Perbandingan efikasi Kombinasi Artesunat-Amodiakuin dengan Kinin-Klindamisin pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi pada Anak
View/ Open
Date
2008Author
Fitri, Purnama
Advisor(s)
Pasaribu, Syahril
Dalimunthe, Wisman
Metadata
Show full item recordAbstract
Drug-resistant Plasmodium falciparum malaria is a major contributor to the increasing malaria related morbidity and mortality. Amodiaquine-artesunate is a potential combination and shows improved treatment efficacy. Clindamycin in combination with quinine is a safe and effective treatment for multidrug-resistant P. falciparum malaria. We conducted a randomized open label clinical trial in 232 children, an age of a month until 18 years old, in Mandailing Natal, North Sumatera Province, from August to September 2006. One group ( AA group ) received a 3-day oral artesunate ( 4 mg of body weight once a day ) plus amodiaquine ( 10 mg of bodyweight once a day ), the other group ( QC group ) received a 3-day clindamycin ( 5 mg of base/kg of body weight twice a day ) plus a 7-day quinine ( 10 mg of salt/kg of body weight orally for the first four days and then continued 5 mg of salt/kg of body weight orally for three days ). We did thin and thick peripheral blood smear on day 0,2,7 and 28. The chi-square test were used, as appropriate, for comparison of the two data from the treatment groups in this study. A total 232 eligible children were enrolled but 227 completed the study (114 in AA group, 113 in QC group). The cure rates were 100% in both groups (95% CI; p=0.0001) on the second day from peripheral blood smear analysis, we didn’t find any recrudescence in both groups on day 7 and 28. In AA group, we found significant adverse effects compared with QC group such as headache (n=17, 14,9%) and vomiting (n=8, 7,0%). In summary, artesunate-amodiaquine compared with quinine-clindamycin combination showed similar efficacy in the treatment of uncomplicated P. falciparum. Resistensi malaria P. falciparum terhadap berbagai macam obat merupakan aspek utama yang menyebabkan meningkatnya angka kesakitan dan kematian pada malaria. Amodiakuin-artesunat dapat menghambat resistensi obat dan menurunkan transmisi malaria. Kombinasi kinin-klindamisin merupakan pengobatan yang aman dan efektif untuk malaria P. falciparum yang resisten. Penelitian uji klinis acak terbuka dilakukan terhadap 232 anak usia 1 bulan hingga 18 tahun yang dilakukan di Kabupaten Mandailing Natal, propinsi Sumatera Utara, pada bulan Agustus hingga September 2006. Grup Pertama mendapat artesunat 4 mg/kgbb dikombinasi dengan amodiakuin 10 mg/kgbb peroral selama 3 hari, grup yang lain mendapat klindamisin 5 mg/kgb dua kali sehari selama 3 hari dikombinasi dengan kinin 10 mg/kgbb selama 4 hari pertama dan dilanjutkan dengan 5 mg/kgbb untuk tiga hari berikutnya. Pemeriksaan darah tepi tipis dan tebal dilakukan pada hari 0,2,7 dan 28. Uji statistik yang digunakan adalah uji kai-kuadrat. Didapatkan hasil setelah 28 hari, 227 anak dapat menyelesaikan penelitian, memenuhi kriteria dasar dan apusan darah tepi dapat dianalisa. Didapatkan angka kesembuhan 100% pada kedua kelompok pada hari kedua pemeriksaan darah tepi, rekrudensi tidak ditemukan pada kedua kelompok pada hari ke-7 dan ke-28. Pada grup artesunat-amodiakuin dijumpai efek samping yang bermakna dibandingkan dengan grup kinin-klindamisin yaitu berupa sakit kepala (n=17, 14,9%) dan muntah (n=8, 7,0%). Sebagai kesimpulan, kombinasi terapi artesunat-amodiakuin dan kinin-klindamisin menunjukkan efikasi yang sama sebagai pengobatan malaria falsiparum tanpa komplikasi pada anak.
Collections
- Master Theses [351]