Pseudomonas Aeruginosa pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Eksaserbasi Akut dan Hubungannya dengan Derajat Keparahan PPOK
View/ Open
Date
2010Author
Artika, Novriyanti Dewi
Advisor(s)
Abidin, Alwinsyah
Kusumawati, R. Lia
Metadata
Show full item recordAbstract
Pseudomonas aeruginosa plays an important role in acute
exacerbation of chronic obstructive pulmonary disease (COPD). Since
exacerbation caused by this bacteria results in worsening lung function,
and high rate of morbidity and mortality, it is necessary to manage
Pseudomonas aeruginosa course adequately and efficiently. Then,
obtaining the role of Pseudomonas aeruginosa during exacerbation is
important to guide the appropriate antibiotic treatment and find out the
association between this bacteria and severity of copd is another benefit in
treating patients with acute exacerbation of COPD.
A cross sectional study was conducted on 50 patients who were
hospitalized due to exacerbation of COPD in Internal Medicine ward of H.
Adam Malik General Hospital since August 2009 –June 2010. History of
illness, physical examination, chest radiograph, spirometry and sputum
culture were obtained from the patients. Statistical analysis was done
using chi-square test and Anova test.
Pseudomonas aeruginosa counted as the fourth most common
bacteria in this study. Bacterial pattern during exacerbation were consist of
4 most common bacteria including Klebsiella pneumonia (20.37%) ,
Staphylococcus aureus (18.52%), Klebsiella ozaenae (11.11%) dan,
Pseudomonas aeruginosa (9.26%). Pseudomonas aeruginosa was found
related to severe degree of COPD (FEV1 < 50%pred) significantly
(p=0,05). All of the bacteria has very high sensitivity to meropenem
(100%), followed by amikacin (96,88%), gentamycin (93,75%), kanamycin
(84,38%), cefotaxim (78,12%), and levofloxacin (75%). Meanwhile, the
most common found resistant antibiotics are tetracyclin dan amoxycillin
(84,38), followed by ampicilin (81,25%).
In conclusion, Pseudomonas aeruginosa was found as the fourth
most common bacteria in this study and was related to severe degree of
COPD. Pseudomonas aeruginosa memegang peranan penting pada
eksaserbasi Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Eksesarbasi oleh
kuman ini menyebabkan perburukan fungsi paru, morbiditas dan
mortalitas yang tinggi, sehingga diperlukan penanganan yang adekwat
dan efisien. Maka perlu diketahui peranan kuman ini saat eksaserbasi
sebagai panduan terapi antibiotik yang tepat dan informasi mengenai
hubungannya dengan derajat keparahan PPOK memberi manfaat
tambahan dalam penanganan pasien-pasien dengan eksaserbasi akut.
Sebuah penelitian potong lintang dilakukan terhadap 50 orang
pasien yang dirawat karena eksaserbasi PPOK di ruang rawat inap
Penyakit Dalam RSUP H. Adam Malik Medan mullai Agustus 2009- Juni
2010. Dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, foto toraks, spirometri dan
kultur sputum. Analisa statistik menggunakan uji chi-square dan Anova.
Pseudomonas aeruginosa menempati urutan ke-4 kuman
terbanyak pada penelitian ini. Pola kuman pada saat eksaserbasi meliputi
Klebsiella pneumonia (20.37%) , Staphylococcus aureus (18.52%),
Klebsiella ozaenae (11.11%) dan, Pseudomonas aeruginosa (9.26%).
Pseudomonas aeruginosa ditemukan berhubungan dengan PPOK derajat
berat (FEV1 <50% prediksi, p=0,05). Semua bakteri memiliki sensitivitas
yang sangat tinggi terhadap meropenem (100%), diikuti amikasin
(96,88%), gentamisin (93,75%), kanamisin (84,38%), sefotaksim
(78,12%), and levofloksasin (75%). Sementara itu, antibiotik yang paling
banyak resisten adalah tetrasiklin dan amoksisilin (84,38), diikuti ampisilin
(81,25%).
Pseudomonas aeruginosa menempati urutan ke-4 kuman
terbanyak pada penelitian ini dan berhubungan dengan PPOK derajat
berat.
Collections
- Master Theses [404]