dc.description.abstract | Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Adakah Korelasi yang signifikan antara Aliran darah
Corpus Luteum dengan Konsentrasi serum Progesteron pada Fase Luteal wanita infertil.Dan untuk menilai
parameter manakah dari Aliran Darah Corpus Luteum yang menjadi Prediktor terbaik untuk menegakkan diagnosa
Defek Fase Luteal sebagai parameter diagnostik alternatif selain melalui penilaian Kadar Serum Progesteron
Rancangan Penelitian : Penelitian ini merupakan suatu penelitian survei analitik dengan menggunakan rancangan
potong lintang (cross sectional study),dilaksanakan di Unit / Sub-Divisi Teknologi Reproduksi Bayi Tabung, Divisi
FER, Dept Obgin ,FK-USU “Halim Fertility Centre”, Medan,berlangsung dimulai dari 1 November 2010 sampai
dengan 30 April 2011. Sampel penelitian adalah semua wanita infertil yang merupakan wanita usia reproduksi ( 15 –
45 tahun ) yang yang dilakukan dengan Consecutive Sampling diseleksi menurut kriteria inklusi dan eksklusi yang
datang memeriksakan diri ,kemudian yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia ikut serta,diambil sebagai sampel
penelitian. Dengan rumus Korelasi Pearson (r = 0.433) dari liteartur, didapatkan sebanyak 41 sampel. Data – data
yang dikumpulkan dibuat dalam Tabulasi Induk, diolah secara komputerisasi dengan menggunakan SPSS versi
19.0. Data disajikan dengan nilai Rata-rata ± Standar Deviasi . Data disajikan dalam bentuk Grafik Scattered Dot.
Untuk melihat hubungan signifikansi antar variabel dilakukan dengan analisis korelasi Pearson dan dinyatakan
bermakna jika nilai p < 0.05, dan dengan menggunakan nilai r untuk melihat kuatnya hubungan antar variabel
penelitian. Hubungan akan semakin kuat jika mendekati nilai +1 atau -1Arah korelasi dinyatakan positif (+) jika
ditemukan variabel yang satu berbanding lurus dengan variabel yang lainnya dan negatif (-) jika ditemukan variabel
yang satu berbanding terbalik dengan variabel yang lainnya
Material dan Metode Penelitian : Tiap responden yang memenuhi kriteria inklusi masing masing diberikan Chart
Suhu Basal Badan untuk dicatat suhu basal badannya pada pagi hari setiap hari selama 28 hari. Hari ke 14
diperkirakan merupakan suhu terendah selama siklus, dan dinyatakan sebagai hari ovulasi. Setelah ovulasi,
terbentuk Corpus Luteum yang memproduksi Progesteron. Puncak fase Luteal yaitu 7 hari setelah ovulasi. Pada hari
ke 21 pasien diminta datang untuk dilakukan pemeriksaan konsentrasi serum progesteron,dan selanjutnya dilakukan
USG Power Doppler Transvaginal untuk menilai Aliran darah Corpus Luteum (PSV,EDV,PI,RI,Volume Corpus
Luteum), kemudian data dikumpulkan sampai 41 sampel terpenuhi dan ditabulasi, lalu dilakukan Uji Korelasi
Pearson.
Hasil Penelitian : Dengan uji korelasi Pearson, secara statistik ditemukan hubungan yang bermakna antara kadar
serum Progesterone dan Peak Systolic Velocity (PSV) pada Corpus Luteum dengan nilai p=0.000 (p<0.05) dan
ditemukan hubungan korelasi positif dengan kekuatan kuat dengan nilai r = 0.567. Ditemukan hubungan yang
bermakna antara kadar serum Progesterone dan End Diastolic Velocity (EDV) pada Corpus Luteum dengan nilai
p=0.000 (p<0.05) dan ditemukan hubungan korelasi positif dengan kekuatan kuat dengan nilai r = 0.604 Ditemukan
hubungan yang bermakna antara kadar serum Progesteron (ng/ml) dan Pulsatility Index pada Corpus Luteum dengan
nilai p = 0.032 (p<0.05) dan ditemukan hubungan korelasi negatif dengan kekuatan lemah dengan nilai r = -0.332.
Ditemukan hubungan yang bermakna antara kadar serum Progesteron dan Resistance Index pada Corpus Luteum
dengan nilai p = 0.002 ( p < 0.05 ); dan ditemukan hubungan korelasi negatif dengan kekuatan sedang dengan nilai r
= - 0.463. Ditemukan hubungan yang tidak bermakna antara kadar serum Progesteron dan Volume Corpus Luteum
(mm3) dengan nilai p = 0.992 ( p > 0.05 ) dan ditemukan hubungan korelasi positif dengan kekuatan sangat lemah dengan nilai r = 0.002. Diperoleh nilai cut off point dari Pulsatility Index (PI) sebagai alat diagnostik yang paling
baik nilai AUC-nya (AUC=70,1%) dibandingkan dengan variabel-variabel prediktor (alat diagnostik ) lainnya
pada defek fase luteal adalah 1,085 dengan sensitivitas 73,3 % dan spesifisitas 66,7 %.
Kesimpulan : Ada korelasi yang bermakna antara Peak Systolic Velocity (PSV) Aliran Darah Corpus Luteum
dengan Konsentrasi Serum Progesteron dan ditemukan hubungan korelasi positif dengan Kekuatan Korelasi sedang.
Ada korelasi yang bermakna antara End Diastolic Velocity (EDV) Aliran Darah Corpus Luteum dengan Konsentrasi
Serum Progesteron dan ditemukan hubungan korelasi positif dengan Kekuatan Korelasi kuat. Ada korelasi yang
bermakna antara Pulsatility Index Aliran Darah Corpus Luteum dengan Konsentrasi Serum Progesteron dan
ditemukan hubungan korelasi negatif dengan Kekuatan Korelasi lemah .Ada korelasi yang bermakna antara
Resistance Index Aliran Darah Corpus Luteum dengan Konsentrasi Serum Progesteron dan ditemukan hubungan
Korelasi negatif dengan Kekuatan Korelasi sedang. Ada Korelasi yang tidak bermakna antara Volume Corpus
Luteum (mm3) dengan Konsentrasi Serum Progesteron dan ditemukan hubungan korelasi positif dengan kekuatan
Korelasi sangat lemah Diperoleh nilai Pulsatility Index (PI) sebagai nilai untuk alat diagnostik yang paling baik ,
dimana nilai AUC-nya (AUC=70,1%) dibandingkan dengan variabel-variabel prediktor (alat diagnostik ) lainnya
pada defek fase luteal ,dengan nilai cut-off point nya adalah 1,085 dengan sensitivitas 73,3 % dan spesifisitas 66,7
%. | en_US |