Show simple item record

dc.contributor.authorTarigan, Ruth Riah Ate
dc.date.accessioned2021-07-16T08:46:58Z
dc.date.available2021-07-16T08:46:58Z
dc.date.issued2002
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/36648
dc.description.abstractDengan disahkannya undang-undang nomor 22/1999 tentang pemerintahan daerah dan undang-undang nomor 25/1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintahan pusat dan daerah, mengakhiri berlakunya undang-undang nomor 5/1974 dan undang-undang nomor 5/1979. Dari kedua undang-undang tersebut bersifat reformis dalam arti mempunyai semangat desentralistis dan otonomis. Dalam era otonomi kemajuan suatu daerah tergantung pada kinerja pemerintahan daerah itu sendiri termasuk interaksi pemerintah dalam melibatkan partisipasi masyarakat. Otonomi memang berada di kabupaten/kotamadya, tetapi pada kenyataannya aktivitas pembangunan dan aktivitas masyarakat berada di desa, dusun ataupun Rukun Tangga (RT). Salah satu hal terpenting dalam kebijakan otonomi adalah dimuatnya otonomi daerah, oleh Ruth Riah Ate Tariganen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectPemanfaatan Lahan Kosongen_US
dc.titleRespon Masyarakat desa terhadap Program Pemanfaatan Lahan Kosong dan LahanPekarangan (Studi Kasus: Desa Punden Rejo, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utaraen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM002103055
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record