkan sehubungan dengan latihan fisik pada wanita hamil masih terus ditingkatkan karena data objektiv tentang pengaruh latihan fisik terhadap ibu dan kehamilannya masih terbatas. Latihan senam hamil yang dilakukan teratur disamping meningkatkan efesiensi pernapasan, gerakan-gerakan pada latihan ini juga membuat posisi badan ibu yang menguntungkan bagi pergerakan diafragma, serta latihan pernapasan pada senam hamil diduga dapat meningkatkan kontraktilitas dan ketahanan diafragma serta otot-otot pernafasan lainnya. Sehingga perangsangan lebih sedikit untuk meningkatkan ventilasi paru. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh latihan senam hamil dapat memperkecil peningkatan ventilasi parupada primigravida melalui pengukuran volume tidal dan frekuensi nafas. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapabesar peningkatan ventilasi pam dapat diperkecil. Melalui seleksi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, 10 orang sampel pada kelompok latihan senam hamil dan 10 orang pada kelompok kontrol mengikuti prosedur jalannya penelitian. Latihan senam hamil dimulai saat usia kehamilan 22-24 minggu setelah terlebih dahuludilakukan pemeriksaan fungsi spirometrik dengan spirometer pada kedua kelompok, Latihan senam hamil dilakukan 2 kali seminggu masing-masing selama 30 menit. Pada saat usia kehamilan 32-34 minggudilakukan kembali pemeriksaan fungsi Spirometrik kedua, Hasil penelitian menunjukkan pertambahan berat badan ibu setelah 10 minggu latihan senam hamil rata-rata 3,1000 ± 0,8756 kg, pada kelompok kontrol rata-rata 3,6000 ± 1,7764 kg. Pertambahan berat badan ibu pada kelompok kontrol lebih besar rata-rata 0,5000 kg dari kelompok ibu yang melakukan senam hamil, namun perbedaan tersebut secara statistiktidak bermakna, dimanaP = 0,435 (P>0,05). Frekuensi napas masing-masing ibu baik sebelum maupun sesudah latihan pada kedua kelompok adalah 16 kali permenit. Rata-rata besarnya peningkatan volume tidal ibu pada kelompok latihan senam hamil setelah 10 minggu latihan adalah 86,0000 ± 64,6701 ml, pada kelompok kontrol rata-rata 123,0000 ± 56,9698 ml. Peningkatan volume tidal ibu pada kelompok kontrol lebih besar rata-rata 37,0000 ml dari kelompok ibu yang melakukan latihan senam hamil. Namun perbedaan tersebut secara statistik tidak bermakna, dimanaP = 0,191 (P>0,05). Rata-rata besarnya peningkatan ventilasi paru ibu pada kelompok latihan senam hamil setelah 10 minggu latihan adalah 1382,0000 ± 1042,4949 ml/menit, pada kelompok kontrol rata-rata 1968,0000 ± 911,5164 ml/menit. Peningkatan ventilasi paru ibu pada kelompok kontrol lebih besar rata-rata 586,0000 ml/menit dari kelompok ibu yang melakukan latihan senam hamil. Tetapi perbedaan tersebut secara statistik tidak bermakna, dimana P = 0,198 (P>0,05). Dengan latihan senam hamil teratur selama 10 minggu dapat memperkecil peningkatan volume tidal ibu sebesar 37,0000 ml, serta memperkecil peningkatan ventilasi paru ibu sebesar 586,0000 ml. Berkurangnya peningkatan ventilasi pam dapat mengurangi peningkatan tekanan 02arteri (PaO2 ) serta mengurangi penurunan CO2 arteri (PaC02 ) dimana hal tersebut dapat mengurangi keluhansesak napas pada kehamilan.