| dc.description.abstract | Kota Pematangsiantar merupakan kota yang majemuk dalam hal etnis. Terdapat berbagai etnis seperti Jawa, Batak, Tamil, Minang, Tionghoa dan sebagainya. Etnis Tionghoa sebagai salah satu etnis di Pematangsiantar hanyalah berjumlah 9467 jiwa atau hanya 4% saja dari berbagai etnis. Jumlah itu tentunya sedikit akan tetapi meskipun sedikit mampu mendominasi dalam sektor bisnis. Tujuan penelitian ini ialah mengetahui bagaimana strategi para pedagang beretnis Tionghoa dalam mendominasi suatu arena bisnis di kota Pematangsiantar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif yaitu untuk menjelaskan bagaimana strategi pedagang beretnis Tionghoa dalam mendominasi suatu arena bisnis di Pematangsiantar. Lokasi penelitian berada di Jalan Merdeka dan Jalan Sutomo di Pematangsiantar. Subyek penelitian dalam penelitian ini yaitu para pedagang yang beretnis Tionghoa dan yang menjadi informannya adalah pedagang yang berbisnis ponsel. Teknik pengumpulan data yaitu dengan observasi, dan wawancara. Penelitian ini menggunakan teori Bourdieu yaitu tentang struktur dan agen, habitus, ranah, modal, praktik, dan dominasi yang semuanya saling berhubungan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi bisnis hingga bisa mendominasi arena bisnis ponsel oleh pedagang beretnis Tionghoa dipengaruhi oleh habitus, dan modal-modal serta praktik. Habitus pedagang etnis Tionghoa yaitu berdagang sejak kecil, berinvestasi dan memberikan pelayanan terbaik. Habitus mereka dipengaruhi oleh struktur yang masih direproduksi sampai sekarang bahwasanya orang Tionghoa berprofesi hanya sebagai pedagang, lalu pengaruh orangtua yang menjadi agen yang juga merupakan pedagang yang mengajarkan berdagang sejak kecil, hidup sederhana, memiliki etos kerja yang tinggi serta berinvestasi Selain habitus, modal juga mempengaruhi dalam mendominasi seperti modal ekonomi yaitu uang, harta, lalu ditambah modal sosial seperti membangun hubungan baik kepada distributor, pedagang lainnya yang beretnis sama dan kepada pelanggan dan ditambah dengan modal kultural yaitu bekerja keras, mengamalkan ajaran agama dan menggunakan waktu dengan baik. | en_US |