Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Terpadu serta Berkelanjutan di Pesisir dan Laut Kabupaten Deli Serdang
View/ Open
Date
2009Author
Siswoyo, Bambang Hendra
Advisor(s)
Arifin, Syamsul
Barus, Ternala A.
Hisyam, O.K. Nazaruddin
Metadata
Show full item recordAbstract
The changing of mangrove forest becomes other function in Deli Serdang
district stars in 1995, but in 2007, it becomes low about 9344 hectare or 1557,3
hectare every year. The changing of convention land becomes other function for the
last seven years (2001-2007) influences for fishery production. The production of
fishery in Deli Serdang district on 2004-2005 is very low even from the catching or
the plantation. Recently mangrove forest become low and destroy, it is caused by the
activity of human being who use mangrove forest for the importance with out paying
attention to the habitat. To maintain their need, the responden hang up their life with
the fishery so the change their tools or the ship event hough it has big risk. The kind
of the ship to catch the fish is mini bearn and fish net or other trawl. Either mini
bearn is a kind of tools to catch according to Keppres No. 39 year 1980 and it is
forbidden to use because it can destroy the plantation of the fish and it can cut the
circulation of the fish beside that it is not suitable with the mission of sustainable
development which become the international mission and national mission.
The making of fishery plantation unitly everlasting and continuously can be
reached from (1) consept of the ecologi, sector knowledge and stakeholder, (2) the
improvement of man being is quality, (3) the rehabilitasion of biofisik, (4) the
improvement of catching tool industry and the plantation of the fish, (5) the prevent of
stolen fish problem, (6) the improvement of information system of searching activity,
(7) the making of rule and the improvent of doing the law and (8) the arrangement of
the room especially.
The development mission continuiously does not forbid the activity of economi
development but it suggests conditionaly that the grade of the development s activity
is not over of carrying capacity of environment. Thes the next generation still have
the exis of nature and the merit of the same environment or it can be better than this
generation.
The sea society in Deli Serdang district have the important role for the
existence of mangrove forest, the activity can be as individual or in a team of the
society the result of chi cuadrat to caracteristic of the team include the activity
institude and the advantage which is got from economic or ecologi have the relatim
to the society in keeping mangrove forest, the high advantages from mangrove forest
can improve the activity of society despite. One of the way to improve the society
activity in keeping the ecosistem mangrove toreis ned the sea of Deli Serdang is
included the local society especially the organization of society or LSM, so they fell to
have each other by each other is expected using of mangrove optimally eternally and
continuosly. To reach that care everything is needed willing of the owner of
responsibility in Kabupaten Deli Serdang and the unity of goverment, society and
private/investor. Pengalihan lahan hutan mangrove menjadi lahan berbagai peruntukan lain
di Kabupaten Deli Serdang dimulai pada tahun 1995 tetapi pada tahun 2001 sampai
tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 9344 Ha atau 1557,3 Ha/tahun.
Pengalihan lahan konversi menjadi lahan peruntukan lain selama 7 tahun terakhir
(2001-2007) berdampak pada produksi perikanan. Produksi perikanan Kabupaten
Deli Serdang dari tahun 2004 2005 mengalami penurunan yang sangat besar, baik
dari hasil tangkapan maupun dari hasil budidaya tambak. Hal ini diduga karena akhirakhir
ini hutan mangrove cendrung berkurang dan mengalami kerusakan oleh
aktivitas manusia yang mengeksploitasi hutan mangrove untuk berbagai kepentingan
tanpa memperhatikan daya dukung hutan mangrove itu sendiri. Untuk tetap dapat
memenuhi kebutuhan hidup para nelayan (responden) yang menggantungkan
hidupnya pada sumberdaya perikanan, maka mereka mengganti jenis alat tangkap
maupun kapal penangkap ikan serta jumlah armada, walaupun dengan biaya dan
resiko yang lebih besar. Jenis alat tangkap yang dipergunakan oleh kapal motor
adalah jenis pukat layang (mini beam trawl) dan fish net atau otter trawl, baik pukat
layang maupun otter trawl merupakan alat tangkap yang secara hukum berdasarkan
Keppres No. 39 Tahun 1980 di larang penggunaannya, karena alat tangkap ini dapat
merusak sumberdaya perikanan secara luas serta memutus siklus regenerasi ikan dan
bertentangan dengan visi pembangunan berkelanjutan (sustainable development)
yang merupakan visi dunia internasional maupun visi nasional.
Pengelolaan sumberdaya perikanan secara terpadu dan berkelanjutan dapat
tercapai melalui: (1) konsep keterpaduan (ekologis, sektor, disiplin ilmu dan
stakeholder); (2) peningkatan kualitas sumberdaya manusia; (3). pemulihan biofisik
lingkungan pesisir yang terdegradasi; (4) pengembangan industri perikanan tangkap
dan budidaya ikan yang lestari; (5) pencegahan kasus pencurian ikan;
(6) pengembangan sistem informasi sejumlah kegiatan penelitian; (7) pengadaan
peraturan dan peningkatan penegakan hukum; serta (8) penyusunan rencana detail
tata ruang dengan pendekatan mitigasi bencana.
Visi pembangunan berkelanjutan tidak melarang aktivitas pembangunan
ekonomi, tetapi menganjurkannya dengan persyaratan bahwa laju (tingkat) kegiatan
pembangunan tidak melampaui daya dukung (carrying capacity) lingkungan alam.
Dengan demikian, generasi mendatang tetap memiliki asset sumberdaya alam dan
jasa-jasa lingkungan yang sama atau kalau dapat lebih baik dari pada generasi yang
hidup sekarang. Masyarakat wilayah pesisir Kabupaten Deli Serdang mempunyai
peranan penting bagi kelestarian hutan mangrove, peran tersebut dapat secara
individual maupun kelompok sebagai organisasi masyarakat. Hasil uji Chi kuadrat
terhadap variabel karakteristik kelompok meliputi aktivitas/kegiatan, kelembagaan
dan manfaat yang diperoleh baik ekonomis maupun ekologis mempunyai hubungan
yang signifikan terhadap peran serta masyarakat dalam pelestarian hutan mangrove,
manfaat yang tinggi dari hutan mangrove dapat meningkatkan peran serta masyarakat dan begitu pula sebaliknya. Salah satu cara dalam meningkatkan peran serta
masyarakat dalam pelestarian ekosistem hutan mangrove di wilayah pesisir
Kabupaten Deli Serdang adalah melibatkan komponen masyarakat lokal, baik
organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan, maupun LSM, sehingga secara
keseluruhan bersatu merasa memiliki. Dengan adanya rasa memiliki maka diharapkan
mampu merubah pola pandang terhadap pemanfaatan mangrove secara optimal,
lestari serta berkelanjutan. Untuk mencapai itu semua dibutuhkan kemauan dari
penanggung jawab pembangunan di Kabupaten Deli Deli Serdang serta keterpaduan
dari Pemerintah, masyarakat dan swasta/investor.