dc.description.abstract | Penderita dengan Penyakit Ginjal Kronis cendrung mengalami progresivitas seiring dengan perjalanan waktu, hal ini dapat terjadi oleh karena kelainan pada struktur ginjal yang makin memburuk dengan makin melanjutnya kerusakan ginjal yang akhirnya menjadi Gagal Ginjal Kronis (GGK). Fungsi ginjal sangat dipengaruhi oleh adanya berbagai faktor resiko yang disertai penyakit dasar seperti penyakit Diabetes Melitus, hipertensi, merokok dan dislipidemia. (K/DOQI, 2002) Dislipidemia yang utama pada penderita gagal ginjal kronis adalah meningkatnya kadar trigliserida (hipertrigliserida). Kurang lebih dari 30% penderita mengalami hipertrigliserida yang merupakan salah satu ciri yang menonjol pada gagal ginjal kronis, hal tersebut disebabkan oleh karena kurang berfungsinya Lipoprotein Lipase (LPL) dan Hepatik Trigliserid Lipase (HTGL) Banyaknya kasus yang mengalami hipertrigliserida sangat bervariasi diantara penderita yang dilaporkan, terutarna pada penderita-penderita dialisis, dirnana hipertrigliserida ditemukan pada 30% - 70%. Kadar kolesterol total dan LDL dalam batas normal dan kadar HDL menurun, sedangkan Cohen dan Lindall menemukan adanya peningkatan kolesterol dan lipida total (hiperlipidemia). Profil lipida penderita gagal ginjal kronis sangat dipengaruhi oleh pola makan yang dapat diukur dengan indeks masa tubuh.(Mohan,1996). Terjadinya hiperlipidemia pada penderita GGK merupakan salah satu faktor resiko untuk terjadinya penyakit kardiovaskular dan merupakan penyebab utama kematian dimana insidensnya bervariasi kurang lebih 50% pada penderita yang telah lama menjalani terapi hemodialisis. Tujuan Penelitian ini adalah untuk melihat profil lipida (Trigliserida, Kolesterol Total, Low Density Lipoprotein dan High Density Lipoprotein) penderita GGK predialisis dan pada penderita yang menjalani hemodialisis (HD); melihat perbedaan kadar profil lipida pada penderita GGK predialisis dan yang menialani HD dan melihat perbedaan kadar profil lipida pada penderita GGK yang menjalani HD 1 sampai 2 tahun dan 2 tahun sampai 4 tahun. Penelitian ini menggunakan rancangan Cross Sectional Analitik dengan melakukan observasi atau pengukuran kadar profil Iipida pada satu saat, masing-masing kelompok penderita GGK predialisis yaitu penderita GGK sedang, GGK berat dan penderita yang telah menjalani hemodialisis (HD) selama 1 tahun sampai dengan 2 tahun dan 2 tahun sampai dengan 4 tahun. Hasil penelitian diperoleh nilai kreatinin pada GGK sedang x ± SD (3,42 ± 0,86) mg/dl dan pada GGK berat x ±SD (8,30 ± 3,54) mg/dl. Nilai kreatinin klirens pada GGK sedang x±SD (21,28 ± 4,74) ml/menit, dan GGK berat x± SD (9,42 ± 3,44) ml/menit, Nilai kreatinin meningkat diikuti dengan menurunnya nilai kreatinin klirens, menunjukkan semakin menurunnya fungsi ginjal pada GGK predialisis, Dari 84 penderita GGK predialisis dan HD, diperoleh hipertrigliserida hanya sebanyak 13 penderita (15,5%). Jumah penderita hipertrigliserida tidak sebanyak yang dilaporkan peneliti-peneliti terdahulu yang mengatakan kurang lebih dari 30% penderita mengalami peningkatan trigliserida (hipertrigliserida) dan merupakan salah satu ciri yang menoojol pada gagal ginjal kronis. Profil lipida penderita GGK predialisis dan HD diperoleh jumah penderita dengan kadar kolesterol tinggi dan kadar LDL tinggi lebih banyak pada GGK predialisis dibanding dengan GGK HD dan terlihat ada perbedaan bermakna (p<0,05) antara GGK predialisisdengan GGK HD. Hasil uji nilai rata-rata profil lipida penderita GGK predialisis dan GGK HD diperoleh kadar kolesterol pada GGK predialisis (x±SD) (215,13±77,78) dan GGK HD (171,05±41,52), terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) antara kolesterol pada GGK predialisis dan kolesterol pada GGK HD dimana pada GGK predialisis kadarnya lebih tinggi dari pada GGK HD yang masih dalam batas normal. Kadar LDL pada predialisis (x±SD) (129,08±58,01) dan GGK HD (98,36±22,34), terdapat perbedaan yang bermakna (P<0,05) antara LDL GGK predialisisdengan GGK HD walaupun kadarnya masih dalam batas normal. Dari hasil penelitian ini pada penderita GGK predialisis adanya hiperlipidemia (kadar kolesterol tinggi dan LDL tinggi) merupakan faktor resiko untuk terjadinya penyakit jantung koronar lebih besar dibanding dengan pada penderita HD. Pada penderita GGK HD ada kecendrungan penurunan profil lipida (kolesterol) penderita GGK yang menjalani HD dibanding dengan penderita GGK predialisis, hal ini kemungkinan disebabkan pada penderita yang menjalani HD ada perubahan pola makan setelah mendapat nasehat / advis dari dokter yang merawatnya atau setelah berkonsultasi dengan ahli gizi, kemungkinan lain adalah karena secara psikologis umumnya penderita HD telah psimis disebabkan karena penderita merasa bahwa kwalitas dan harapan hidupnya hanyalah tergantung pada mesin HD. Hal ini akan berpengaruh pada semangat hidupnya, sehingga berpengaruh pula pada nafsu makan dan menyebabkan penderita kurang nafsu makan yang akhirnya masukan/intake makanan tidak cukup sehingga penderita menjadi kurang gizi diakibatkan tidak seimbangnya persediaan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan badan. Hal ini dapat disokong dari data profil lipida penderita GGK HD berdasarkan IMT tidak ditemukan kadar kolesterol tinggi dan LDL tinggi penderita berat lebih (0%). | en_US |