Show simple item record

dc.contributor.advisorSilalahi, Roswita
dc.contributor.advisorKahar, Irawaty
dc.contributor.authorManurung, Evy Sofia
dc.date.accessioned2021-07-24T10:14:40Z
dc.date.available2021-07-24T10:14:40Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/37662
dc.description.abstractThe objectives of this reserach are to either describe the translation strategies or to know and to measure the readibility of Bersiteguh Mengurai Benang Kusut di Sibolangit text. The research method applied is qualitative descriptive approach and the data presentation is in embeded research. This research does not only analyze the kinds of translation strategy but also the readibility of Bersiteguh Mengurai Benang Kusut di Sibolangit text. It is conducted by applying document analysis approach. The unit analysis are Consistent in Loosening Tangled Thread in Sibolangit text consists of 161 sentences, 3.527 English words and Bersiteguh Mengurai Benang Kusut di Sibolangit text consists of 161 sentences, 3.158 Indonesian words. The findings show that there are eight translation strategies applied in this research. They are: (1) borrowing: 7,45%, (2) calque: 9,32%, (3) literal translation: 10,56%, (4) transposition: 13,04%, (5) modulation: 18,01%, (6) adaptation: 10,56%, (7) functional equivalent : 16,77%, (8) descriptive equivalent (14,29%). Modulation strategy has the highest frequency of all. The readibility of Bersiteguh Mengurai Benang Kusut di Sibolangit text is in difficult category text. It was found clearly from the Fry Graphics. If the readibility number is above 11, it is a difficult category text, if they are among 9,10,11 called standard/appropriate category text, below 11 is in easy category text and it will be invalid if it is in “shaded in area”. The readibility number of Bersiteguh Mengurai Benang Kusut di Sibolangit text is shown in “17” area. That is why it is categorized as a difficult text. The text is “difficult” means here that the text is standard to the target readers namely the civil servants of Bappeda Deli Serdang, that most of them are from S1 and S2. The inaccuracy of translation process must be prevented so that the appropriate readibility can be gained.en_US
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi yang digunakan dalam proses penerjemahan serta mengetahui dan mengukur tingkat keterbacaan teks Bersiteguh Mengurai Benang Kusut di Sibolangit. Metode penelitian yang diterapkan adalah metode deskriptif kualitatif dengan penyajian data dalam bentuk penelitian terpancang (embeded research). Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan analisis dokumen. Unit analisis adalah teks Consistent in Loosening Tangled Thread in Sibolangit terdiri dari 161 kalimat dengan 3.527 kata bahasa Inggris dan teks Bersiteguh Mengurai Benang Kusut di Sibolangit terdiri dari 161 kalimat dengan 3.158 kata bahasa Indonesia. Hasil temuan menunjukkan bahwa terdapat delapan jenis strategi penerjemahan yang digunakan pada proses penerjemahan teks Bersiteguh Mengurai Benang Kusut di Sibolangit yakni: (1) borrowing: 7,45%, (2) calque: 9,32%, (3) literal translation: 10,56%, (4) transposisi: 13,04%, (5) modulasi: 18,01%, (6) Adaptasi: 10,56%, (7) pemadanan fungsional : 16,77%, (8) pemadanan deskriptif (14,29%). Dari delapan jenis strategi penerjemahan yang diaplikasikan, strategi dengan frekuensi tertinggi adalah strategi modulasi (18,01%). Strategi Modulasi yang mendominasi teks Bersiteguh Mengurai Benang Kusut di Sibolangit. Tingkat keterbacaan teks Bersiteguh Mengurai Benang Kusut di Sibolangit berada pada level teks yang sulit. Hal ini terlihat jelas dari hasil analisis tingkat keterbacaan yang jatuh pada wilayah “17”. Uraian tentang tingkat keterbacaan ialah teks sulit bila memiliki tingkat keterbacaan di atas 11, teks sesuai bila memiliki tingkat keterbacaan 9, 10, 11, dan teks mudah bila di bawah 9; dan invalid bila berada pada garis arsir hitam. Teks “sulit”dalam hal ini sesuai dengan pembaca target yakni para PNS Bappeda Deli Serdang yang mayoritas berlatar pendidikan S1 dan S2. Kekurangakuratan dalam proses penerjemahan perlu dihindari agar terciptanya tingkat keterbacaan yang standar/sesuai, mudah di pahami dan tidak terjadi distorsi atau bahkan hilangnya makna bahasa sumber pada teks terjemahan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectStrategi Penerjemahanen_US
dc.subjectKesepadananen_US
dc.subjectTingkat Keterbacaanen_US
dc.subjectGrafik Fryen_US
dc.titleAnalisis Strategi Penerjemahan dan Tingkat Keterbacaan Teks Bersiteguh Mengurai Benang Kusut di Sibolangiten_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM117009010
dc.description.pages102 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record