Analisis Faktor-Faktor Penyebab terjadinya Kredit Bermasalah pada Pt. Bank Xy Sentra Kredit Menengah Medan
View/ Open
Date
2013Author
Gultom, Parlin
Advisor(s)
Mulyani, Sri
Djanahar, Irwan
Metadata
Show full item recordAbstract
Rata-rata Ratio kredit bermasalah atau Non Performing Loan(NPL) di PT.
Bank XY Sentra Kredit Menengah Medan selama periode 2006 sampai dengan
2011 sebesar 9.45% atau masih berada diatas acuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia yakni maksimum 5%. Oleh karena itu perlu diteliti apa sebenarnya
faktor-faktor dominan penyebab terjadinya kredit bermasalah tersebut.
Untuk melakukan analisis terhadap tujuan yang telah ditetapkan data
dikumpulkan dari petugas kredit di PT Bank XY Sentra Kredit Menengah Medan
dengan cara meminta petugas kredit memberikan /mengisi pendapat atau
menjawab apa saja faktor yang penyebabkan kredit menjadi bermasalah.
Data dikumpulkan dari 20 orang petugas kredit pegawai PT.Bank XY Sentra
Kredit Menengah sebagai responden, responden yang dipilih merupakan pegawai
yang bertugas dalam bidang perkreditan yakni berasal dari unit bisnis dan unit
risiko kredit yang terdiri dari relationship manager, analis kredit, pemimpin
kelompok (penyelia) di unit sentra kredit menengah. Selajutnya data yang
terkumpul dianalisis dengan menggunakan Fishbone Analysis.
Fishbone diagram merupakan alat yang menampilkan cara sistematis
dengan melihat efek dan sebab-sebabnya yang membuat atau berkontribusi pada
efek tersebut. Fishbone Diagram adalah alat bantu dalam mengkategorikan dari
banyaknya potensi penyebab dalam cara yang tertib dan dalam mengidentifikasi
akar penyebab. Diagram sebab akibat ini dapat membantu mengekplorasi secara
lebih menyeluruh dari masalah-masalah dan dibelakang masalah yang akan
mengarah pada solusi yang lebih kuat.
Faktor-faktor yang berpotensi menjadi penyebab kredit bermasalah
dikelompokkan kedalam 3(tiga) faktor yaitu faktor internal bank, faktor debitur,
dan faktor eksternal. Faktor dominan penyebab kredit bermasalah jika dilihat dari
sudut internal bank adalah kelemahan analisa kredit dan monitoring. Jika dilihat
dari faktor debitur maka penyebab kredit bermasalah adalah perihal karakter dan
ketidakmampuan debitur mengelola usaha. Munculnya persaingan yang semakin ketat serta perubahan kondisi
ekonomi yang cepat, dapat menimbulkan perubahan perilaku negatif baik debitur
eksisting maupun calon debitur. Dengan kondisi tersebut maka petugas kredit
diharuskan meningkatkan integritas, kompetensi dan sense of crisis dalam
menghadapi setiap perubahan.
Bank merupakan badan usaha yang berfungsi menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam
bentuk kredit maupun dalam bentuk produk dan jasa lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Seiring dengan berjalannya waktu
setelah kredit direalisasikan bank akan menghadapi risiko yakni risiko kredit
bermasalah.Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisir risiko kredit, salah
satunya adalah dengan analisis 5C terhadap terhadap nasabah. Dalam berbagai
referensi menyebutkan bahwa factor C yang paling dominan dalam analisis
tersebut adalah Character. Character sangat penting didalami oleh petugas bank
sebelum kredit diberikan.
Charakter berkaitan dengan watak calon debitur untuk memenuhi
kewajiban-kewajibannya seperti memiliki komitmen, dan bersedia melunasi
hutangnya tepat waktu. Debitur yang memiliki karakter yang baik akan
berdampak positif terhadap kualitas NPL bank
Faktor lain yang dapat mempengaruhi kredit bermasalah adalah nilai
kredit yang disalurkan, manajemen risiko, krisis ekonomi, tingkat suku bunga
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Dalam penelitian ini dapat disampaikan bahwa faktor dominan yang
menyebabkan kredit bermasalah dari sudut intern bank adalah pelaksanaan
verifikasi yang kurang mendalam serta pengawasan lemah sedangkan dari sudut
debitur faktor penyebab dominan yang menyebabkan kredit bermasalah adalah
karakter debitur yang kurang baik dan ketidakmampuan mengelola usahanya.
Fasilitas kredit selalu berpotensi menjadi bermasalah, oleh karena itu
untuk mencegah meningkatnya kredit bermasalah bank harus secara konsisten
menerapkan prosedur pemberian kredit yang sehat, melakukan fungsi pengawasan
dan monitoring untuk mendeteksi dan mengetahui secara dini apa gejala-gejala
yang akan menimbulkan kredit menjadi bermasalah. Dengan adanya pengawasan
tersebut akan membantu bank meminimalisir risiko kredit yang akan terjadi.
Geladikarya ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kredit
bermasalah baik dari faktor internal bank, faktor debitur maupun dari faktor
eksternal. Mengetahui faktor dominan yang cenderung menyebabkan kredit
bermasalah dan mengetahui upaya yang dilakukan bank untuk menekan angka
kredit bermasalah dengan harapan ratio kredit bermasalah (NPL) akan relatif lebih
rendah (NPL < 5%).