Hubungan antara Kadar Hemoglobin dan Nilai Rasio Jantung Toraks pada Penderita Anemia Berat Kronis
View/ Open
Date
2010Author
Wahyuni, Fera
Advisor(s)
Ali, Muhammad
Lubis, Bidasari
Metadata
Show full item recordAbstract
Background Chronic severe anemia usually increases cardiac output when the hemoglobin level is below or equal to 7 g/dL for more than three months. Chronic severe anemia is associated with a high incidence of cardiac enlargement and congestive heart failure.
Objective To determine the relationship between hemoglobin level and cardiothoracic ratio in children with chronic severe anemia.
Methods A cross-sectional study was conducted in Haji Adam Malik Hospital Medan, Indonesia in October 2009 to December 2009. Consecutive samples were 1 year to 15 years old chronic severe anemia children. Hematological data was collected at the beginning of the study. The heart is considered enlarged if the cardiothoracic ratio is more than 50 per cent (0.50) in chest roentgenogram. Univariate analysis and linear regression were performed.
Results Thirty samples were enrolled to study. The mean of age was 115.7 months (SD 56.95). The hemoglobin level values ranged from 2.1 to 6.9 g/dL. The mean of hemoglobin was 4.7 g/dL (SD 1.48). Enlargement of the heart was found in 27 patients (90%). The cardiothoracic ratio in these patients varied from 0.52 to 0.69. There was a significant association between hemoglobin and CTR with quite strong correlation (P < 0.05 and r = - 0.612). Based on the line equation, Y represent of CTR = 0.66 – 0.03(hemoglobin), with this equation we can predict cardiothoracic ratio if hemoglobin level is noted.
Conclusion We concluded there was a strong enough relation between hemoglobin level and cardiothoracic ratio in children with chronic severe anemia.
Lower hemoglobin level is associated with greater alteration in cardiothoracic ratio. It is also possible that low hemoglobin level is a marker of the alteration of cardiothoracic ratio. Latar belakang Pada anemia berat kronis terjadi peningkatan cardiac output yaitu ketika kadar hemoglobin di bawah atau sama dengan 7 g/dL selama lebih dari tiga bulan berturut-turut. Anemia berat kronis dihubungkan dengan peningkatan kejadian pembesaran jantung dan gagal jantung.
Tujuan Untuk mengetahui hubungan antara kadar hemoglobin dengan rasio jantung toraks pada anak anemia berat kronis.
Metode Suatu penelitian cross sectional dilaksanakan di RS. Haji Adam Malik Medan, Indonesia pada bulan Oktober 2009 sampai dengan Desember 2009. Sampel diambil secara consecutive samples yaitu anak usia 1 tahun sampai 15 tahun yang menderita anemia berat kronis. Data hematologi diambil pada awal penelitian. Jantung dinyatakan membesar bila pada pemeriksaan foto toraks didapati rasio jantung toraks lebih dari 50 persen (0.50). Penelitian ini menggunakan analisa univariat dan regresi linier.
Hasil Tiga puluh sampel diikutkan pada penelitian ini. Rerata usia anak yaitu 115.7 bulan (SD 56.95). Kadar hemoglobin antara 2.1 sampai 6.9 g/dL. Rerata kadar hemoglobin adalah 4.7 g/dL (SD 1.48). Pembesaran jantung ditemukan pada 27 pasien (90%). Rasio jantung toraks bervariasi antara 0.52 sampai 0.69. Hubungan kadar hemoglobin dan rasio jantung toraks menunjukkan hasil yang bermakna dengan nilai P = 0.001 (P < 0.05). dan koefisien korelasi Pearson adalah r = - 0.612. Berdasarkan persamaan garis Y= 0.66 – 0.03 (hemoglobin), dengan nilai Y adalah mewakili RJT, dengan rumus tersebut dapat memperkirakan nilai RJT sesuai dengan kadar hemoglobin yang diketahui.
Kesimpulan Data penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kadar hemoglobin dan RJT pada anak penderita anemia berat kronis. Semakin rendah kadar hemoglobin, maka semakin besar pula nilai rasio jantung toraks. Hal ini memungkinkan bahwa kadar hemoglobin rendah sebagai tanda bahwa telah terjadi perubahan rasio jantung toraks.
Collections
- Master Theses [351]