Terapi Rasional Emotif Tingkah Laku pada Anak Dengan Fobia Spesifik “Nasi” (Rational Emotive Behavior Therapy For A Child With Specific Phobia “Rice”)
View/ Open
Date
2013Author
Manurung, Nazwa
Advisor(s)
Minauli, Irna
Irmawati
Metadata
Show full item recordAbstract
Specific phobia “rice” is an extreme and illogical persistent fear and worried to an object namely rice, which causing strong motivation to avoid or run away from rice. Subject in this research is a 6 years old boy with specific phobia of rice. This research using rational emotive behavior therapy. This research aims to determine the application of rational emotive behavior therapy to reducing the phobia’s behavior of children with specific phobia “rice”.
Rational emotive behavior therapy is therapies that attempt to eliminate the client’s way of thinking is illogical and irrasional and replace it with something that is logical and rational in an offensive way, oppose and discuss the client’s irrasional beliefs (Corey, 2003).
This research use a qualitative approach to determine how the application rational emotive behavior therapy in reducing child phobia who have specific phobia “rice”. Design therapy used in this research consists of five steps in accordance with the proposed by Palmer (2011), the problem identification step, understanding the problem, disputing, keep the faith rasional and evaluation.
The end of therapy, in fifth step, subject was able to see, touch and eat the rice. But it is different from results obtained from observational data that take a week after rational emotive behavior therapy, indicating the subject’s phobia behavior such as crying, standing in the corner of room and run away when he saw the rice still emerging.
Application of rational emotive behavior therapy in this research fail to change the behavior of children who have specific phobia “nasi”. This can occur due to the weakness of research include researcher have not previously been therapist trained a specialy rational emotive behavior therapy and researcher also particularly impatience with subject. Subject is child 6 years old who have the intellectual capacity below average, so likely to be difficult to understand the process of rational emotive behavior therapy. Fobia spesifik “nasi” adalah ketakutan dan kecemasan yang bertahan, berlebihan dan tidak masuk akal terhadap suatu objek yaitu nasi, sehingga menimbulkan dorongan kuat untuk menghindar atau melarikan diri dari nasi tersebut. Subjek penelitian ini adalah anak usia 6 tahun yang mengalami specific phobia terhadap nasi. Terapi yang dilakukan adalah rational emotive behavior therapy (terapi rasional emotif tingkah laku). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan terapi rasional emotif tingkah laku dalam mengurangi perilaku fobia anak yang mengalami fobia spesifik “nasi”.
Terapi rasional emotif tingkah laku adalah terapi yang berusaha menghilangkan cara berfikir klien yang tidak logis dan irasional, dan menggantinya dengan sesuatu yang logis dan rasional dengan cara menyerang, menentang, mempertanyakan dan membahas keyakinan-keyakinan irasional klien (Corey, 2003).
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif untuk mengetahui bagaimana penerapan terapi rasional emotif tingkah laku dalam mengurangi perilaku fobia pada anak yang mengalami fobia spesifik terhadap nasi. Rancangan terapi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas lima langkah sesuai dengan yang dikemukakan oleh Palmer (2011), yaitu langkah identifikasi masalah; pemahaman masalah; mengubah keyakinan irasional; memelihara keyakinan rasional; dan evaluasi.
Pada akhir terapi yaitu langkah kelima, subjek sudah dapat menunjukkan perilaku melihat, memegang dan memakan nasi. Namun hal ini berbeda dengan hasil yang diperoleh dari data observasi yang dilakukan seminggu sesudah terapi rasional emotif tingkah laku, yang menunjukkan perilaku fobia subjek seperti menangis, berdiri disudut ruangan dan lari menghindar ketika melihat nasi masih muncul.
Penerapan terapi rasional emotif tingkah laku dalam penelitian ini gagal mengubah perilaku anak yang mengalami fobia spesifik terhadap nasi. Hal ini dapat terjadi dikarenakan adanya kelemahan penelitian antara lain peneliti belum pernah mengikuti pelatihan terapis khususnya terapi rasional emotif tingkah laku dan peneliti juga tidak sabar menghadapi subjek. Selain itu subjek penelitian adalah anak usia 6 tahun yang memiliki kapasitas intelektual di bawah rata-rata, sehingga berkemungkinan sulit memahami proses terapi rasional emotif tingkah laku.