Show simple item record

dc.contributor.advisorMunir, Erman
dc.contributor.advisorSuryanto, Dwi
dc.contributor.advisorChairuddin
dc.contributor.authorHendriyanto, Dedy Arief
dc.date.accessioned2021-07-19T05:15:51Z
dc.date.available2021-07-19T05:15:51Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/36822
dc.description.abstractThe research is to know the infestation of parasite on tiger grouper (Epinephelus fuscoguttatus) as indicator of water quality and to know the influence of water quality by parasites incidency had been conducted on April to may 2009 at Laboratory of Fish Quarantine Regional Office of Polonia and fish culture pond belonging of UD. Sundoro as field examination. The research was carried out using descriptive and correlation method. Data was analized by estimating incidency and intensity value form ectoparasite on fish. Analysis of regression and correlation was used to study the influence of water quality to ectoparasite intensity. The result of analysis showed that the water quality of pond 1st are : temperature 30-34o C (upper surface) and 31-37o C (30-40 cms under surface); salinity 20-26 ppt; DO 5.64 mg/L; pH 7.29; ammonia 0.93 mg/L and nitrite 0.02 mg/L. Parameters of pond 2nd are temperature 30-340 C (upper surface) and 32-37o C (30-40 cm under surface); salinity 20-26 ppt; DO 6.39 mg/L; pH 7.36; ammonia 0.68 mg/L and nitrite 0.021 mg/L. Ectoparasites of Diplectanum sp., Trichodina sp. and Tetrahymena sp. were found in gill, whereas Benedenia sp. and Trichodina sp. were found in skin mucus. The highest incidency rate of pond 1st on gill was Diplectanum sp. (86.1%), on skin mucus was Benedenia sp. (31.9%). Total samples were examined for 144. The highest incidency rate of pond 2nd on gill was Diplectanum sp. (66.7%), on skin mucus was Trichodina sp. (63.9%). The average of intencity value on gill of Diplectanum sp. in pond 1st and 2nd were 6.3 and 6.7, respectively. For Tetrahymena sp. in pond 1st and 2nd were 10.3 and 11.2 and Trichodina sp. were 8.9 and 6.7, respectively. The whole relation of water quality and parasite intensity on gill and skin to show light correlatin. But, relation of ammonia and Diplectanum sp. has been show severe correlation with pattern of positive regression. The final result can be conclused an evidence where Diplectanum sp. on fish culture is an indicator of high level ammonia with clinical sign of fish is gill damage or hyperplasia. High mortality caused by pathogen infestation and can be able consisted if other parameter where have relation with ammonia is rapid change with extreme.en_US
dc.description.abstractPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui timbulnya penyakit parasiter pada kerapu macan (E. fuscoguttatus) sebagai indikator penurunan kualitas lingkungan perairan sekitar budidaya dan mengetahui pengaruh penurunan kualitas air terhadap munculnya ektoparasit telah dilakukan mulai April hingga Mei 2009 di Laboratorium Balai Karantina Ikan Polonia sebagai tempat uji mikroskopis dan tambak UD. Sundoro sebagai uji lapang. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan korelasional. Analisis data diperoleh dengan mencari nilai insidensi dan intensitas ektoparasit pada kerapu macan. Untuk mengetahui pengaruh kualitas air dengan intensitas ektoparasit digunakan analisis regresi dan kuatnya hubungan tersebut digunakan korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata masing-masing parameter kualitas air petak I selama penelitian adalah: temperatur 30-34 C (di udara) dan 31- 37 C (30-40 cm dari permukaan air); Salinitas 20-26 ppt; Oksigen terlarut (DO) 5,64 mg/L; pH 7,29; Ammonia 0,93 mg/L dan Nitrit 0,02 mg/L sedangkan pada petak II selama penelitian adalah: temperatur 30-34 C (di udara) dan 32-37 C (30-40 cm dari permukaan air); Salinitas 20-26 ppt; Oksigen terlarut (DO) 6,39 mg/L; pH 7,36; Ammonia 0,68 mg/L dan Nitrit 0,021 mg/L. Dari total sampel sebanyak 144 ekor ikan, ektoparasit yang ditemukan pada insang adalah Diplectanum sp., Trichodina sp. dan Tetrahymena sp. sedangkan pada kulit ditemukan Benedenia sp. dan Trichodina sp. Nilai insidensi ektoparasit tertinggi pada insang di petak I adalah Diplectanum sp. (86,1%) sedangkan pada kulit adalah Benedenia sp. (31,9%). Pada petak II, nilai insidensi total tertinggi pada insang oleh Diplectanum sp. (66,7%) sedangkan pada kulit oleh Trichodina sp. (63,9%). Nilai rata-rata intensitas ektoparasit pada insang untuk Diplectanum sp. selama penelitian di Petak I adalah 6,3 dan Petak II adalah 6,7, Tetrahymena sp. di petak I adalah 10,3 dan petak II adalah 11,2, Trichodina sp. di petak I adalah 8,9 dan petak II adalah 6,7. Pada kulit, Intensitas Trichodina sp. di petak I adalah 14,7 dan pada petak II adalah 10,6. Secara keseluruhan hubungan kualitas air dengan intensitas parasit memiliki nilai korelasi yang lemah. Akan tetapi hubungan antara ammonia dengan Diplectanum sp. baik pada insang maupun kulit mempunyai nilai korelasi yang kuat dengan pola regresi linear positif. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa munculnya Diplectanum sp. yang ditandai dengan rusaknya insang (hyperplasia) merupakan indikator bahwa kandungan ammonia di lahan budidaya tersebut tinggi. Kematian tinggi akibat infestasi patogen dan toksisitas akan sangat mungkin terjadi apabila parameter air lain yang berhubungan dengan ammonia mengalami perubahan yang ekstrim.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectParameter Kualitas Airen_US
dc.subjectEktoparasiten_US
dc.subjectBudidaya Ikanen_US
dc.titleInfestasi Ektoparasit pada Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) di Lingkungan Budidaya Ikan Sistem Race-Way Wateren_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM077004006
dc.description.pages112 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record