dc.contributor.advisor | Pasaribu, Syahril | |
dc.contributor.advisor | Deliana, Melda | |
dc.contributor.author | Lubis, Fitri Arianty | |
dc.date.accessioned | 2021-07-16T06:38:39Z | |
dc.date.available | 2021-07-16T06:38:39Z | |
dc.date.issued | 2008 | |
dc.identifier.uri | http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/36567 | |
dc.description.abstract | Nowadays, malaria in Indonesia is still a health community problem, the morbidity value is still high, especially outside Java and Bali, it is caused by the mixing citizen from endemic and non endemic area in that place. According to malaria stratification information of North Sumatera in 1999/2000, Natal Mandailing regency is a high prevalence area with the highest value about 10,65%. Falciparum plasmodium and vivax are the most species found. Falciparum plasmodium is the highest value of mortality and morbidity infectious. In United State on 2002, malaria is about 1,337 and 50% falciparum plasmodium is the most cases achieved which often became severe malaria. Malaria is acute and chronic protozoa disease with paroxysmal fever, chills, sweat, tired, anemia and splenomegaly. In older children, the pathognomonic constellation of headache, backache, chills, myalgia, and fatigue, is often. Microscopic examination is the gold standard which has 100% sensitivity and spesivity, if it was done in the right direction. Drug rasistance often achieve in this malaria falciparum medication. Ideal anti malaria drugs should be cheap and has a good effication with a short time medication. Artesunate-amodiaquine are the first drugs of choise, but the cost is very expensive. Doxycycline is tetracyclyne derivated which is good for falciparum malaria medication. This drugs usually combined with quinine. This study was defined with opened clinical trial, where 116 children got artesunate-amodiaquine ( group I) and 116 children got quinine-doxycycline (group II). In the end of this study, group I becomed 114 children and group II becomed 111 children because they didn’t want to continue the study or didn’t take their drugs properly. Microscopic examination is use in this study to see paracitemia chages from blood smears. Paracitemia is valued in 0, 2nd, 7th, 28th days and used x2-test. From the study results 100% no paracitemia in group I (artesunate-amodiaquine) until 28th days, while there are paracitemia changes to positive again in group II (quinine-doxycycline) in 7th and 28th days which showed recrudesences. This study showed different unsignificant paracitemia value, statistically. This study also showed the most contraindication drugs, such as headache, tinnitus and vomitus. There are different significant result only in tinnitus, but not in others. The conclusion from this study shows that quinine-doxycycline combination can be used as an alternative drugs in children with falciparum malaria without complication if there is no other drugs. e | en_US |
dc.description.abstract | Di Indonesia, malaria sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, angka kesakitan malaria masih cukup tinggi, terutama di luar Jawa dan Bali, oleh karena di daerah itu terdapat campuran penduduk yang berasal dari daerah endemis dan non endemis malaria. Menurut Data Stratifikasi Malaria propinsi Sumatera Utara tahun 1999/2000, Kabupaten Mandailing Natal termasuk dalam strata High prevalence Area (HPA) dengan angka tertinggi yaitu 10,65%. Spesies yang paling banyak ditemukan adalah plasmodium falsiparum dan vivax. Infeksi yang disebabkan Plasmodium falsiparum adalah infeksi yang paling besar menunjukkan angka kesakitan dan kematian. Pada tahun 2002 sebesar 1,337 kasus malaria dilaporkan di Amerika Serikat dan Plasmodium falsiparum adalah kasus terbanyak yang didapat sebesar 50% kasus dan sering menjadi malaria berat Malaria adalah penyakit akut dan kronik protozoa dengan gejala demam paroksismal, kedinginan, berkeringat, lelah, anemia, dan splemomegali. Pada anak lebih tua, gejala yang sering tampak adalah sakit kepala, sakit punggung, kedinginan, myalgia, dan kelelahan Pemeriksaan mikroskopis adalah merupakan standard baku dan apabila dilakukan dengan cara yang benar mempunyai nilai sensitivitas dan spesifitas hampir 100%. Resistensi obat sering terjadi pada pengobatan malaria falsiparum ini. Obat anti malaria yang ideal sebaiknya murah dan mempunyai efikasi yang baik dengan pengobatan yang singkat. Saat ini pengobatan yang paling sering dipakai adalah gabungan artesunat - amodiakuin, tetapi obat ini harganya cukup mahal. Doksisiklin adalah antibiotik turunan dari tetrasiklin yang cukup baik pada pengobatan malaria falsiparum. Obat ini sering digabungkan dengan kinin. Penelitian ini dilakukan dengan uji klinis acak terbuka dengan sampel 116 anak mendapat artesunat-amodiakuin (kelompok I) dan 116 anak men dapat kinin doksisiklin (kelompok II). Diakhir penelitian, kelompok I menjadi 114 anak dan kelompok II menjadi 111 anak dikarenakan anak keluar dari penelitian atau tidak teratur makan obat. Penelitian ini menggunakan pemeriksaan mikroskopis yaitu dengan melihat perubahan parasitemia pada hapusan darah tepi. Parasitemia dinilai pada hari 0,2,7 dan 28 kemudian diuji dengan uji kai kuadrat. Dari hasil penelitian didapatkan pada kelompok I (artesunat-amodiakuin) 100% menghilangkan parasitemia sampai hari ke-28, sedangkan pada kelompok II (kinin-doksisiklin), didapatkan perubahan parasitemia menjadi positif kembali pada hari ke-7 dan 28 yang menunjukkan terjadinya rekrudensi. Berdasarkan penilaian statistik, data ini menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan. Penelitian ini juga menilai efek samping obat yang sering terjadi yaitu sakit kepala, tinnitus dan muntah. Hasilnya menunjukkan perbedaan yang signifikan hanya pada efek samping tinnitus, sedangkan efek samping yang lain tidak. Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi kinin-doksisiklin dapat dijadikan sebagai obat alternatif pada anak yang menderita malaria falsiparum tanpa komplikasi jika obat lain tidak tersedia. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
dc.subject | malaria falsiparum | en_US |
dc.subject | Efikasi kinin - Doksisiklin | en_US |
dc.title | Efikasi kinin - Doksisiklin pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi pada Anak | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.description.pages | 67 Halaman | en_US |
dc.description.type | Tesis Magister | en_US |