Show simple item record

dc.contributor.advisorLindarto, Dharma
dc.contributor.authorPurba, Ameliana Safitri
dc.date.accessioned2021-07-23T03:04:06Z
dc.date.available2021-07-23T03:04:06Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/37408
dc.description.abstractBackground Increasing life expectacy is ussualy in line with increasing prevalence of metabolic diseases, especially diabetes mellitus (DM). Cardiovascular disease is the main cause of morbidity and mortality in diabetic patient. Endothelial dysfunction will carry out in plaque establishment, progression and rupture. The mechanism of endothelial hindrance is interceded by inhibitor molecule of endogene nitric oxide sinthase (NOS), which is known ASYMMETRICAL DIMETHYLARGININE (ADMA). Risk factor of disturbance endothelial vasodilator function is due to the accumulation of ADMA. By blockading NO generation, ADMA can begins the process of atherogenesis, plaque progression and rupture. Datas so far about ADMA in type-2 DM patients in Indonesia were not greatly published yet, which is still interesting to be analyzed. OBJECTIVE To find out the difference of ADMA rate in controlled and uncontrolled blood glucose rate patients and the relation between HbA1c with ADMA. METHOD The research had been done since January 2009 until June 2009 with cross sectional method. The amount of participant examined 44 which randomly chosen from type-2 controlled blood glucose rate DM outpatient from division of Endocrinology and Metabolic clinic in Adam Malik General Hospital. Of all patients were performed anamneses, physical diagnostic, blood glucose examination, HbA1c, and ADMA. Controlled blood glucose was established if HbA1c less equal than 7%. RESULT Of 44 samples the average age (58.70 ± 9.,059) yo , average ad random blood glucose rate (194.89 ± 79.310) mg/dl, average HbA1c (8.395 ± 2.5134) %, and average ADMA (0.9161 ± 0.399) μmol/L. There were 20 (45.45%) controlled blood glucose samples. Positive relation discovered between age and ADMA in uncontrolled blood glucose group (r = 0.,535 ; p= 0.007). The mean ADMA in uncontrolled group was higher than the controlled one (1.03 ± 0.507 vs 0.779 ± 0.1166) μmol/L. Discovered unsignificant relation between ad random blood glucose rate and HbA1c with ADMA in controlled blood glucose group (respectively p = 0.94 ; p= 0.442) and uncontrolled (respectively p = 0.925; p = 0.933). CONCLUSION This research did not find significant relation between blood glucose rate and HbA1c with ADMA in ad random type-2 DM patients. The average of ADMA rate in uncontrolled blood glucose group is higher than the controlled one. Discovered positive relation between age and ADMA in uncontrolled blood glucose rate.en_US
dc.description.abstractLatar Belakang Meningkatnya angka harapan hidup akan meningkatkan prevalensi penyakit metabolik, terutama diabetes mellitus (DM). Sedangkan penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada pasien DM. Disfungsi endotelial akan membawa terjadinya pembentukan plak, progresi dan ruptur. Mekanisme gangguan endotelial diperantarai sebuah molekul inhibitor endogen nitrit okside sintase (NOS) yang dikenal dengan asimetrikal dimetilarginin (ADMA). Faktor resiko gangguan fungsi vasodilator endotelial disebabkan karena akumulasi ADMA. Dengan blokade generasi NO, ADMA dapat memulai proses-proses dalam atherogenesis, progresi plak dan ruptur plak. Sejauh ini data mengenai ADMA pada pasien DM tipe 2 belum banyak dipublikasikan di Indonesia, sehingga menarik untuk diteliti. Tujuan Untuk mengetahui perbedaan nilai ADMA pada pasien DM tipe 2 yang terkendali dan tidak terkendali (dinilai berdasarkan HbA1c) dan hubungan antara HbA1c dengan nilai ADMA. Metode Penelitian dilakukan mulai bulan Januari 2009 sampai dengan Juni 2009 dengan metode potong lintang. Jumlah peserta yang diperiksa adalah 44 orang yang dipilih acak dari pasien DM tipe 2 yang berobat rawat jalan di poliklinik penyakit Endokrin dan Metabolik RS HAM. Dilakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan kadar gula darah, HbA1c dan ADMA. Dikatakan kadar gula darah terkendali jika HbA1c ≤ 7 %. Hasil Dari 44 sampel, didapatkan rerata umur (58,70 ± 9,059) tahun, rerata kadar gula darah sewaktu (194,89 ± 79,310) mg/dl, rerata HbA1c (8,395 ± 2,5134) % dan rerata ADMA (0,9161 ± 0,399) μmol/L.Terdapat 20 (45,45%) sampel dengan kadar gula darah terkendali. Didapatkan hubungan positif antara umur dan kadar ADMA pada kelompok kadar gula darah yang tidak terkendali (r = 0,535 ; p= 0,007). Nilai rerata ADMA pada kelompok kadar gula darah tidak terkendali lebih tinggi dibanding kelompok dengan kadar gula darah terkendali (1,03 ± 0,507 vs 0,779 ± 0,1166) μmol/L. Didapatkan hubungan yang tidak bermakna antara KGD sewaktu dan HbA1c dengan ADMA pada kelompok dengan kadar gula darah terkendali (masing-masing p = 0,694 ; p= 0,442) dan yang tidak terkendali (masing-masing p = 0,925; p = 0,933). Kesimpulan Penelitian ini tidak mendapatkan hubungan bermakna antara HbA1c dengan kadar ADMA pada pasien DM tipe 2. Rerata ADMA pada pasien dengan kadar gula darah tidak terkendali lebih tinggi dari yang terkendali. Terdapat hubungan positif antara umur dan kadar ADMA pada kelompok kadar gula darah yang tidak terkendali.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectAsymmetrical Dimethylarginineen_US
dc.subjectDM Tipe 2en_US
dc.subjectDisfungsi Endotelen_US
dc.subjectHbA1cen_US
dc.titleHubungan Kendali Kadar Gula Darah dengan Asymmetrical Dimethylarginine (ADMA) pada Pasien DM Tipe 2en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM057101001
dc.description.pages80 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record